6 : Pak Willy

145 25 1
                                    

Selamat malam dan selamat membaca. Mohon maaf kemarin gak up jadi ini lanjutan chapter yang kemarin!!























Nusa memegang pundak Sam dan diikuti oleh Sastra yang memegang pundaknya. Ketiganya berjalan seperti kereta api memecah kerumunan di aula.

"Permisi orang ganteng mau lewat." Sam berhasil membelah lautan murid itu. Ia menemukan Jihan yang berkumpul dengan geng cewek-cewek IPA, mata Sam melebar segera kearah sana.

Jihan yang menyadari itu mendelik tapi kembali fokus ke arah panggung dimana pria berumur dua puluhan itu tengah melakukan sambutannya.

Ketua yayasan muda yang digadang-gadang akan memberi perubahan pada SMA Harapan dengan pendidikan serta kegiatan yang lebih milenial.

Bukan hanya itu. Wajah tampan dan pembawaannya berhasil menghipnotis siswi-siswi disana.

"Kyaaaa pak Will saranghae!!"

"Pak Willy our leader."

"Aduh reflek jatuh cinta."

Sam jadi mendelik apalagi pada Jihan yang sudah melompat-lompat heboh ikutan berteriak pengen dinotis.

Dengan gemas Sam menahan kedua bahu Jihan agar cewek itu diam. Jihan mengerjap terkejut segera menoleh kebelakang.

Plak!

Eh.

Sastra dan Nusa malah memekik melihat Sam tiba-tiba ditampar Jihan begitupun Jihan yang sama-sama kaget, ia kira tadi orang cabul yang ingin menggangunya.

"Ah Samsul sorry." Jihan menutup mulutnya tak percaya sedangkan Sam malah bengong.

"Han lu apaan dah kasar banget," protes Nusa.

"Ya maaf kirain tadi orang nakal," kata Jihan membela diri meski tetap panik melihat Sam yang masih bengong.

Sam berkedip beberapa kali mengambil kesadarannya. Perih di pipinya perlahan memudar lalu menipiskan bibirnya. "Gue gak papa."

Eh.

"Sam gak boleh gitu, mau ke UGD?" tanya Sastra khawatir.

"Atau enggak RSJ RSJ???" Nusa ikutan panik karena pipi Sam yang memerah bekas tamparan Jihan.

"RSJ tempat orang gila geble!" Jihan jadi gemas memukul kepala Nusa.

"Lah kirain sama," celetuk Nusa

"Gue gak papa hehe."

Dih.

Sastra dan Nusa malah menatap Sam dengan horor sedangkan Jihan melongo lalu makin panik takut tiba-tiba struktur otak Samudra bergeser karenanya.

"Serius gak papa, njir. Gue kaget aja dikit. Ditampar doang mah gak sakit," ujar Sam mengacungkan jempolnya pada Jihan.





















Jam istirahat kali ini Sam, Sastra dan Nusa tengah berteduh dibawah pohon beralaskan karpet bekas yang Nusa curi dari gudang sekolah.

Sastra dari tadi sibuk memotret Sam dengan berbagai pose sedangkan Nusa rebahan diatas karpet sambil memakan bekal Sastra dari Ginny tadi.

"Ini makanan kok agak keasinan ya," komentar Nusa pada makanan itu tapi mulutnya terus melahap.

"Lu makan aja udah." Sam menghentikan aktivitasnya karena panas jadi ikutan duduk diatas karpet lagi dan Sastra mengikutinya dari belakang.

"Ya kalo gak enak kenapa masih dimakan??" tanya Sastra.

"Laper."

Sastra mendelik dan kini ia terdiam tak tahu mengapa tiba-tiba jadi memikirkan sesuatu.

The Theory of The Trio [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang