20 : Gak Sengaja

103 18 3
                                    



































"Sam foto kemarin lu selfie selfie di HP gue kapan mau dikirimin?" tanya Nusa membuat Sam menoleh.

"Sok atuh kirimin, eh tapi mau liat dulu soalnya kemaren asal jepret." Sam merapat mendekat kesebelah Nusa.

Sastra jadi kepo yang tadinya berjalan dibelakang jadi ikut mendekat.

Nusa membuka lock screen ponselnya dan sialnya dia lupa sesuatu.

"Eh??"

"Apaan tuh wallpapernya??"

"Wallpapernya Poto Erika!" seru Sam heboh merebut ponsel Nusa membuat Nusa jadi kewalahan.

Sastra yang awalnya terkejut jadi tertawa melihat Sam berlari menghindari Nusa yang terus mengejarnya. "Sam mau liat juga dong!"

"Sam anjir siniin HP gue!" Jujur Nusa lupa, semalam ia iseng saja memasang Poto Erika sebagai home screen ponselnya dan saat pagi malah lupa mengganti karena biasanya teman-temannya memang jarang kepo soal ponsel Nusa.

Karena tenaga Nusa lebih besar tangan Sam dengan mudah ditarik Nusa namun otaknya Sam bergerak dan dengan sekali lemparan ponsel Nusa terbang kegenggaman Sastra.

Sastra bersorak gembira sambil menunjukkan wajah mengejek pada Nusa.

Koridor yang tadinya tenang-tenang saja jadi berisik seketika oleh mereka bertiga.

"Sas, Erika tuh!" tunjuk Sam kearah lapangan dimana cewek itu tengah bercanda dengan Yumna sambil membawa setumpuk buku.

Muka Nusa langsung panik karena benar saja dan kepanikannya semakin menjadi ketika Erika dan Yumna memilih jalan koridor yang tepat sekali menuju mereka bertiga.

Nusa melompat pada Sastra tak peduli intinya ia harus menyelamatkan harga dirinya sekarang juga. Namun saat berhasil menangkap tangan Sastra, Sam langsung mendorong Nusa membuat Nusa terhuyung ke belakang.

Bruk




Sam membulatkan matanya terkejut. Bukan Sam saja sebenarnya yang terkejut tapi orang-orang dipagi itu yang menyaksikan kejadian itu.

Dimana pak Willy terjatuh akibat tertabrak punggung Nusa. Nusa menoleh mengerjap langsung berusaha menarik tangan pak Willy tapi Nusa justru dibuat terkejut dengan tangan lain yang lebih kecil darinya ikut mengulurkan tangannya.

Pak Willy menepis tangan Nusa lalu memilih tangan lain untuk diraihnya. "Kalian bertiga itu seperti bocah! Tidak mencerminkan anak SMA!" ujar pak Willy dengan tegas.

Sastra mengangkat sebelah alisnya, "Ginny bukannya sekarang jadwal olimpiade?"

Ginny yang tadinya membantu pak Willy bangun kini berdiri tegak, "iya ini mau berangkat."

"Saya hari ini mau mengantar dia dan gara-gara kalian berangkat, Ginny terancam terlambat!"

Nusa jadi tertunduk sambil sedikit mundur akibat malu dan merasa bersalah apalagi orang-orang kini mengerubungi mereka.

"Teman saya gak sengaja! Gak seharusnya bapak hakimi dia di depan publik begini," ceplos Sastra menarik Nusa kebelakangnya.

Pak Willy memandang Sastra datar, "oh jadi saya harus diam saja menyikapi sikap kekanakan kalian ini? Begitu?" tanyanya tepat sambil menatap Sastra dengan tenang tapi penuh intimidasi.

Pak Willy menghela nafas mengalihkan pandangannya ketika Sastra tak merespon apapun. "Semuanya bubar! Ayo Ginny nanti kita terlambat."

Ginny mengangguk lalu mengekori pak Willy sambil menunduk.




































The Theory of The Trio [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang