Happy reading.....🔞🔞🔞
_____________________________
Setelah dua hari dirawat, seperti biasa Nayaa terus memaksa untuk pulang. Namjoon masih disana karena memang mendapat waktu istirahat dari agency selama seminggu.
"Namjoonaa....bisakah kau membawaku pulang? Sungguh aku sudah tidak apa-apa."rengeknya yang entah sudah yang ke berapa kali.
Menghela nafas panjang "huh......kita pulang hari ini tapi dengan satu syarat?!"final Namjoon.
"Syarat ???apa???"
"Ikut denganku ke Seoul, kita lakukan check up dirumah sakit kota. Aku akan menyewa apartement untukmu dan bibi Jang"
Nayaa kembali pada raut wajah sendunya. Entahlah syarat itu terasa agak berat baginya karena jujur saja, dia tidak menyukai serangkaian pemeriksaan dirumah sakit terlebih lagi dia lelah jika harus meminum sederetan obat yang tidak bisa dibilang sedikit dengan ukuran yang lumayan besar.
"Keputusannya ada padamu, dan tidak ada pilihan lain."tambah Namjoon.
Itu semua Namjoon lakukan demi kebaikan Nayaa dan sudah ia bicarakan dengan orang tua juga bibi Jang semalam saat Nayaa tertidur.
"Baiklah .." setelah mendapat persetujuan dari Nayaa tuan Kim menyelesaikan semua prosedur untuk memulangkan Nayaa termasuk membayar administrasi rumah sakit yang sudah beberapa kali ditolak oleh bibi Jang.
Setelah beristirahat dirumah selama satu hari, mereka berangkat ke Seoul pada keesokan harinya. Nyonya dan tuan Kim tidak bisa mengantar ke Seoul karena ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan.
Namjoon sudah mengatur apartemen yang akan ditinggali Nayaa dan bibinya. Mengaturnya agar sewaktu-waktu ia bisa mengunjungi Nayaa dengan bebas karena posisinya sebagai seorang idol cukup menyulitkan untuk bergerak dilingkungan ramai. Maklum, setelah serentetan prestasi yang diraih grubnya, ia menjadi sangat mudah dikenali oleh banyak orang.
"Istirahatlah....."ucap Namjoon sambil menyiapkan tempat tidur Nayaa.
Nayaa yang melihat Namjoon hanya tersenyum karena beberapa hari terakhir ini dia bersikap sangat lembut setelah mengetahui keadaannya. Bukan tidak senang, Nayaa hanya khawatir akan menjadi beban bagi laki-lakinya itu.
Naya melangkah mendekat lalu memeluk Namjoon dari belakang, " bisakah.....kau menemaniku disini?"ujarnya.
"Aku tidak akan kemana-mana" jawab Namjoon dan berbalik menghadap Nayaa. Sebelah tangannya ia selipkan pada pinggang ramping Nayya dan tangan satunya ia sibukkan untuk menyelipkan rambut Nayaa yang jatuh terjuntai menutupi sebelah matanya.
Entah siapa yang memulai terlebih dahulu, kedua bibir itu saling melumat, menyalurkan berbagai perasaan mereka masing-masing yang bercampur aduk antara rasa cinta, takut, sedih, bahkan hancur karena kenyataan yang mereka hadapi.
Penyatuan bibir itu terus berlanjut hingga Namjoon mengetuk bilah bibir Nayaa agar terbuka, mengobrak abrik rongga hangat itu untuk menyalurkan rasa sayangnya. Terdengar lenguhan saat tangan Naamjoon terus menekan tengkuk Nayaa agar memperdalam ciumannya.
Namjoon terbelalak saat tangan Nayaa mulai naik dan membuka satu persatu kancing kemeja yang ia kenakan tanpa melepas pangutan keduanya. Setelah kemeja itu terbuka Nayaa melemparnya asal hingga teronggok dilantai.
"Gwenchana????"tanya Namjoon setelah penyatuan dua bibir itu terlepas.
Nayaa hanya mengangguk dengan keadaan yang sudah benar-benar kacau. Deru nafasnya tersenggal-senggal, matanya terlihat begitu sayu. Dengan senyuman ia mendorong Namjoon hingga tubuh mereka berdua sama-sama terjatuh diatas ranjang dengan Nayaa yang berada diatas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Until The End
Fanficini hanya...... "Tentang kisah hidup seseorang yang menjadi lembaran cerita dalam hidup salah satu manusia namun dunia tak bisa mengetahui tentang cerita yang begitu sangat memilukan karna sebuah perpisahan...."