Seventeen (With Lucas)

1.8K 185 48
                                    

Plak

Bahunya ditepuk kasar.

"Sampai kapan kau akan membaca tulisan sepupuku?" Sarkas sang lawan bicara.

Lucas terkekeh, menutup lagi buku diary berisi karangan kisah romansa sang istri.

"Habisnya hanya buku ini kenangan yang (Name) tinggalkan untukku." Terkekeh singkat, menutup lembaran buku. Senyum teduh menghiasi wajah tampan sang penyihir jenius, jemarinya bergerak mengelus pelan surai serupa yang tengah berbaring dipangkuannya.

Dahi Claude mngernyit, menatap seorang bocah berusia 5 tahun dalam pangkuan sang penyihir jenius yang tertidur lelap.
"Lantas itu apa?"

Lucas tertawa lagi, kali ini tawanya sedikit lebih kencang hingga kedua netra (e/c) yang serupa dengan ibunya itu terbuka, kedua tangannya bergerak menggosok kelopak mata yang terbuka malas karena teriakan ayahnya.

"Keponakanku bangun, sialan."

Selang beberapa detik keheningan melanda, gadis kecil dengan helaian surai hitam memeluk perut Lucas erat, mencari ketenangan disana.

"Papa berisik sekali! Gaervy jadi ngga ngantuk lagi."

Lucas tersenyum lembut, wajahnya turun mengecup ringan puncak kepala sang buah hati.

"Maafkan papa ya, sayang.." Nadanya melembut. Gaervy tersenyum manis lalu mengangguk semangat. Melepaskan pelukannya pada sang papa lalu beranjak pergi meninggalkan keduanya yang sama-sama terdiam sembari melihat tingkah gadis kecil itu.

"Ervy mau kemana?" Claude bertanya.

"Main, om!"

Alis Claude berkedut tampak kesal. Dirinya paling tidak suka dipanggil om oleh bocah yang menjadi keponakannya itu.

Berkali-kali diperingati, tapi anak itu sama sekali tidak mendengarnya. sudahlah, Claude lelah, anak itu sama saja sama ibunya. Sama-sama keras kepala.

"Jujur, kau sama sekali tidak cocok jadi ayah." Tutur Claude.

Lucas mengorek telinganya sembari menatap malas ke arah Claude yang menyindirnya secara langsung.

"(Name) yang di atas sana sudah pasti menyesal memilih menikah denganmu." kompor Claude lagi.

Kali ini raut wajah Lucas nampak tak terima, dirinya melayangkan sebuah pembelaan diri.

"Bagaimana mungkin dia akan menyesal? Buktinya kami sampai memiliki buah hati, dia juga tidak pernah meninggalkanku, memangnya kau pikir (Name) sama apa seperti Diana?"

"Justru aku kasian padamu, Diana pergi saat kalian tengah berkonfik, haha. Dasar cinta beda alam."

Omongan pedas yang mampu menyulut emosi sang kaisar tirani.

"Sadar, kau pun sama. Cinta beda alam juga, istrimu juga sudah lama meninggal bukan?"

Lucas tersenyum miris, kemudian berdiri sembari meremas bahu Claude kuat.

"Aku benci mengakuinya, tapi itu semua benar."

"Relakan dia, jiwanya sudah lama menghilang. Setidaknya ia memberi sebuah kenangan yang indah bukan?"

Lucas tersenyum tipis, mengangguk samar lalu berjalan santai mengejar sang buah hati yang nampak senang hanya karena beberapa buah kupu-kupu yang berterbangan disekitarnya. Sekilas wajah (Name) terpancar dari anak itu.

Walau rupa sang buah hati dominan ke arahnya, namun kebanyakan sifat Gaervy menurun dari ibunya.

Lucas bersandar di salah-satu batang pohon yang tak jauh dari keberadaan anaknya.

𝐂𝐑𝐎𝐌𝐔𝐋𝐄𝐍𝐓 [𝐋𝐮𝐜𝐚𝐬𝐱𝐘𝐨𝐮𝐱𝐎𝐂]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang