Eleven

1K 192 28
                                    

"memangnya aku punya hak untuk memilih?"

*****

"Terserah bagaimana pun caranya!! Kau harus bisa menggoda kaisar itu!!"

Isak tangis menguar dengan sendirinya, tangannya memegangi dadanya yang terasa sesak.

"Tapi ia tidak menyukaiku, ayah.." Lirihnya.

"Apa peduliku? Kaisar akan tetap mempertahankanmu, kau tau kenapa? Karena matamu menguntungkan kekaisaran."

Kepala ditundukkan, apa sampai akhir dirinya akan terus menjadi alat?

"Terserah bagaimana pun caranya.. Rayulah sang kaisar, bila perlu gunakan tubuh tidak bergunamu itu untuk naik ke atas ranjangnya!"  Ucapnya sinis, menyayat hati sang buah hati.

'Maaf Lucas, aku tidak bisa menepati janji kita..' Batinnya menjerit terluka.

Itulah awal mula kesalahan sang puan yang melebar luas hingga tak bisa dihentikan dengan mudah.

Segala perjuangannya mendekati sang kaisar begitu sia-sia. (Name) merasa putus asa. Bahkan naik ke atas ranjang kaisar pun tiada guna. Seolah tak berharga, kaisar selalu meninggalkannya begitu selesai memakai tubuhnya. Selalu hawa dingin yang menemaninya dalam isak tangis kesunyian.

"Aku tau kamu tidak mencintaiku, begitupun diriku.. Aku juga sebenarnya tidak mencintaimu. Jadi bisakah kita buat kesepakatan?"

Kaisar yang pada masa itu memang dasarnya suka pada hal yang menantang menerima tawaran sang puan.

"Pura-puralah terlihat mencintaiku.. Sebagai imbalannya aku akan menyerahkan hidupku untuk kekaisaran."

Berawal dari sebuah kesepakatan, nyatanya cinta sang kaisar tak bisa dibendung begitu saja. Bagai menelan ludahnya sendiri.

Tapi tetap saja, kesepakatan adalah kesepakatan.

"Dia telah meninggal.."

Begitulah kabar duka yang didengar dari mata-matanya. Diri sudah terlebih tau jauh hari mengapa wanita itu memilih pergi, namun telat untuk menyadari.

"Maaf.. Aku terus menyakitimu.."

Siapa yang akan peka dengan kalimat semenyedihkan itu?

'Kau meninggalkanku setelah aku memberikan cintaku padamu?' Bermonolog sendiri pada balkon kamar yang terbuka. Keheningan menjadi teman bicaranya. Akhirnya ketakutan yang dihalusinasikannya menjadi kenyataan. Padahal jika (Name) bisa bertahan lebih lama lagi mungkin saja takhta permaisuri menjadi miliknya, sayang seribu sayang. Wanita itu meregang nyawa sebelum kaisar sempat mengutarakan perasaannya.

(Name) berbohong dengan mengatakan ia mencintai sang tuan, dan sang kaisar berbohong dengan mengatakan tidak pernah mencintai sang puan.

Pada awalnya raga telah jatuh pada pesona sang kekasih. Kesepakatan itu hanya jalan bagi kedekatan keduanya.

Malam ketika berbagi kehangatan bersama pun kaisar selalu berfikir apakah perlakuannya menyakiti hati sang puan atau tidak. Pasalnya tiap kali mereka melakukannya (Name) pasti selalu menangis. Kaisar itu tidak tau cara mengungkapkan rasa sayangnya, memilih membiarkan sang jelita dalam kesendiriannya, bukankah setiap orang terkadang butuh waktu untuk sendiri?

Tapi bukan itu yang diinginkan sang puan, (Name) selalu merasa bersalah ketika melakukannya dengan sang kaisar. Rasanya seperti dirinya berkhianat pada kesepakatan yang ada. Dirinya bersama dengan sang tuan, namun rasa bersalah pada Lucas juga mengarungi dirinya. Bayangan Lucas selalu menghantuinya bagai mimpi buruk. Sehingga ia menangis merasa menyesal dengan prilakunya.

𝐂𝐑𝐎𝐌𝐔𝐋𝐄𝐍𝐓 [𝐋𝐮𝐜𝐚𝐬𝐱𝐘𝐨𝐮𝐱𝐎𝐂]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang