Bab 8

863 91 5
                                    

Zalia duduk dengan tenang di kursinya. Pelajaran pertama hari ini adalah pelajaran umum jadi suasana kelas lumayan ricuh. Ia belum tau siapa teman sebangkunya, tempat duduk disusun secara acak. Dan sudah tertempel nama dikursi masing-masing. Zalia duduk agak jauh dari Anexa, membuat gadis rambut pirang itu memelas.

Tuk tuk tuk. Suara hak sepatu membuat ruangan itu hening. Seorang gadis berambut kecoklatan berjalan menuju bangku Zalia. Saat gadis itu sudah duduk, Zalia terkejut ia tak menyangka gadis itu yang menjadi teman sebangkunya.

Guru memasuki kelas tak lama kemudian. Semua memberi hormat dan waktunya memperkenalkan diri. Semua berjalan lancar hingga tahap Anexa sekarang.

"Hai perkenalkan aku Anexa Cila Lighty. Semoga kita semua bisa berteman baik" aura positif gadis itu terpancar. Membuat semua yang menatapnya berdecak kagum.

Lalu perkenalan kembali berjalan. Kini giliran Zalia yang berdiri. Meski dirinya gugup, ia tetap harus memberanikan diri.

"Nama ku Zalia Winter Axya. Salam kenal" ucap Zalia singkat kemudian duduk kembali. Ia dapat mendengar bisikan-bisikan akan dirinya. Tapi Zalia mengacuhkan nya.

Kemudian beralih pada gadis disampingnya. Gadis itu berdiri dengan memutar bola mata malas.

"Laura De Qaola"gadis itu langsung duduk tanpa menambah kalimat lain.

'Apa dia anak Grand Duke Qaola?'

'Dia adalah tunangan Putra Mahkota'

Deg! Zalia membulatkan matanya. Lagi-lagi hal mengejutkan terjadi pada dirinya. Bagaimana tidak setelah sekamar dengan protagonis novel ini, ia sekarang sebangku dengan antagonis novel ini?! Dan bukan hanya itu dihari pertama ia sudah duduk bersampingan dengannya saat acara saat itu.

Di novel, Laura adalah anak bungsu  Grand Duke Qaola. Keluarga Qaola adalah keluarga penyihir terkenal di Oraiga. Jika Axya hebat dalam bidang berpedang, maka Qaola hebat dalam bidang sihir. Kemampuan Sihir keturunan mereka tak dapat diragukan lagi. Maka dari itu mereka menjadikan anak bungsunya sebagai Putri Mahkota. Oraiga akan kuat jika keluarga itu menopang mereka.

Tetapi hal tak terduga terjadi di novel. Putra Mahkota jatuh cinta kepada Anexa sang pemilik sihir cahaya pada pandangan pertama. Ia begitu mencintai Anexa dan mencoba mendapatkan hatinya lalu mengabaikan Laura yang merupakan tunangannya. Karena merasa sakit hati, Laura mencoba menyingkirkan Anexa bahkan ia sempat tertangkap ingin membunuh gadis itu.

Putra Mahkota yang tau akan hal itu tak segan menghukum gantung gadis itu tanpa pikir panjang. Laura akhirnya mati mengenaskan akibat perbuatannya dan keluarganya perlahan hilang dari Oraiga.

Sungguh hal yang menyayangkan menurut Zalia, padahal Laura begitu cantik dan anggun. Aura nya begitu kuat serta sihir nya tak bisa diragukan lagi. Andai saja Zalia bisa menghentikan Laura untuk menyakiti Anexa, gadis itu pasti akan hidup bahagia. Namun, Zalia takut untuk ikut campur dalam hal ini, jika salah sedikit bisa jadi alur berubah dan nyawanya akan terancam.

Zalia akan memikirkan hal itu nanti lagi yang jelas sekarang ia tidak boleh mengusik Laura. Ia harus berusaha menjaga batasannya pada gadis itu.

____________________

Jam pelajaran umum berakhir, Zalia melangkah keluar ruangan sekarang ia harus menuju ruangan pelatihan pedang. Anexa menepuk bahu Zalia membuat langkah gadis itu terhenti.

"Zalia tunggu aku! Aku ingin berjalan bersama mu"ucap Anexa polos. Zalia menatap bingung gadis itu.

"Tapi bukankah ruangan sihir disebelah sana?" Tunjuk Zalia pada arah berlawanan.

"Ah, iya. Ayo kita pergi!" Ucap Anexa polos.

"Tidak Anexa, Aku mengambil kelas pedang dan kau sihir"

"Ah, benar aku akan pergi sendiri. Eh?!" Tiba-tiba Anexa tersadar. Ia membulatkan matanya.

Jalan Dipilih Pedang EmasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang