Sakit yang paling mendalam 🎗

5 2 0
                                    

Sudah terhitung satu bulan hubungan Bible dan Ezra sedikit renggang sejak tragedi itu. Bible sudah meminta maaf dan berusaha untuk memperbaiki persahabatan mereka namun kadang hanya mendapat respon singkat dari Ezra.

Seperti saat ini, di saat bel istirahat berbunyi anak-anak lebih memilih ke kantin untuk mengisi perut, tapi tidak dengan Bible. Ia sedang berusaha meminta maaf kepada Ezra.

"Ra, bentar gue mau ngomong" Bible menahan lengan Ezra yany hendak pergi.

"Lepasin, gue mau ke kantin" jawab Ezra menarik tangannya kasar.

"Lo lapar kan? Gue bawa dua bekal dari rumah, satu buat gue dan satunya lagi buat lo" Bible mendudukkan paksa Ezra di kursinya.

Bible mengeluarkan dua kotak bekal kemudia menyerahkan satu untuk Ezra. Namun Ezra hanya menatap bekal itu tanpa minat, ia hanya menatap Bible yang sedang menatapnya juga.

"Makan dong" ucap Bible.

Bible menghembuskan napasnya kasar melihat tak ada pergerakan dari Ezra.

Meletakkan sendoknya pelan kemudian berucap
"Ezra... Stop bersikap kayak anak kecil. Gue udah minta maaf karena gue sama sekali gak tau kalau Sea alergi lada hitam, gak ada yang perlu disalahin"

"Lo! lo yang salah"

"Oke, gue yang salah" lebih baik mengalah bukan pikir Bible.

"Ayo dong Ra, maafin gue ya pliss... gue janji bakal lakuin apapun asal lo mau maafin gue" kata Bible dengan wajah memelas.

"Lo serius sama ucapan lo barusan?" tanya Ezra mulai tertarik. Dengan cepat Bible menganggukkan kepala semangat.

"Oke kalau gitu gue maafin, asal lo mau bantuin gue nanti malam" ujar Ezra sumringah.

Kerutan halus muncul di kening Bible mengernyit bingung "Emang ada acara apa nanti malam?" tanyanya dengan rasa penasaran yang tinggi.

Ezra tersenyum malu pipinya panas "Gue mau nyatain perasaaan gue sama Sea nanti malam"

Deg

Kok sakit yah

"Na-nanti malam?" tanya Bible memastikan dan di jawab anggukan kepala dari Ezra.

"Benar nanti malam?" tanya Bible solah tak percaya.

"Iya Bel, nanti malam. Makanya nanti temenin gue oke, gue nerves soalnya" ucap Ezra memegang jantungnya yang berdegup kencang.

"Lo yakin? Aa..ah maksud gue lo kan cewek masa iya lo yang nembak duluan sih? Lo paham maksud gue kan?" tanya Bible mempertahankan sikap cerianya walau dalam hatinya ia merasakan sakit yang sangat dalam.

"Gue cinta sama Sea, gue juga sayang sama dia, lagian gak ada salahnya juga kali kalau gue yang nembak duluan. Lo kenapa sih kayak gak suka banget kalau gue jadian sama Sea?!" Bible segera mengelengkan kepalanya mendengar ucapan Ezra.

"Ng- ngaklah, gue senang kok. Senang banget malah" jawabnya sambil tersenyum paksa.

"Kalau jadian sama Sea bakalan bikin lo bahagia, gue iklas Ra yang penting persahabatan kita gak hancur" batin Bible dalam hati.

"Gue bakalan bantuin lo nanti malam" lanjut Bible berusaha bersikap seolah ia baik-baik saja.

"Nah gitu dong baru sahabat, gue" ujar Ezra sambil memeluk Bible.

Dan tanpa mereka sadari bahwa semua aktivitas mereka tak lepas dari pandang seseorang yang sedari tadi mendengarkan percakapan mereka. Dengan tangan mengepal kuat Hosea memilih pergi tak jadi masuk ke dalam, ntah lah dadanya tiba-tiba sesak tidak tau kenapa.

Perahu KertasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang