Kamar dengan corak warna abu-abu muda itu sore ini tengah berisik, jari-jari pemuda itu juga ikut menari di atas layar ponsel dengan iringan suara umpatan setiap kali karakternya tak sengaja terbunuh.
Ceklek
Sam menoleh kearah pintu yang dibuka dari luar menampakkan wajah adiknya yang menatapnya tak minat.
"Kata Mama makan malem mau sama apa?"
"Sate kambing," jawab Sam kembali fokus pada game di ponselnya, tak sadar jawabannya itu membuat Ben melotot.
"Jangan neko-neko deh lo! Entar yang disuruh keluar beli bakalan gue!!"
"Iya kan sengaja!" balas Sam dengan santai.
Ben meneguk ludah menahan emosi, andai saja kakaknya ini tidak sedang sakit pasti sudah Ben lempar dengan pot bunga yang menghiasi lemari kecil disamping tempat tidur Sam.
Sam menoleh ternyata Ben sudah meninggalkan kamarnya. Sam kembali fokus bermain game.
Ceklek
Pintu kembali terbuka tapi fokus Sam masih pada layar ponselnya, tak peduli.
"Sekalian mau air kelapa muda gak?"
Sam berdecak, "ya beli aja sih pake nanya lagi!"
Ben mendengus menarik gagang pintu kembali dan Sam langsung melempar ponselnya sembarangan arah ke kasur. Menyebalkan, sedang sakit begini performanya benar-benar menurun karena tiba-tiba kepalanya terasa pening.
Ceklek
"APA LAGI SIH BEN??"
"APA? Mau ngegas lagi sama gue???"
Sam mengerjap langsung memperbaiki duduknya ketika melihat lima orang remaja memasuki kamarnya. Sedangkan Ben berjalan menghentakkan kakinya keluar setelah mengantarkan mereka masuk tadi.
"Sakit apaan teriak-teriak gitu!"
Sam agak merenggut ketika Nusa mengatakan itu. "Itu si Ben gangguin gue mulu. Eh eh ini ciwi-ciwi serius pada jenguk gue??" tanya Sam antusias seakan rasa pusing dan pegal di sekujur tubuhnya menghilang.
"Jangan bertingkah deh! Nih dari anak kelas," kata Helen menyerahkan satu kantong kresek buah pada Sam lalu Sam menerimanya dengan senang hati.
Sastra mengambil duduk di kursi meja belajar yang merangkap jadi meja rias. Cowok itu mengambil satu-satunya novel yang tergeletak disana, "Sam lo baca novel juga?" tanya Sastra membuat kelima orang di ruangan itu menatap dirinya.
Sam menggelengkan kepalanya, "itu punya Ben."
Nusa menghela nafas lalu menatap Sam, "cepet sembuh kek lo! Ribet gue kalo harus nyamper Sastra jadi muter-muter," omelnya sudah mirip bapak-bapak yang kesal dengan putra sulungnya.
Sam mendengus tapi wajahnya langsung cerah ketika melihat Jihan nampak anteng memperhatikan kamarnya, sepertinya cewek itu tertarik. "Jihan."
"Hm?" Jihan tersadar jadi menoleh pada Sam.
"Ini jadi kamar kita kalo lo jadi isteri gue," ceplos Sam tenang tapi hampir membuat Nusa mengumpatinya.
"Sepikan lo najis banget!" komentar Sastra.
Sedangkan Jihan mendelik tajam. "Anak Band bukan tipe gue tapi kalo Boyband Korea baru deh," balas Jihan enteng.
"Han emang lo gak liat muka gue spek Asia Timur gini???" tanya Sam heboh sambil bercermin dilayar ponsel. "Lo tau kan Kento Yamazaki??" tanya Sam lalu menoleh pada Erika, "Er lo tau kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Theory of The Trio [On Going]
Mistério / SuspenseKarena waktu kelas sepuluh sering disatu kelompokan akibat menjadi orang-orang buangan kini Nusa, Satra dan Sam resmi menjadi Trio. Tiga orang dengan kepribadian yang berbeda itu kini hidup dalam lingkaran yang disebut persahabatan. Nama geng mereka...