Hai hai hai.....
Aku kembali.....🤭🤭🤭_________________________
Perlahan kelopak mata yang menyembunyikan onyxnya itu terbuka, membiaskan matanya perlahan karna ruangan yang ditempatinya begitu terang dengan cahaya lampu.
Ia melirik ke arah tangannya yang terasa kebas, benar saja tangannya mungkin terlalu lama di genggam oleh sosok yang begitu dirindukannya yang terlihat tertidur. Entah sudah berapa lama ia tidak sadarkan diri karena saat ia melirik ke arah jam dinding sudah menunjukkan pukul 7 malam.
"Eoh, kau sudah sadar? Apa ada yang sakit? Apa kau ingin sesuatu? Mau aku panggil dokter saja?" Namjoon terbangun karena terusik dengan pergerakan Nayaa.
Nayaa hanya terkekeh mendengar rentetan pertanyaan yang Namjoon lontarkan. " Yak, aku harus menjawab yang mana?"
"Cih, kau masih bisa tertawa setelah membuat semua orang hampir terkena serangan jantung karena ulahmu" Namjoon berdecih kecil.
Namun semua tingkahnya membuat Nayaa tertawa semakin menjadi hingga membuatnya terbatuk. Namjoonpun segera bangkit dan mengambil air diatas nacas didekat ranjang tidur Nayaa.
"Apa....kau baik-baik saja?" Tanyanya lagi.
Nayaa lagi-lagi tersenyum dan hanya membalas dengan senyuman yang merekah begitu tulus.
Namun Namjoon benar-benar tak bisa mempercayai sahabatnya yang keras kepala itu. Wajah pucat, tubuh lemas dan mata yang terlihat sayu sepertinya cukup menjelaskan apa yang gadis itu rasakan walaupun ia memendamnya dalam kebisuan.
"Aku.....mau pulang..." Pinta Nayaa dengan pandangan yang menunduk.
"Mwo??? Kau masih harus dirawat karena tubuhmu begitu lemas. kau tahu, bahkan belum sehari disini kau sudah menghabiskan dua infus" Namjoon berucap seraya membetulkan selimut pada tubuh sahabatnya.
"Sungguh aku tidak apa-apa..." Sanggah Nayaa lagi.
Dan Namjoonpun hanya bisa menghela nafas panjang karena percuma berdebat dengan Nayaa karena ia tahu ia tidak akan berhasil.
Setelah mendapat persetujuan dokter, dengan syarat rawat jalan dan kontrol dalam tiga hari sekali Nayaapun diperbolehkan untuk pulang keesokan harinya.
Bibi Jang, ayah dan ibu Namjoon sudah pulang karena memang keadaan rumah yang belum terkunci. Setelah menyuapi Nayaa sampai slesai meminum obat, Namjoonpun kembali duduk dengan tangan yang masih menggenggam tangan Nayaa.
"Apa.....kau khawatir padaku?"tanya Nanya dengan onyx yang masih terlihat sayu
Namjoon menghela nafas lagi " kau pikir dengan aku disini karena apa?"
"Kau masih sama....pemarah seperti biasa" gerutu Nayaa memalingkan pandangannya.
"Karena kau selalu membuatku kesal dengan pertanyaan yang kau sendiri sudah tahu jawabannya." Jawab Namjoon kemudian.
"....miann....."ucap Nayaa dengan pandangannya yang tertunduk.
"Untuk apa?" Tanya Namjoon yang memang tak mengerti dengan perubahan raut wajah sahabatnya.
"Maaf karena tak menunggu kedatanganmu di tempat biasa..." Jawab Nayaa dengan pandangan yang masih sama.
Seketika Namjoon teringat dengat surat yang terakhir kali ia titipkan pada ibunya sebelum berangkat tour.
Namjoonpun menggelengkan kepalanya "bukan salahmu, memang siapa yang menginginkan sakit eoh?"
Namjoon mengangkat dagu Nayaa pelan agar pandangan mereka bertemu, namun ia tersentak saat melihat mata sayu itu telah mengeluarkan butiran-butiran bening dari kelopaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Until The End
Fanfictionini hanya...... "Tentang kisah hidup seseorang yang menjadi lembaran cerita dalam hidup salah satu manusia namun dunia tak bisa mengetahui tentang cerita yang begitu sangat memilukan karna sebuah perpisahan...."