Sixteen (With putra mahkota)

1.4K 169 39
                                    

Cinta beda kasta saja sudah menyakitkan, terlebih kini hatimu berlabuh pada sosok yang akan menjadi istri orang lain.

Banyak kesempatan yang diberi, lantas mengapa kau membuang waktumu untuk banyak hal tidak berguna?

Semenjak kepulangan dari istana tetangga, Lucas terus melamun. Netranya nampak kosong dengan pandangan terus tertuju ke depan.

"Sudahlah! Relakan saja, kenyataannya memang (Name) lebih memilih bersama putra mahkota ketimbang dirimu!" Athy menamparnya dengan kata-kata pedas.

Lucas hanya menatapnya tak tertarik.
"Mereka belum menikah-"

"-Akan." Potong Athy.

Menyebalkan, mengapa tidak ada satupun yang mendukungnya?

"Jangan coba-coba ganggu urusan mereka, Lucas. Ingat! Yang kau senggol itu putra mahkota!" Peringat Athy.

Lucas terkekeh sarkas. Mendorong kasar bahu sang puan hingga terbentur ke tembok.

"Apa urusannya denganmu? Jangan suka mencampuri urusan orang dewasa! Kau hanya seorang bocah!" Lucas menatapnya tajam.

Athy menggeram, menarik kerah pakaian yang dipakai oleh Lucas.
"Aku bukan anak kecil, paman."

Menghembuskan nafas lelah, Lucas menghempaskan raga sang puan lalu pergi meninggalkan gadis itu sendirian.

"Dasar tidak peka! Lucas bodoh!" Maki Athy sembari menghentakkan kakinya kesal.

*****

"Kau mau tema pernikahan seperti apa?"

(Name) menatapnya malas, kepalanya sedari tadi berdenyut nyeri tak karuan.

"Terserah." Jawabnya.

Elvis menaikkan kedua alisnya heran.
"Ayolah, serius untuk kali ini saja."

"Ku bilang terserah ya terserah! Bisa tidak skip saja bagian acara pernikahannya?" (Name) menutup wajahnya dengan lengan sembari berbaring di atas kasur king size milik putra mahkota.

"Tidak." jawabnya singkat.

"Tidak usah menikah kalau begitu." Balas (Name) cuek, membalik posisi tidurnya memunggungi putra mahkota.

"Kau kenapa sih? Sakit? Mau ku panggilkan tabib istana?" Raga mendekat dan terduduk dibelakang wanita itu, Elvis meletakkan punggung tangannya di leher wanita itu.

"Lebay amat, pusing doang mesti pake tabib." Gerutu (Name) masih sempat-sempatnya ngomong bikin sakit hati.

Elvis mengambil nafas dalam menahan emosinya. Jemarinya bergerak memijit tengkuk sang jelita.

"Yang mana yang sakit, hm?" Nada bicaranya melunak.

Kedua bahu (Name) terangkat merasa geli.

"Jangan pegang-pegang, ga suka!" Tangan (Name) bergerak memukul tangan Elvis yang memijit belakang lehernya.

Sungguh!

Elvis itu orangnya gampang emosi, tapi untuk (Name) dia punya batas kesabaran lebih.

"Balikin aku ke Obelia." (Name) berucap tanpa menoleh ke belakang.

"Namamu aja yang balik kesana gimana?"

(Name) tampak tak terima, raganya berbalik menatap Elvis dengan muka tak suka.
"Kamu nyuruh aku mati, hah?"

𝐂𝐑𝐎𝐌𝐔𝐋𝐄𝐍𝐓 [𝐋𝐮𝐜𝐚𝐬𝐱𝐘𝐨𝐮𝐱𝐎𝐂]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang