"Hah!." Bible mendudukkan dirinya di Dermaga tepi danau, Bible melihat postingan Hosea terbaru di Ig. Ia tersenyum pahit "Sakit sekali"
Bible tak dapat menahannya lagi ia terisak hebat dan menangkup wajahnya di lutut. Bible merasakan sakit dan perih di hatinya.
Bible terus menangis seraya teringat bagaimana mesranya Ezra dan Hosea tadi. Ia iri, dirinya juga ingin diperlakukan seperti itu oleh laki-laki yang ia cintai, tapi...? ah sudahlah!
Saat berhenti menangis dan mengangkat wajahnya menatap langit yang ternyata sudah mulai gelap. Bible memandang matahari yang mulai terbenam di hadapannya. Bayangkan matahari dan langit jingga terpantul indah di danau yang luas. Pemandangan indah yang membuat suasana hatinya semakin membaik. Inilah yang di sukai Bible kalau ia punya waktu luang ia selalu menyempatkan diri untuk melihat matahari terbenam di tempat ini.
Bible berjongkok lumayan lama di sana menunduk memandang wajahnya sendiri di danau
"Cantik gumamnya".
Tak terasa hari sudah benar-benar gelap, namun Bible belum beranjak dari tempat itu. Hingga sebuah pemikiran muncul di benaknya.
Apakah danau ini dalam? Apakah ia akan mati apabila ia melompat ke dalam?.
Perlahan ia berdiri dari duduknya kemudian melangkah maju semakin ke tepi, dan...
Byurrr
Dia melompat ke danau.
"Hey!, berhenti"
Bible membuka matanya saat mendengar suara yang familiar di telinganya, Ia juga mendengar suara seseorang yang ikut melompat ke dalam danau.
Hingga ia merasakan kakinya menyentuh tanah atau dasar danau ia menyembulkan kepalanya.
"Huh, ternyata dangkal sekali" ucapnya. Ketinggian danau hanya sampai dadanya.
"Bego!"
Bible terkejut saat melihat siapa orang yang mengumpat padanya.
"Sea?!!""Lo udah gila ya!" Bentak Hosea marah dengan mata yang menatap tajam ke arah Bible.
"Lo ngapain?" mengabaikan ucapan Hosea barusan, ia malah bertanya
Hosea mengubah ekspresinya menjadi rumit
"Harusnya gue yang nanya, lo ngapain lompat ke danau? HAH!""Dih lebay, danaunya dangkal kok" jawab Bible kelewat santai.
"Iya dangkal kayak otak lo!. Bego banget!. Gimana kalau tadi danau ini dalam? Bisa-bisa lo udah mati!" hardik Hosea lagi. Jujur saja ia sangat panik tadi kala melihat Bible melompat ke dalam danau.
Awalnya tadi ia sengaja datang kesini untuk melihat matahari terbenam, tap kali ini pemandangannya jauh lebih indah dari sebelumnya karena di tempat yang sama ada seorang gadis cantik yang selama ini memenuhi pikirannya.
Awalnya ia pura-pura tak melihat keberadaan Bible, dan memutuskan untuk duduk bersandar di bawah pohon mengawasi gerak-gerik Bible dan mengarahkan kamera diam-diam kearahnya.
Ia menunggu sampai Bible pulang barulah ia pergi. Namun, ia malah di buat dengan aksi nekat Bible.
"Ya udah sih, kalau gue mati gak bakal ada yang peduli juga" jawab Bible tak berani menatap Hosea.
"Kalau lo mau mati bilang sama gue biar kita mati bareng-bareng" bisik Hosea tepat di telinganya.
Bible terdiam mendengar itu, jantungnya berdegup kencang.
Heh! Apa-apaan ini. Ia merasakan tubuhnya melayang.
Dengan spontan tanganya melingkar sempurna di leher Hosea yang sedang menggendongnya.Dari bawah ia melihat jakun Hosea yang naik-turun, Bible di buat gemes sendiri jadinya. Ingin sekali ia mengigit jakun itu. Bible mengelengkan kepalanya mencoba menghilangkan pikiran buruk itu.
"Lo bodohnya udah kuadrat ya" kata Hosea sambil mendudukkan Bible di tepi dermaga. Setelah itu ia ikut keluar dari dalam danau dan duduk di samping Bible.
"Lo punya dendam kusumat apaan sih sama gue?, perasaan dari tadi lo ngumpat mulu sama gue" gerutu Bible dengan kesal.
Hosea mengaruk kepalanya frustasi. Ia khawatir bukan dendam.
Dasar perempuan tidak pernah salah, untung ia cinta, eh?!."Lo pulang aja, kalau gak bisa-bisa lo mati kedinginan disini" ujar Hosea saat melihat tubuh Bible gemetaran.
