Bab 6

1K 106 0
                                    

Akademi Aria satu-satunya akademi yang berada di Oraiga. Tempat dimana semua orang mendapatkan ilmu pengetahuan jika mereka mau. Di sana tidak ada namanya perbedaan kasta, hak murid sama rata mau dia bangsawan atau pun rakyat biasa. Jika ada murid yang berani menunjukkan kekuasaan nya disana maka akan dikenai sanksi. Akademi menfokuskan para murid untuk melatih kemampuan masing.

Mereka memfokuskan tiga mata pelajaran, yaitu sihir, berpedang, dan umum. Untuk mata pelajaran umum wajib diikuti seluruh siswa pada waktu tertentu, jalur ini dikhususkan pada manusia biasa. Yang kedua berpedang, ya tentu saja kepada murid-murid yang ahli dalam hal itu, dan terakhir sihir, ini adalah mata pelajaran yang tertinggi disini, membimbing siswa untuk melatih sihirnya dan menemukan sihir-sihir baru.

Hari ini adalah hari pembukaan ajaran baru. Para siswa berlalu lalang di pintu masuk. Seorang gadis berambut pink keluar dari kereta, ia disusul oleh dua orang pria.

"Wowwww! Aku tak menyangka akademi ini begitu besar" kagum gadis itu.

"Zalia cepat lah kita akan terlambat!"

"Tapi bukan kah kalian tidak boleh mengikuti ku?!"kesal Zalia yang melihat Ayah dan kakak tertuanya ingin menemaninya ke akademi.

"Kami hanya mengantarkan mu nak. Kita tidak akan bertemu dalam waktu lama"Ucap Cale dengan nada memelas. Zalia hanya bisa pasrah, dengan kedua lelaki itu.

Mereka berjalan masuk, Zalia mencoba menenangkan dirinya. Perpaduan antara gugup dan malu menjadi satu. Bagaimana tidak, semua orang melihat dirinya diikuti pria dibelakang.

"Hey kau lihat? Apakah mereka saudara lelaki nya? Mereka sangat mirip?!"

"Mereka berdua sangat tampan! Aku ingin berjalan disampingnya!"

"Apakah mereka sedang mengantar adiknya?! Wahhhh! Aku ingin berkenalan!"

Zalia terus mendengar bisikan-bisikan itu. Banyak gadis-gadis yang membicarakan kakak dan ayah nya . Dan parahnya mereka menganggap ayah Zalia adalah kakaknya karena tampang Cale yang masih awet muda padahal umurnya sudah lima puluhan. Zalia sungguh malu mendengar hal itu, ia sangat takut punya ibu baru.

Mereka akhirnya berhenti di depan ruangan yang sudah banyak dimasuki oleh siswa. Zalia menghadap ayah dan kakaknya.

"Sudah cukup sampai sini saja. Aku akan baik-baik saja. Lagi pula kalian sudah mengajari ku cara melindungi diri bukan? Aku pasti akan belajar dengan giat ayah, kakak!" Ucap Zalia penuh percaya diri.

"Zalia bilang saja jika ada yang menganggu mu dan ingat baik nama belakangnya. Agar nanti kita bisa cepat memusnahkan keluarga mereka" ucap Cale sambil tersenyum.

'Ya Tuhan. Ayah ku benar-benar psycopath sekarang. Bagaimana ia bisa mengatakan itu sambil tersenyum' batin Zalia.

"Benar yang ayah katakan. Jangan lupa keluarga pedang mu jika ada laki-laki yang berani menyentuh mu. Tinggal kau tusuk saja matanya itu. Kau mengerti?!"tambah Rean membuat Zalia menelan ludah nya.

Wajar jika mereka khawatir karena jarang seorang wanita mengambil mata pelajaran berpedang. Setiap tahun mungkin ada beberapa wanita yang bisa dihitung jumlah nya mengambil pelajaran itu. Jika tidak karena pedang emas yang ditarik Zalia dulu mungkin ia tak perlu repot mengayunkan pedang sekarang. Tetapi itu adalah rahasia, Cale sengaja menyembunyikan itu agar Zalia tak tertimpa banyak masalah. Jika ada yang mengetahui Zalia adalah Sword Master mendatang mereka tak segan membunuhnya untuk mengambil gelar itu. Maka dari itu Zalia dipinta untuk menutup mulut rapat-rapat dan melakukan sesuai yang diperintahkan saja.

"Aku mengerti. Baiklah sampai jumpa ayah, kakak!" Zalia segera masuk ke ruangan karena acara akan segera dimulai.

Di dalam sudah banyak orang, Zalia sedang mencari tempat duduknya. Ia bersyukur menemukan tempat duduk yang memang sudah disediakan sesuai nomor pendaftaran. Disamping kanan nya sudah ada seorang pria dan disamping kiri masih kosong sepertinya orangnya belum sampai.

Acara dimulai, menonton dengan khusyuk acara yang berlangsung dengan tenang itu. Hingga tiba di sebuah bagian yang membuat para siswa histeris yaitu kata sambutan dari Putra Mahkota. Ah, benar Zalia ingat betul bahwa hari ini adalah hari dimulainya cerita dalam novel. Pertama Putra Mahkota yang ternyata mengajar selama setahun disini, ia membagikan ilmu yang ia pelajari khusus untuk semua mata pelajaran. Dan hal yang mendebarkan disini adalah pandangan Putra Mahkota dengan pemeran utama wanita. Zalia membutuhkan pop corn sekarang.

"Ah! Menyebalkan! Mengapa aku harus menghadiri acara membosankan ini?!" Celetuk seorang gadis yang sudah duduk di kiri Zalia.

Zalia menoleh dan terpana melihat gadis itu. Padahal disini tampak gelap tetapi ia masih bisa melihat kecantikan gadis itu.

'Wah dia sangat cantik!' Kagum Zalia.

Merasa ditatap gadis itu menoleh pada Zalia, segera Zalia mengubah pandangannya ke depan lagi. Gadis berambut kecoklatan itu mendengus kesal, ia kembali menatap kedepan. Zalia bersyukur di dalam hati, bahwa gadis itu tak memarahinya.

"Hanya segitu yang bisa saya sampaikan. Selanjutnya kata sambutan dari perwakilan siswa baru, murid yang di rumorkan memiliki sihir cahaya. Anexa Cila Lighty di persilahkan untuk naik ke atas panggung"ucap Putra Mahkota lalu berjalan turun ke arah tangan.

Tuk tuk tuk. Suara hak sepatu menaiki dua buah anak tangga. Namun hal tak terduga terjadi gadis berambut pirang itu oleng dan hendak jatuh.

Tap! Putra Mahkota menahannya membuat mereka saling bertatapan. Semua orang disana hanya tertegun melihat pemandangan itu.

"Ah sudah dimulai" gumam Zalia kecil. Ia tak tau bahwa gadis disampingnya sedang berwajah masam saat itu.

Kembali ke panggung gadis berambut pirang tadi segera meminta maaf. Lalu dengan cepat memulai kata sambutannya. Semua orang mendengarkan nya tanpa berkutik sedikit pun, aura positif yang ia pancarkan membuat sekitar nya tunduk padanya.

___________________________

Zalia sekarang sedang di depan pintu kamarnya. Ia belum masuk dan masih memandangi pintu itu. Pelayan sudah meletakkan barangnya disana sebelum dia menempati kamar itu.

"Huff aku gugup sekali. Apakah teman sekamar ku orang baik? Atau kah dia hanya anak bangsawa semena-mena nya" gumam Zalia. Ia terlalu takut untuk bersosial sekarang, sejak disini ia tak pernah keluar dari Kediamannya.

"Wahhh! Permen kapas" sontak Zalia menoleh ke belakang.

"Ah maafkan aku. Rambut mu sangat manis hingga terlihat seperti permen kapas" kekeh gadis itu malu. Zalia seakan tak percaya apa yang ia saksikan.

"Ma-ma-malaiakat!"teriak Zalia

"Eh?" Bingung gadis itu. Zalia seakan tersihir oleh kecantikan gadis itu. Ia bahkan lebih cantik daripada deskripsi novel dan aura nya lebih terpancar dari pada saat pembukaan tadi. Kecantikan tokoh utama memang tak pernah diragukan, pikirnya.

"Maaf, apakah ini kamar mu?" Tanya gadis itu membuyarkan lamunan Zalia.

"Yah itu benar" jawab Zalia canggung. Mata gadis itu berbinar-binar setelah mendengarnya.

"Wah! Perkenalkan aku Anexa Cila Lighty. Aku teman sekamar mu. Salam kenal" Anexa mengulurkan tangannya.

"A-aku Zalia Winter Axya. Salam kenal" Zalia menerima jabatan tangan itu.

To Be continued

Hay guys aku up lagi hehe
Aku mau blng nih kalo kalian susah bayangin ayahnya Zalia atau Cale
Kalian tinggal ambil contoh di duda manhwa kaya Claude,Regis

Kalo kalian masih juga ngk tau siapa mereka chapter depan bakal aku spil tapi komen lho nntk aku ngk tau
Chapter depan juga aku bakal kasih cast dua pria yang berperan penting disini

Itu aja dulu jangan lupa follow, vote and komen :*

Jalan Dipilih Pedang EmasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang