Hari ini jam istirahat Zalia dan Anexa sama. Mereka tak sengaja berpapasan di lorong menuju kantin. Anexa sangat senang bertemu Zalia.
"Hai Zalia, hari ini ayo makan berdua!" Ajak Anexa dengan wajah ceria nya.
"Baiklah" jawab Zalia singkat.
Diperjalanan mereka terus mengobrol meskipun nampak nya Anexa yang menceritakan banyak hal. Ia juga menceritakan bahwa sudah tersebar berita bahwa Zalia satu-satunya murid perempuan yang bergabung ke kelas berpedang tahun ini.
"Kau sangat hebat Zalia. Kau berhasil mengalahkan para lelaki yang ada disana"kagum Anexa membuat Zalia malu.
"Ekhem... Terima kasih" ucap Zalia malu-malu.
"Apanya yang hebat? Dia hanya sengaja berada di antara laki-laki agar dia terlihat menarik. Kurasa ia mendapat kan peringkat pertama karena berhasil menggoda laki-laki disana" Zalia dan Anexa menoleh ke belakang.
Disana nampak lah tampang gadis berambut pirang bersama tiga orang gadis disana.
"Viola apa yang kau katakan? Zalia tidak mungkin seperti itu. Sebaiknya hentikan omongan yang akan menjadi rumor yang tidak mengenakan nantinya" ucap Anexa membela Zalia.
Ia tak terima jika temannya difitnah terang-terangan seperti ini.
"Lebih baik kau diam saja. Bangsawan rendahan seperti mu tak akan paham permainan kelas atas. Dan kau tau yang membuat mu bisa datang ke tempat ini hanya keberuntungan mu saja." Viola menyeringai.
"Apa?!"
"Sudah lah Anexa. Aku tidak apa-apa, ini hal biasa terjadi, ini baru permulaan wajar bagi mereka panas. Jika nanti aku lebih tinggi lagi mereka mungkin akan terbakar." Tatapan Zalia sangat tajam membuat hawa disana tiba-tiba tidak mengenakkan.
"Sial! Beraninya kalian pada anak Grand Duke!" Kesal Viola.
Viola Rena Tyson adalah anak satu-satunya Grand Duke Tyson, ia juga bisa dikatakan sahabat dari Laura. Di novel dikatakan bahwa Viola sering kali membuly Anexa bersama Laura. Ia juga sangat mencintai Vilen, namun ia tak menampakkannya pada Laura. Sebenarnya ia tokoh yang bermuka dua, ia sengaja mengikuti Laura untuk dapat bertemu Vilen. Saat nanti Laura dihukum, Viola lepas tangan dan mengatakan ia tak tau apa-apa. Ia kemudian mengkhianati Laura yang sudah menjadi sahabatnya sejak lama itu.
"Huh, sudahlah Viola ayo kita pergi." Laura menarik Viola pergi dari sana sebelum menjadi pusat perhatian.
Zalia sangat mengasihani Laura, ia sedang berpihak dengan orang yang salah. Bahkan disaat akhir hayatnya tak ada orang yang berpihak padanya. Laura yang malang.
"Mengapa mereka seperti itu? Padahal kita sesama wanita!" Ucap Anexa dengan nada sedih. Zalia meraih tangan nya lalu membawanya menuju kantin.
Anexa yang melihat tangannya digenggam oleh Zalia merasa tenang. Gadis yang ia khawatirkan tampak baik-baik saja. Anexa sangat bersyukur akan hal itu.
______________________
Hari ini Zalia kembali ke asrama saat hari sudah larut. Ia sangat lelah karena kelasnya, saat Zalia membuka pintu tak ada siapapun di sana. Aneh, tidak mungkin Anexa belum kembali sekarang. Zalia mengecek kamar mandi, hasilnya pun sama. Tak ada manusia di sana.
Apakah Anexa ke tempat temannya? Pikir Zalia. Ia berusaha berpikir positif karena gadis itu memiliki energi yang banyak hingga bisa pergi kemana pun yang ia mau.
Zalia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri selagi menunggu Anexa yang kembali. Namun, setelah selesai Zalia berpakaian gadis itu tak kunjung kembali. Kekhawatiran kini muncul, padahal Zalia tidak ingin ikut campur dengan alur novel. Ia kembali mengingat alur novel.
Matanya membulat saat mengingat ada suatu kejadian di malam hari, dimana Anexa terkunci di toilet yang memiliki anti sihir. Hal itu dilakukan oleh Viola dan Laura. Anexa baru ditemukan pagi oleh Vilen yang tak sengaja merasakan aura dari Anexa yang aneh. Saat ditemukan gadis itu dalam keadaan tak sadarkan diri.
Pagi? Itu terlalu lama mungkin Anexa sudah ketakutan sekarang dalam keadaan gelap. Ia juga sudah memberikan kelereng cahaya nya pada Zalia. Ah, bagaimana ini? Zalia tidak ingin merusak alur novel, tetapi ia khawatir dengan gadis itu.
"Ck!" Zalia keluar dari kamar. Ia berlari menuju bangunan akademi.
Untung lah bangunan itu di beri penerang. Zalia berlari di lorong dimana tak ada seorang pun di sana. Zalia tak tau persis yang mana toilet itu, dia membuka dan mengeceknya satu-satu meski itu gelap. Ia membawa kelereng yang diberikan Anexa sebagai penerang.
Zalia tiba di toilet terakhir, itu terletak di ujung yang hampir tak ada orang yang lewat di sekitar sana. Ia langsung masuk ke dalam ruang yang gelap itu.
"Siapa di sana! Ku mohon... Tolong aku hiks!" Teriak seorang gadis di salah satu ruang toilet.
"Anexa. Tenanglah aku ada di sini"
"Zalia? Kau kah itu. Syukurlah..." Gadis itu sekarang tampak tenang.
Zalia mengeluarkan pedangnya, lalu memotong kenop pintu yang terkunci itu. Nampaklah Anexa yang telah dibanjiri air mata. Gadis itu langsung menghamburkan pelukannya ke Zalia.
"Hiks terima kasih Zalia... Hiks aku sangat takut..." Isak Anexa yang memeluk Zalia.
"Semua sudah baik-baik saja Anexa..." Zalia mengelus punggung gadis itu. Pasti ia sangat ketakutan saat itu, dimana sihirnya tak mampu bekerja semestinya.
"Aku bersyukur bertemu dengan mu... Zalia..." Ucap Anexa lagi. Zalia juga merasa bersyukur bisa menyelamatkan gadis itu tepat waktu meski ia tidak tau apa yang akan menunggu nya di masa depan, karena dia sudah merusak alur novel yang semestinya.
Zalia hanya perlu bertahan jika memang nanti akan ada suatu hal yang mengancam nyawanya. Ia mempunyai orang yang menyayangi nya, dan juga dia akan menjadi Sword Master yang akan membuat musuhnya takut akan dirinya.
Zalia dan Anexa keluar dari sana. Perlahan namun pasti mereka melangkahkan kaki menuju ke asrama, Anexa tersenyum manis dengan Zalia menggandeng tangannya. Ia merasakan kehangatan dari gadis itu. Untunglah dugaannya benar bahwa Zalia adalah teman yang baik untuk nya.
"Anexa... Mulai besok kau harus mendengarkan apa yang aku katakan. Kau mengerti? Aku akan menggandeng mu bersama ku. Karena kau adalah teman pertama ku" Zalia tersenyum manis untuk pertama kali nya pada Anexa.
"Tentu saja Zalia"
To Be Continued
Hallo guys maaf baru up setelah tahun berganti hehe
Alhamdulillah aku udah menyelesaikan cerita yang di sebelah yang akan terbit kalo kalian belum baca. Ayo baca sekarang!
Dan sekarang aku akan mulai lagi nulis cerita ini
Mohon untuk dukungan nya
Jangan lupa vote and komen
Follow juga untuk berita terbaru 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalan Dipilih Pedang Emas
Teen FictionSeorang gadis malang mengalami sebuah kecelakaan lalu bertransmigrasi menjadi tokoh figuran di novel. Ia ditakdirkan untuk mati sebelum cerita dimulai. Namun sebuah keadaan mengubah takdir nya. Ia ternyata putri Duke yang hilang, Zalia Winter Axya. ...