Sirine ambulan berbunyi, orang bergerombol mengelilingi seorang gadis yang sudah berlumuran darah. Kabarnya ia jatuh dari lantai 13. Gadis itu menatap langit malam yang tak berbintang. Ia berharap bisa bahagia namun sampai terakhir nya hanya kemalangan yang menghampirinya.
"Kumohon di kehidupan selanjutnya. Aku dapat bahagia"
Setelah mengatakan itu. Ia menutup kedua matanya, semua gelap gulita ia sudah siap untuk pergi dari dunia ini. Tetapi keanehan terjadi seseorang menguncang tubuhnya.
.
.
.
."Hey bangunlah cepat! Atau pengasuh akan menghukum kita" gadis kecil berambut pink membuka matanya. Ia tampak kebingungan dengan sekitar dan gadis di depannya.
"Gadis kecil aku dimana?"tanya gadis berambut pink kepada gadis itu.
"Kau sakit? Apakah kau hilang ingatan? Kau juga gadis kecil hey Pink" Bingung si gadis berambut hitam. Gadis yang dipanggil pink itu bingung. Tiba-tiba sejumlah ingatan masuk ke dalam otaknya. Ia menatap cermin yang berada di sampingnya.
"Wah" kagumnya melihat pantulan gadis berambut pink cantik. Namun yang ia sayangkan adalah nasib nya. Ia bertransmigrasi menjadi tumbal keluarga yang mempunyai sihir kegelapan. Ia masuk ke dalam novel "Magic or Love". Dimana novel itu adalah novel yang terakhir kali ia baca sebelum kematian.
"Hay pink kau baik-baik saja? Ayolah nanti kita akan dimarahi jika terlambat!" Ucap gadis berambut hitam itu.
"Pergilah hitam. Aku akan menyusul mu" Hitam pasrah dan pergi duluan meninggalkan Pink di kamar. Pink kini sedang mengingat isi novel yang ia masuki.
Magic or Love menceritakan tentang seorang gadis bernama Anexa yang memiliki sihir Cahaya yang sangat langka. Ia sangat di istimewakan saat sihir itu diketahui oleh orang-orang. Di Kerajaan Oraiga menjunjung sihir di atas segalanya. Saat Raja tau bahwa Anexa memiliki sihir cahaya, ia diberikan gelar khusus sehingga semua perhatian menuju kepadanya. Ia dicintai oleh Putra Mahkota namun ia lebih memilih patner nya di menara sihir. Disini peran yang dijalani oleh pink adalah pemeran figuran untuk mengawali kisah Magic or Love.
Sekarang Pink harus cari cara untuk melarikan diri dari panti asuhan ini sebelum dijual. Sebenarnya ini adalah tempat penjualan anak kecil untuk bangsawan-bangsawan yang menyesatkan. Pink mencoba mengingat jalur yang pernah ia lalui. Ia tak bisa menunda lagi untuk tinggal ditempat ini. Ia hanyalah anak yang berusia 5 tahun, tubuh nya penuh memar yang tak wajar. Ia tak ingin disiksa lagi oleh pengasuh disini. Bahkan ia tak memiliki nama sekarang, ia tak ingin lagi mati untuk kedua kalinya.
Cuaca hari itu bersalju lebat. Diluar di penuhi banyak salju yang dapat menghalangi jalan. Setelah mendapatkan kain yang agak panjang Pink memulai rencana pelariannya. Ia mengendap-endap sekarang mumpung suasana lagi sepi saat itu. Semua sedang berkumpul di aula. Ia terus melangkah untuk menuju pintu keluar.
Deg! Tiba-tiba lewat seseorang membuat Pink bersembunyi di balik tembok. Tubuh nya yang kecil memudahkan nya dalam pelarian ini. Mata Pink berbinar saat pintu itu tepat berada di depannya dengan langkah cepat ia menarik gagang itu dan lari dari sana.
"Pink! Pink! Dimana kau! Dasar tikus itu kemana dia pergi! Aku akan menghukumnya nanti" teriak seseorang. Pink terus menerobos masuk dalam tumpukan salju.
Tubuhnya menggigil tetapi ia tak boleh berhenti. Ia akan terus berjalan kemana kakinya menuntun.
"Semangat! Kau tidak boleh membiarkan kemalangan itu datang ke kehidupan mu kali ini!" Gumam nya dengan hembusan nafas yang berasap.
"Hey berhenti disana!" Teriak seseorang dari belakang. Ketika Pink menoleh jantung berdebar bukan jatuh cinta namun itu ketakutan. Itu pengasuh nya yang mengejarnya.
Pink berlari di tumpukan salju. Hingga akhirnya ia keluar ke jalan raya. Ia terus berlari hingga tak sadar seseorang berada tepat di depannya.
Duk! Pink terjatuh saat ia merasa menabrak sesuatu. Ia mendongak, ternyata ia menabrak seorang pria bertubuh besar darinya. Pria itu menatap tajam padanya.
"Berhenti disitu anak nakal!" Pengasuh itu menghampirinya. Pink sekarang bingung harus apa, lututnya lemas ia tak dapat berlari lagi sekarang.
"Apakah dia anak mu?" Tanya pria itu.
"Ya Tuan. Maafkan anak saya yang sudah bersikap tidak sopan kepada anda" ucap pengasuh itu. Jalan pikiran Pink buntu kini cambukan menghantui pikirannya. Ia begitu takut untuk kembali ke sana.
"Bawa anak mu pergi. Salju turun dengan lebat hari ini" ucap pria itu dan hendak pergi. Namun Pink menahan kakinya, pria itu melihat kearah Pink yang kini memeluk kaki itu.
"Tuan tolong bawa aku pergi hiks. Aku tidak ingin mati tuan,hiks. Aku bisa jadi pelayan mu atau kau bisa menjadikan aku pajangan rumah mu,hiks. Asalkan aku pergi dari sini"Pink dibanjiri air mata serta ingus yang keluar dari lubang hidungnya. Pengasuh itu pun tampak kesal dan mencoba melepaskan Pink dari kaki pria itu. Tetapi Pink makin mengeratkan pelukannya.
Pria itu hanya mampu menggelengkan kepalanya. Pengasuh itu kesulitan melepaskan Pink hingga hanya mampu melepaskan sehelai kain yang menutupi kepalanya. Pria tadi yang seolah tak peduli kini membulatkan matanya melihat gadis itu berambut pink. Ia kemudian dengan lembut melepaskan Pink dari kakinya dan menggendongnya.
"Apakah benar dia anak mu?" Tanya pria itu lagi. Ketika pengasuh itu ingi menjawab, Pink langsung memotongnya duluan.
"Tidak tuan. Saya hanyalah anak dari panti asuhan. Dia adalah pengasuh saya dan saya tidak ingin kembali dari sana, hiks"ucap Pink dengan ingus yang masih mengalir. Pria itu lalu mengeluarkan sapu tangan dan membersihkan ingusnya. Pink yang merasa diperhatikan malah memeluk pria itu.
"Aku akan membawa anak ini sekarang. Besok aku akan mengurus surat adopsinya. Sekarang kau boleh pergi"
"Tidak! Anak itu milik ku! Sudah ada orang yang akan mengadopsinya. Kau tidak boleh mengambil nya tuan" ucap pengasuh itu lantang. Pria itu merasa kesal dan mengeluarkan pedangnya dengan satu tangan lalu menodongkan ke leher wanita itu
"Jika kau tidak ingin leher mu membeku ditempat ini, pergilah sekarang! Aku tidak suka mengulang perkataan ku ini"ucap Pria berambut hitam itu dengan mata merah yang menyala. Pengasuh itu segera pergi dari sana tanpa mengatakan sepatah kata pun lagi. Tanpa pria itu sadari ternyata Pink tertidur di pelukannya.
"Akhirnya aku menemukan kan Lia"
_____________________________
Pink membuka matanya. Ia menatap langit-langit bernuansa elegan. Terakhir kali ia ingat digendong oleh Pria berambut hitam. Wangi pria itu menenangkan hingga membuat nya tertidur. Pink bangun dan melihat sekeliling kamar itu bernuansa biru langit. Ada perapian disana yang membuat ruangan ini begitu hangat. Pink tak tau ia dimana tetapi ia rasa ini bukan panti asuhan. Pintu terbuka menampilkan sosok pria yang terakhir kali ia ingat. Apakah ini rumah pria ini? Apakah ia benar-benar akan dijadikan pajangan rumah? Mata Pink membulat memikirkan bagaimana ia akan tergantung di dinding nanti sebagai pajangan. Ah, itu mengerikan.
"Kau baik-baik saja? Minum lah ini dulu" Pria itu memberikan secangkir coklat panas kepadanya. Bau nya begitu harum hingga tanpa sadar Pink menghabiskannya.
"Ah,ma-maafkan aku. Aku tidak sengaja menghabiskannya. Tolong jangan buat aku jadi gantungan rumah mu,tuan" mata Pink berkaca-kaca sekarang. Pria itu sontak tertawa lucu.
"Siapa nama mu nak?" Tanya Pria itu. Pink bingung kenapa ia menanyakan namanya? Apakah gantungan dirinya akan disertai nama?
"A-aku tidak punya nama tuan. Disana kami hanya diberikan nama panggilan yang tak jelas. Aku dipanggil Pink karena rambut ku yang satu-satunya pink disana" jelas Pink dengan hati-hati.
"Sekarang namamu Zalia Winter Axya. Karena kau adalah anak dari Duke Axya"
"Apa? Anak Duke Axya?!"
To Be continued
Hay Minna jngan lupa follow, vote and komen
Semoga kalian suka cerita baru aku ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalan Dipilih Pedang Emas
Teen FictionSeorang gadis malang mengalami sebuah kecelakaan lalu bertransmigrasi menjadi tokoh figuran di novel. Ia ditakdirkan untuk mati sebelum cerita dimulai. Namun sebuah keadaan mengubah takdir nya. Ia ternyata putri Duke yang hilang, Zalia Winter Axya. ...