BAB 57

161 21 0
                                    

Ø Mungkin ada beberapa typo

Ø Bahasa Baku dan Non-Baku

Ø EYD masih belum sempurna

Ø Cerita bertemakan LGBT/sesama jenis/boys love/boyXboy/gay/YAOI/MPREG

Ø Dewasa 21+

Ø Adegan seks eksplisit

Jika tidak suka dengan genre cerita yang saya buat, saya tidak memaksa untuk membaca.

Selamat Membaca dan Selamat Menikmati!

***



“Kita mau ke mana, Van?” Satya menatap Elvan penuh keheranan kala taksi yang mereka tumpangi tidak menuju ke kosan.

“Kita akan ke toko pakaian untuk membeli setelan jas,” jawab Elvan.

Hari ini Elvan memang berencana untuk mengajak Satya makan malam di restoran sederhana. Lalu setelah itu mengajaknya ke toko pakaian untuk membeli setelan jas yang akan digunakan pada hari wisuda suaminya yang tinggal beberapa hari lagi.

“Membeli setelan jas? Untuk apa?”

“Tentu saja untuk acara wisudamu nanti, Sat.”

“Kenapa harus membeli setelan jas?” nada suara Satya terdengar tidak suka. “Kita kan bisa menyewa, toh cuma dipakai sehari aja. Dan itu juga nggak dipakai seharian penuh. Buang-buang uang saja kalau harus membeli setelan jas baru.”

Elvan hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan kala Satya sudah berada dalam mode hemat. Jika sudah seperti ini, Elvan harus mengeluarkan mode sabarnya untuk memberikan keterangan yang masuk akan dan bisa diterima oleh suaminya itu.

“Aku hanya ingin memberikan yang terbaik di hari wisudamu, karena itu adalah hari terpenting dan sekali dalam seumur hidupmu.” Elvan dengan sabar memberikan pengertian sekaligus alasan.

Satya menghela napas. “Tapi itu buang-buang uang, Van. Mending uangnya disimpan untuk ke London nanti.”

“Kamu tenang saja. Aku masih memiliki banyak uang dan tabungan. Jadi kamu tidak perlu memikirkan itu.” Elvan memukul pelan paha Satya.

Ia ingin sekali menggenggam tangan suaminya dan mengelus punggung tangannya, tetapi mengingat saat ini mereka berada dalam taksi dan kemungkinan sopir bisa melihat tindakannya, membuat Elvan harus menahan keinginannya.

Satya terdiam dan tidak mengatakan apa-apa lagi hingga taksi berhenti di depan sebuah toko pakaian. Dulu Elvan selalu membeli semua setelan jasnya di toko ini karena toko ini adalah toko pakaian langganan keluarganya. Elvan membayar biaya taksi dan segera keluar diikuti oleh Satya. Mereka memasuki toko yang langsung disambut oleh seorang wanita muda.

Pramuniaga wanita itu membawa mereka ke sebuah ruangan khusus setelan jas setelah Elvan mengatakan bahwa mereka memerlukan setelan jas. Satya memandang ruangan itu penuh kagum saat melihat begitu banyak model jas yang dipajang.

Elvan menatap Satya dan berkata, “Lihat-lihatlah dulu dan ambil jika ada yang cocok atau ada yang kamu sukai.”

Satya mengalihkan pandangannya dari menatap setelan jas yang berjajar dan yang digantung ke wajah Elvan. Keengganan tampak jelas di wajah Satya, tetapi ia tidak mengatakan apa-apa karena pramuniaga wanita itu masih setia menunggu mereka. Sementara Elvan hanya memberi isyarat melalui matanya untuk Satya melihat-lihat setelan jas. Dan dengan berat hati Satya melangkahkan kakinya menghampiri setelan jas yang berjajar rapi untuk melihat-lihat.

Elvan hanya bisa tersenyum kecil sebelum akhirnya ia menatap pramuniaga dan mengatakan ukuran serta model jas yang biasa ia kenakan. Pramuniaga wanita itu segera pergi meninggalkan mereka untuk mengambil setelan jas seperti yang Elvan minta. Sambil menunggu Satya melihat-lihat jas, Elvan juga ikut melihat dan memilih beberapa jas yang sekiranya cocok untuk ayah mertua dan adik iparnya.

Belahan Jiwa [BL | MPREG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang