Bab 7

888 94 2
                                    

Zalia menepuk kedua pipinya. Ini bukan mimpi kan? Pikirnya. Ia tak menyangka ia akan sekamar dengan gadis cantik itu. Terlebih gadis itu ramah sekali, dan juga periang seperti deskripsi novelnya. Apakah cerita akan berubah jika ia sekamar dengan Anexa? Ah begitu banyak pertanyaan dibenak nya.

Zalia keluar dari kamar mandi dan menemukan Anexa yang ternyata telah menunggunya sedari tadi.

"Kau sudah selesai, ayo kita segera berkumpul di aula untuk berkeliling!" Ajak gadis berambut pirang itu.

"Mengapa kau menunggu ku?"tanya Zalia polos.

"Ah tentu saja karena kita adalah teman"

"Teman?"

"Bukan kah semua murid disini berteman? Terlebih lagi kau teman sekamar ku. Apakah kau tak ingin berteman denganku?" Zalia terkejut mendengar pernyataan polos dari Anexa. Dia mungkin tak tau bahwa banyak juga orang yang tidak suka padanya. Zalia tau bagaimana Anexa diperlakukan di novel namun Zalia agak acuh dengan kata pertemanan. Tak ada teman yang benar-benar baik di dunia ini. Jadi Zalia akan berhati-hati untuk memilih teman dikehidupan kali ini.

"Ayo kita pergi"ajak Zalia. Anexa agak terkejut atas sikap Zalia yang agak dingin.

______________________

Zalia melihat sudah banyak kerumunan disana. Semua asik dengan kelompok masing-masing. Sepertinya mereka sudah membuat kelompok sejak awal masuk. Tidak seperti Zalia sendirian mengasingkan diri, Anexa yang bersama nya sudah pergi dengan teman-temannya.

Zalia tidak berani untuk menyapa seseorang duluan, ia hanya bisa menunggu seseorang menghampirinya jika ada. Jika tidak pun ia tidak perlu khawatir, karena kesendirian bukan lah apa-apa jika kau punya kekuatan.

Kebisingan tiba-tiba muncul. Zalia bingung karena ia tak melihat apapun di balik kerumunan itu. Seseorang menerobos kerumunan itu dan berjalan menuju ke arahnya. Zalia membulatkan matanya melihat lelaki yang mendekatinya. Apa? Mendekatinya? Bukan orang lain, tetapi dia?

"Suatu kehormatan dapat bertemu dengan Putri Duke Axya" sapa lelaki itu. Zalia langsung menunduk hormat.

"Salam kepada Yang Mulia Putra Mahkota" ucap Zalia kepada lelaki itu. Semua murid berbisik, Zalia menjadi pusat perhatian.

"Kau benar-benar memiliki rambut yang indah seperti Duchess. Jangan sungkan untuk meminta bantuan ku"ucap lelaki itu ramah.

"Terima kasih atas kebaikan anda Yang Mulia"Balas Zalia formal. Ia merasa tak nyaman atas situasi ini.

Lalu Putra Mahkota mengumumkan bahwa dia yang akan penjadi pembimbing sekarang. Ia menyuruh siswa untuk tertib lalu mengikutinya. Zalia menghela nafas berat, ini kejadian yang tak ia sangka.

"Wah ternyata kau anak dari Duke Axya. Pantas saja aku tak asing mendengar nama belakang mu, Zalia" Anexa menghampiri Zalia.

Zalia hanya tersenyum paksa. Ia benar-benar akan menarik perhatian sebab warna rambutnya sekarang.

'Rasanya lebih baik dirumah' jiwa introvert Zalia seakan memberontak.

Di tempat lain.

"Ayah ku rasa Zalia membutuhkan kita disana. Apakah aku harus masuk akademi lagi ayah?"

Pletak! Cale memukul kepala Rean untuk menyadarkan anaknya itu.

"Bisa-bisa anak bodoh seperti mu lulus dengan nilai yang baik" cibir Cale.

Rean mengelus kepalanya, ia benar-benar mengkhawatirkan adik kecilnya yang baru memasuki akademi. Mereka baru saja sampai di rumah padahal. Rasanya di rumah sepi hanya ia, Zen dan Ayahnya, terlebih ia sekarang lebih sibuk.

"Hiks padahal rasanya kemarin aku baru bertemu dengan Zalia ayah. Tangan mungilnya yang mampu menarik sebuah pedang legenda itu sangat menggemaskan. Bagaimana jika Zalia menikah nanti ayahhhhh!"

"Rean lebih baik kau urus semua dokumen itu, atau aku akan mengirim mu keluar wilayah sekarang" ucap Cale pusing dengan kelakuan Putra sulungnya itu.

"Semoga kau baik-baik saja, Zalia"

_____________________

Setelah berkeliling Zalia terduduk di bangku taman. Ia terpaksa melarikan diri dari orang-orang yang mendekatinya. Itu semua karena Putra Mahkota tadi.

"Hah" lagi-lagi Zalia menghembuskan nafas berat.

"Ku rasa aku tidak cocok dengan keramaian. Padahal aku belum memulai debut ku"gumam Zalia lelah.

"Berisik!" Zalia membulatkan matanya.

Ia melihat disekitar namun tak ada orang disana. Bulu kuduknya tiba-tiba berdiri.

"Aku bukan hantu!"

Drep! Seorang lelaki terjun dari atas pohon. Zalia terdiam sejenak melihat wajah yang bagaikan pangeran negeri dongeng. Apakah dia juga siswa baru? Atau senior?

"Ma-maaf aku telah menganggu mu"sesal Zalia, padahal ia hanya bergumam tadi.

"Kau telah mengacaukan tidur siang ku!"

"Tetapi ini sudah petang" Jawab Zalia. Mendapat tatapan tajam dari lelaki itu.

"Sudah lah. Aku pergi dulu, semoga hari mu indah disini pinky!" Lelaki itu pergi dari hadapan Zalia.

"Nama Ku Zalia bukan pinky!" Teriak Zalia tetapi lelaki itu tak menoleh ke belakang.

"Dia pria yang Aneh!"
.
.
.
Zalia memasuk kamarnya. Kamar itu gelap, Zalia berfikir mungkin Anexa belum kembali.

Tring! Tiba-tiba sebuah cahaya kecil muncuk dekat tempat tidur Anexa. Cahaya itu perlahan membesar menerangi seluruh ruangan. Zalia terkejut bahwa cahaya itu berasal dari Anexa yang sedari tadi sudah disana. Gadis itu tampak mengendalikan sebuah bola cahaya di tangan kanannya.

"Anexa"

"Ah, Zalia!" Kejut Anexa membuat cahaya itu redup. Zalia lalu menghidupkan penerang kembali.

"Apakah aku mengganggu?" Tanya Zalia tidak enak. Anexa menggeleng cepat. Ia kemudian menarik Zalia untuk duduk di kasurnya. Anexa menyerahkan sebuah kelereng ditangan Zalia.

"Apa ini?" Tanya Zalia penasaran.

"Ini adalah bola cahaya. Ia akan bersinar otomatis ditempat yang gelap kau boleh menyimpannya."

"Apakah kau yang membuat ini Anexa?"

"Hehe, tentu saja. Aku berpikir susah untuk berjalan di kegelapan tanpa lilin sedang lilin harus dihidupkan dengan api. Itu sungguh hal yang menyusahkan. Ah, jika kau tak mau tak apa. Aku tidak bermaksud memberikan benda yang tak jelas untuk mu"

"Aku mau, terima kasih Anexa" senyum Zalia membuat mata Anexa berbinar. Tentunya alasan Zalia menerimanya karena tak lama setelah benda itu diketahui publik, ini akan menjadi benda yang mengubah sejarah.

"Ah, aku sangat senang Zalia!" Anexa memeluk Zalia bahagia.

To Be continued

Hay guys makasih udah nungguin aku
Seperti janji aku bakal up satu chapter lagi nanti malam + dengan ML nya dong 😋 tapi kalian tebak sendiri siapa

Jalan Dipilih Pedang EmasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang