3.

3.7K 258 5
                                    

***

Oktober akhir, 20xx

Wonwoo mulai percaya jika ada janin kecil yang tumbuh di dalam perutnya. Itu karena ia sudah mengeceknya sendiri menggunakan alat tes kehamilan yang dibelinya secara online. Ia tidak berani membeli alat seperti itu secara langsung.

Ia bahkan sudah mengecek sebanyak tujuh kali dalam waktu berkala. Dan hasilnya selalu sama. Dua garis merah selalu tertera dan menjadi hasil akhirnya.

Ditambah lagi, ia kini mulai merasakan adanya perubahan pada tubuhnya. Ya, perutnya tak lagi datar seperti sebelumnya. Kini perutnya akan terlihat membuncit jika Wonwoo tidak menggunakan korsetnya—yang lagi-lagi dibeli secara online. Dan itu semakin meyakinkan dirinya sendiri jika ia benar-benar hamil.

Dua bulan berlalu sejak kejadian di klinik, dan Wonwoo sama sekali belum memberi tahu Mingyu tentang hal ini.

Entah karena terlalu bodoh atau naif, ia justru malah diam saja seakan tidak terjadi apa-apa. Bahkan mereka masih berhubungan seperti biasanya. Tanpa adanya status yang pasti, dan tanpa pernah menyinggung topik itu sama sekali.

Bukannya ingin menutupinya. Wonwoo justru sebenarnya ingin mengatakan hal itu pada Mingyu. Hanya saja, ia tidak pernah menemukan waktu yang tepat. Setiap ia ingin mengatakannya, Mingyu pasti sedang merasa lelah karena pekerjaannya. Mengingat pria Kim itu masih baru dalam pekerjaannya. Jadi ada banyak hal yang harus di kerjakan dan di pelajari sebagai guru baru.

Dan setiap mereka tengah menikmati waktu santai bersama, Wonwoo terlalu takut untuk merusak suasana tenangnya dengan topik super sensitif itu. Ia takut Mingyu akan marah dan justru meninggalkannya karena tidak mempercayainya.

Terus begitu hingga tanpa terasa sudah dua bulan lamanya.

Mingyu mulai merasa ada yang berbeda dari Wonwoo. Remaja Jeon itu terlihat lebih sering melamun dan nampak murung. Raut wajahnya pun terlihat tidak secerah biasanya. Bahkan lebih sering terlihat pucat seakan tengah sakit. Namun saat di tanyai perihal keadaannya, si Jeon itu selalu mengatakan jika ia tidak apa-apa.

Sejujurnya Mingyu merasa penasaran. Ia ingin mengulik lebih jauh lagi, tapi ia masih terlalu sibuk dengan urusannya. Bahkan untuk menikmati waktu bersama saja sekarang jarang. Biasanya mereka akan bertemu setidaknya tiga kali dalam seminggu. Namun sejak beberapa waktu belakangan ini, Mingyu hanya sempat meluangkan waktunya di akhir pekan saja. Itu pun tidak bisa lama karena Wonwoo harus bekerja di sore harinya.

Dan kini, rasa penasarannya kian membuncah saat Wonwoo sama sekali tidak memberi kabar sejak seminggu yang lalu. Bahkan selama itu ia juga tidak masuk sekolah. Tanpa surat izin dan kabar apapun.

Tidak ada satupun teman sekelasnya yang tahu pasti tentang alasan Wonwoo absen dari pelajaran. Mereka berasumsi jika pria manis itu mungkin sedang sakit. Karena saat terakhir kali Wonwoo masuk sekolah, pria manis itu nampak tidak sehat dengan wajah pucat dan keringat yang membasahi dahinya.

Karena merasa khawatir akan kondisi anak perwaliannya itu, Mingyu pun akhirnya memutuskan untuk pergi mengunjungi rumah Wonwoo. Berbekal alamat yang di dapat dari pihak sekolah, Mingyu pun pergi untuk menjenguk dan memastikan kondisi anak didiknya itu.

Meski sudah berhubungan dekat, Wonwoo tidak pernah sekalipun menunjukkan letak rumahnya. Mingyu hanya diizinkan untuk mengantar hingga persimpangan dekat rumahnya, lalu ia akan berjalan kaki menuju rumahnya.

Setelah berkeliling di daerah tempat tinggal Wonwoo, Mingyu akhirnya menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah kecil yang berada di ujung jalan dan jauh dari pemukiman.

TAKDIR [Meanie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang