23.

2.5K 176 5
                                    

***

"Sayang.. Aigoo sayangnya papa.." Wonwoo mengangkat tubuh bayinya yang menangis. Bayinya itu baru saja mendapat suntikan imunisasi tadi pagi. Dan kini tubuhnya mulai menunjukan efek sampingnya.

"Baby pusing eung? Sstt.. Cup cup, sayang.." Wonwoo mengecup dahi hangat Minjun yang masih menangis di pelukannya.

Wonwoo dengan sabar bergerak ke sana kemari sembari menggendong tubuh kecil bayinya. Hingga setengah jam kemudian, Minjun mulai tenang dan kembali tertidur.

"Halo Hyung.." Wonwoo menerima panggilan dari suaminya sambil terus menimang bayinya.

"Minjun bagaimana? Masih demam?" Tanya Mingyu dengan suara khawatir setelah membaca pesan singkat dari Wonwoo yang mengatakan jika bayi mereka sedang demam setelah di imunisasi.

"Masih Hyung.. Dan sedang panas-panasnya. Dari tadi Minjun terus terbangun jika di tidurkan ke kasur" bisik Wonwoo sama khawatirnya karena suhu tubuh bayinya kini terasa begitu panas.

"Aku akan izin pulang cepat hari ini. Sebelum jam dua aku usahakan sudah sampai. Kamu butuh sesuatu? Obat Minjun?"

"Titip belikan plester pereda demam saja Hyung.."

"Em. Nanti aku belikan. Aku tutup dulu em? Baik-baik di rumah ya?"

Setelah menutup panggilan suara dari suaminya, Wonwoo kembali fokus pada bayinya yang tertidur kembali dengan bibir mungilnya yang sedikit terbuka.

"Cepat sembuh Minjun-ie.."

.

"Masih demam?" Mingyu baru saja sampai. Ia datang sambil membawa bungkusan makanan dan obat untuk anaknya.

"Masih. Baru saja aku tidurkan lagi.. Sedari tadi ia tidak mau di tidurkan.. Maunya di gendong terus.. Aku duduk sebentar saja dia langsung bangun" keluh Wonwoo sambil menerima barang-barang yang Mingyu bawa.

Mingyu yang mendengar keluhan suaminya pun merasa kasihan. Ia mengecup dahi Wonwoo sambil mengusap pelan pinggang yang kini kembali mengecil setelah melahirkan beberapa bulan lalu.

"Kamu makan siang dulu saja.. Mumpung Minjun masih tidur" Wonwoo mengangguk. Ia segera pergi ke dapur guna menikmati makan siang yang Mingyu bawakan. Sedangkan Mingyu juga ikut pergi ke dapur untuk meneguk segelas air.

'Hik hik.. Uaaa'

Wonwoo yang baru memakan dua sendok nasi pun langsung menyudahi acara makannya. Ia langsung berlari ke kamar guna memenangkan buah hatinya yang kembali menangis.

"Sayang.. Cup cup.." Wonwoo berbisik lembut sembari menimang tubuh bayinya.

Mingyu ikut menyusul ke kamar. Ia mendekat sembari memebawa sebotol susu untuk bayinya.

"Aku mandi sebentar. Badanku masih penuh kuman"

Iya, Mingyu tidak akan mau menyentuh bayinya sebelum mandi dan mensterilkan tubuhnya dengan semprotan khusus yang aman untuk bayi.

.

Mingyu kini tengah menimang Minjun yang kembali terlelap dengan plester pereda demam di dahi sempitnya. Ia nampak begitu tenang dan pulas di dekapan lengan besar ayahnya yang sedari tadi terus bergerak ke sana kemari tanpa lelah.

"Habiskan dulu.. Tidak perlu buru-buru sayang"

Sekarang Mingyu sedang menemani Wonwoo menghabiskan makan siangnya yang sempat tertunda. Ia dengan sabar menunggu suaminya yang terlihat begitu lelah namun terburu untuk menghabiskan makanannya.

Ia tahu jika Wonwoo takut anak mereka terbangun dan rewel lagi. Yah, naluri alami orang tua yang tahu jika anaknya sedang sakit. Pasti tidak akan tenang melakukan apapun. Apalagi ini anak pertama mereka.

Setelah menyelesaikan makannya dan mencuci piring, Wonwoo langsung mencuci tangannya dan mensterilkan kedua tangannya agar bisa kembali menyentuh putranya.

"Biar aku saja. Kamu pasti lelah kan? Minjun pasti rewel sejak pagi" Mingyu menahan tangan Wonwoo yang hendak mengambil alih putra mereka dari dekapannya.

"Hyung belum pakai baju.."

