Angin berhembus sepoi sepoi memberikan keteduhan untuk gadis yang sedang duduk diantara pepohonan rindang dipinggir jalan. Sesekali ia melirik kearah hamparan ladang di dekat jalan yang menuju ke arah perkotaan."Kau menunggunya lagi?" Ia tersentak saat mendengar pertanyaan dari wanita paruh baya yg tanpa ia sadari telah duduk dikursi yg sama dengannya.
"Tidak bibi....aku hanya ingin duduk bersantai disini"jawabnya dengan senyuman.
"Kau tahu, kau tak pandai untuk berbohong" sahut sang bibi seraya bangkit dari duduk.
"...kalau sudah slesai dengan kegiatanmu, segeralah masuk...hari akan petang"imbuhnya.
"Baik, bi..." Gadis itu terus menatap kepergian sang bibi hingga masuk ke dalam sebuah rumah melalui pintu belakang.
"Hemmmmm..."gadis itu menarik nafas panjang seraya kembali mengayunkan kedua kakinya untuk menghilangkan rasa bosan.
Sudah sekitar hampir 3jam gadis itu tk beranjak dari tempatnya duduk hingga terdengar helaan nafas yg terdengar begitu melelahkan.
"Sepertinya dia tidak akan datang, lagi..."kemudian ia bangkit menuju rumah yg sama dimana bibinya tadi masuk.
"Eoh, bibi sudah memasak?"tanyanya saat sudah tiba didalam rumah.
Bibi Jang sekilas melirik lalu tersenyum seoalah mengejek, "kau pikir bibi akan menunggumu untuk memasak??lalu kita akan makan malam jam berapa??"tanyanya seolah menyindir karna keponakannya hampir stengah hari duduk d tempat yg sama.
"Aaaa bibi selalu saja mendramatisir segalanya..."keluh gadis itu seraya berjalan menuju kamarnya untuk membersihkan diri.
---------------
Flashback on
Terdengar suara kaki yang melangkah terburu-buru diiringi suara nafas yang tersenggal, sepertinya pemilik dari suara nafas itu baru saja berlari dari jarak yang cukup jauh.
"Nayaa....Nayaa..." Sosok yang dipanggil itupun menoleh saat mendengar namanya dipanggil.
"Bagaimana hasilnya?" Tanya Naya penuh antusias saat pria itu sudah berada dihadapannya.
"Eeemmmmm....aku...aku....lolos!!!"jawab sang pria diiringi dengan senyuman yang begitu merekah menggambarkan bahwa dirinya puas dengan hasil yang dia dapatkan.
"Yaa jinjja???"tanya sang gadis lagi seraya membuka gulungan kertas yang dibawa oleh sahabatnya sejak dtaman kanak-kanak itu.
"Bukankah kau yang mengatakan bahwa aku akan berhasil" celetuk pria yang memiliki lesung pipit dengan senyuman yang sangat manis itu.
"Wahhh daebakk....kau benar-benar luar biasa Namjoonaaa..."Naya langsung memeluk Namjoon dengan sangat erat menggambarkan bahwa dia turut bahagia dan bangga padanya.
"Tapi......"ucap Namjoon ragu-ragu yang membuat Naya sedikit mendongak melihat perubahan raut wajah pada sahabatnya itu.
"Tapi kenapa???" Tanyanya seraya menarik tangannya dari pinggang Namjoon.
"Aku akan tinggal di asrama selama traine sampai aku debut bahkan jika aku menjadi seorang idol nantinya..."jawab Namjoon dengan nada sedikit pelan.
"Bukankah itu bagus? Kau akan fokus dan semakin memantapkan diri untuk ke jenjang selanjutnya, aku mendukungmu"Naya sambil mengusap bahu sahabatnya dengan senyuman yang belum luntur dari wajahnya.
"Lalu....bagaimana dengan kau, Naya?" Namjoon terus menatap iris bulat sang gadis yang masih terlihat berbinar namun Namjoon tak dapat mengartikan tatapannya itu.
"Kejar mimpimu....aku akan baik-baik saja, kau kira temanku hanya kau...aku sudah lelah bertahun-tahun selalu direpotkan oleh orang sepertimu" tukas Naya sambil mempoutkan bibir yang membuat Namjoon mengacak-acak rambutnya.
"Aku akan usahakan untuk selalu datang menemuimu setiap akhir 3 pekan, bagaimana??"tanya Namjoon
"Baiklah....atur sesuai keinginamu..."Naya masih terus mengembangkan senyumnya.
"Tunggulah aku disini, aku akan datang"
Flashback off
-----------------------
Hari itupun tiba, tanpa terasa sudah 2 tahun Namjoon meninggalkan desa itu. Kegiatannya menemui Naya masih terus berlanjut bahkan setelah 1 tahun debutnya. Namun, 3 kali 3 pekan dia tidak datang...sebenarnya bisa saja Naya menghubinya tp entah kenapa dia mulai sedikit enggan dan canggung karna sudah lama Namjoon tidak menghubunginya dahulu.
Hingga hari inipun saat Namjoon kembali tidak datang, Naya lebih memilih untuk diam dan mengganggap semua tetap baik-baik saja karena memang kesibukan sahabatnya sebagai seorang idol tidak bisa disepelekan.
--------------------
"Namjoona.....kenapa tidur disini??? Tidurlah dikamarmu!" Ucap Seokjin sembari menggoyang-goyangkan tubuh Namjoon karena pria itu tertidur disofa.
Yaa, Namjoon tergabung dalam satu grup idol yang bernama BTS terdiri dari 7 orang yakni dia sendiri sebagai leader, Kim Seokjin, Min Yoongi, Jung Hoseok, Park Jimin, Kim Taehyung dan yang paling bontot diantara mereka yaitu Jeon Jungkook.
"Aku sangat lelah hyung..."jawab Namjoon dengan mata yang masih tertutup.
"Setidaknya lepas dulu sepatumu, huh" gerutu hyung tertua itu.
"Aku merindukannya hyung....." Keluh Namjoon secara tiba-tiba.
"Mworago???" Seokjin menatap Namjoon yang masih tiduran lekat-lekat.
To be continue...
--------------------Haiiiii.....
Sekali lagi ini cerita pertamaku, maaf kalau masih terlihat kaku....Tunggu kelanjutannya ya yeorobun....
Gomawoo🤗💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Until The End
Fanfictionini hanya...... "Tentang kisah hidup seseorang yang menjadi lembaran cerita dalam hidup salah satu manusia namun dunia tak bisa mengetahui tentang cerita yang begitu sangat memilukan karna sebuah perpisahan...."