Ia mengelurkan tangannya pada Bible.
"Apa?" tanya Bible kebingungan.
"Ayo, gue antar lo pulang" jawab Hosea masih mengelurkan tangannya.
Bible tersenyum simpul, "Gak usah, gue pulang sendiri aja. Gue gak mau jadi perusak hubungan orang, apalagi orang itu sahabat gue sendiri"
Hosea menarik kembali tangannya, rahangnya mengeras. Jelas-jelas itu adalah jawaban mematikan.
"Ezra kan sahabat lo, jadi gak mungkin mikir kalau lo itu perusak hubungan kita." jawab Hosea masih gigih mengajak Bible pulang bersama.
"Gue gak mau, Sea!. Lo itu pacar sahabat gue, dan gue mohon lo jaga perasaan Ezra. Dengan lo ngomong sama gue aja lo udah bikin dia sedih. Ezra itu orangnya cemburuan, gak peduli sahabat ataupun bukan, dia gak suka kalau miliknya di ganggu sama orang." kata Bible dengan tatapan yang rumit.
Hosea mengepalkan tanganya kuat. Ia mendekati Ezra hanya untuk batu lompatan supaya ia mengetahui perasaan Bible terhadapnya, tapi sekarang kenapa Ezra malah jadi penghalang baginya.
"Jadi, gue mohon lo juga jaga batasan sama gue" ucap Bible membuat rahang Hosea semakin mengetat.
Kalau begini jadinya, ia tak perlu lagi berpura-pura. Dirinya juga lelah dengan drama percintaan ini.
lama saling berdiam diri, mereka berdua sibuk dengan pikiran masing-masing.
Karena merasa kedinginan Bible mengotak-atik nomor Raul untuk ia telpon.
"Hallo, Raul".
"Hallo, Kimbabnya abang Ace tersayang"
Bible tersenyum geli mendengar respon Raul yang menurutnya sangat lebay.
"Bang Ac- eh maksud aku Raul bisa jemput sekarang di tempat biasa gak?" hampir saja ia keceplosan memanghik Abang.
"Oke, 10 menit gue sampe di sana"
"Ya udah, makasih"
"Cium dulu dong.."
Sebenarnya Bible ingin sekali mengumpat pada Raul yang tidak tau diri ini. Namun ia menahannya tak ingin drama ini berlanjut.
"Umuach" setelah itu Bible mematikan sambungan telepon.
"Anjing" umpat Hosea.
"Kenapa?"
"Masih ada gue anjing, napa lo telponan sama pacar lo, gue kayak gak di hargain di sini" hardik Hosea, masa bodoh kalau kalimatnya kasar. Ia cemburu melihat Bible mencium laki-laki lain walau hanya melalui telepon.
"Kan lo punya Ezra, kenapa kalian gak telponan aja?" balas Bible berusaha setenang mungkin.
Tatapan Hosea penuh amarah tertahan "Argghh! Ngeselin banget anjing." mengacak rambutnya frustasi. Kelakuan Bible benar-benar menerobos pertahanan hatinya dan sudah memporak-porandakan perasaannya.
"Gue di panggil anjing mulu dari tadi." kata Bible.
"Makannya jadi cewek gue dulu kalau mau di panggil sayang" balas Hosea tanpa beban. Ia serius mengatakan itu.
Bible menatap Hosea lekat-lekat. "Gak lucu! Ingat lo udah punya Ezra"
Ezra lagi, Ezra lagi yang di bahas. Lagi-lagi penghalangnya adalah Ezra. Sial!
Sebuah jaket tersampir di bahu Bible pelakunya adalah Raul.
"Langsung pulang aja, yuk" Bible menganggukan kepalanya. Tubuh sangat dingin dan ingin cepat-cepat sampai rumah.
"Thanks bro, udah jagain cewek gue" ucap Raul menepuk bahu Hosea tiga kali.
"Bangsat" umpat Hosea setelah melihat mobil yang mereka tumpangi pergi melaju.
"Gue cintanya sama lo, Bel! bukan sama Ezra atau siapapun itu" Lirih Hosea. Air matanya jatuh tanpa bisa di cegah.
"Cengeng banget, gue" ejeknya pada diri sendiri. Begitulah laki-laki kuat di fisik tapi lemah soal cinta.
![](https://img.wattpad.com/cover/288715657-288-k138634.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perahu Kertas
Ficção AdolescenteJudul yang sudah diberi tanda "🎗" artinya sudah direvisi. Sea mengepalkan tangannya kuat saat mengetahui fakta yang baru saja keluar dari mulut gadis di depannya. Beberapa detik kemudian Sea berpikir lalu menatap tajam gadis itu. "Dua detik" Sea be...