"Tidak apa. Justru sengaja! Supaya panasnya Minjun pindah ke aku saja.. Aku dapat tips seperti itu dari nona apoteker tadi" Mingyu mengeratkan dekapannya pada Minjun. Berusaha mentransfer suhu dingin tubuhnya pada bayinya yang masih terserang demam.

Wonwoo sendiri akhirnya membiarkan. Jika memang itu bisa membantu menurunkan suhu tubuh bayinya, ya sudah. Karena sungguh! Ia benar-benar khawatir sekarang. Ini kali pertama bayinya sakit begini. Walaupun ia tahu jika ini efek dari imunisasinya, tapi tetap saja ia merasa kasihan pada anaknya.

"Anak kita tidak apa sayang.. Tidak perlu khawatir eum? Jika sampai nanti malam suhunya belum turun, kita konsultasikan lagi ke dokternya" Wonwoo mengangguk pasrah mendengar ucapan suaminya.

Mereka kemudian pergi ke kamar. Mingyu menyandarkan tubuhnya di sandaran ranjang sambil tetap menggendobg bayinya. Wonwoo lalu mengganjal lengan Mingyu dengan bantal agar suaminya itu tidak merasa pegal.

"Wonu tidur saja jika mengantuk.. Biar Hyung yang jaga Baby.."

Wonwoo menggeleng di sisi Mingyu. "Bagaimana aku bisa tidur jika bayiku masih sakit begini? Rasanya tidak tenang Hyung.." bisik Wonwoo. Ia mengusap puncak kepala bayinya yang masih terasa hangat.

"Kan ada Ayahnya sekarang.. Tidur saja eum? Kamu pasti lelah.. Aku tidak mau kamu sakit juga.."

Mingyu memaksa Wonwoo agar tidur. Dan akhirnya Wonwoo pun mengalah. Karena jujur, ia memang sangat lelah sekarang.

"Jika lelah, bangunkan aku ya Hyung? Aku tidur sebentar.."

Mingyu mengangguk ala kadarnya. Tentu saja ia tidak akan membangunkan Wonwoo hingga pria manis itu terbangun sendiri. Ia tidak akan tega.

"Tidur Papa.."

Setelah memastikan Wonwoo tertidur, Mingyu pun kembali fokus pada bayinya. Nyatanya bayinya itu sekarang lebih tenang. Tidak terbangun meskipun Mingyu tidak lagi bergerak kesana-kemari untuk menimangnya.

"Anak ayah anak pintar.. Cepat sembuh ya? Papamu khawatir sayang.."

.

Pukul sepuluh malam, Wonwoo masih sibuk menimang bayinya yang kembali rewel meskipun suhu tubuhnya sudah mulai turun. Mungkin Minjun masih merasa pusing, makannya rewel.

"Sini sini sama Ayah!" Mingyu langsung mengambil alih bayinya dari gendongan Wonwoo. Ia menidurkan kepala kecil bayinya di bahunya. Sebelah tangannya menopang pantat bayinya, dan sebelah tangannya lagi menahan tengkuk dan punggung sempit si kecil.

Ajaib. Saat berpindah di pelukan Mingyu, Minjun langsung tenang dan tidak lagi menangis. Meskipun wajahnya masih terlihat sayu sehabis menangis, tapi setidaknya tidak ada lagi suara tangisan yang menyayat hati.

"Anak Ayah.. Jangan menangis terus.. Minjun bisa tambah sakit jika menangis terus" Mingyu berbisik lembut. Sedangkan Minjun hanya diam sambil memutar kepalanya menjadi menghadap ke leher Mingyu.

Wonwoo yang melihat Minjun mulai tenang pun segera memanfaatkan waktunya untuk menyiapkan seluruh keperluan Minjun sebelum tidur. Ia juga menyempatkan diri untuk meminum suplemen vitamin agar tubuhnya tetap fit meskipun sering bergadang demi mengurus bayinya.

"Minjun ganti pampers dulu yuk sebelum tidur!" Mingyu membawa bayinya masuk ke dalam kamar dan meletakkannya di atas kasur. Ia dengan setia menemani bayinya yang sedang diurus oleh Wonwoo. Berusaha membuat bayinya tetap tenang dan tidak menangis selama Wonwoo mengganti pampersnya.

"Ayah, tolong ambilkan plester baru" Mingyu segera turun setelah mengecup pipi gembil bayinya. Ia pergi mengambil plester pereda demam, lalu menempelkannya dengan perlahan di dahi Minjun yang sedang meminum susunya.

"Cepat sembuh bayi kecil.." bisik Mingyu sambil mengecup dahi Minjun. Wonwoo juga melakukan hal yang sama. Berusaha memberi tahu anaknya jika kedua orangtuanya sangat menyayanginya dan mengharapkan kesembuhannya.

"Papa dan Ayah sayang Minjun.. Cepat sembuh Baby"

***

TAKDIR [Meanie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang