19.

2.7K 212 8
                                    

***

Mingyu duduk di hadapan seorang dokter dengan mata merah menahan tangis. Ia kini tengah berada di rumah sakit untuk memeriksakan keadaan Wonwoo.

"Disini tertulis usianya masih belum genap satu bulan.. Kapan terakhir kali kalian berhubungan?"

"Sekitar seminggu yang lalu"

"Berarti saat itu Tuan Wonwoo sudah berhasil dibuahi.. Karena menurut hasil pemeriksaan, usianya baru memasuki minggu ke tiga.." Jelas Dokter Kang sembari membaca hasil laporan pemeriksaan Wonwoo dengan hati-hati.

Mingyu tidak dapat lagi menyembunyikan rasa harunya. Ia berusaha kuat menahan air matanya, tapi gagal. Ia benar-benar bahagia sekarang.

"Bisakah kami melihat wujudnya?"

"Untuk sekarang masih belum.. Karena ukurannya masih sangat mungil jadi tidak akan terlihat. Hanya sekitar 0,1 sampai 0,2 mm.. Tapi kalian bisa mulai melihatnya setelah 1 atau 2 minggu lagi.."

Mingyu mengangguk paham. Sedangkan Wonwoo hanya diam saja sambil tersenyum dan menangis penuh haru. Membiarkan suaminya mengambil alih untuk bicara dengan dokter di depannya.

"Saya akan memberi beberapa resep obat dan vitamin.. Jika Wonwoo-ssi merasa mual setelah meminum vitaminnya, tolong jangan dikonsumsi lagi. Biar nanti saya resepkan vitamin yang baru"

"Oh iya, karena Wonwoo-ssi pernah mengalami keguguran sebelumnya, tolong sebisa mungkin untuk lebih memperhatikan kondisi pasien dan si kecil.. Jika Wonwoo-ssi merasakan sesuatu yang tidak biasa, tolong segera di periksakan"

"Semoga bayi kalian sehat selalu hingga masa persalinan tiba. Saya ucapkan selamat untuk kalian"

.

Mingyu menggenggam erat sebelah tangan Wonwoo. Kini mereka sedang dalam perjalanan pulang dari rumah sakit menggunakan taksi. Karena tadi Wonwoo melarang Mingyu mengemudi mengingat suaminya itu masih sakit.

Saat mendengar teriakan Wonwoo dari kamar mandi, Mingyu langsung menghampirinya dengan tergesa. Ia begitu panik ketika melihat Wonwoo yang keluar dengan wajah terkejut dan mata yang berkaca-kaca.

Mingyu bahkan sampai melupakan tubuhnya yang masih demam.

"Kenapa?! Kamu kenapa?!"

"H-hyung.. A-ada dua.."

"Dua? Apanya yang dua?"

"G-garisnya.." gumam Wonwoo mengambang sembari menunjukkan sebuah testpack dengan tangan bergetar.

Mingyu tidak bodoh untuk memahami arti dari dua garis merah itu. Apalagi secara jelas ada keterangannya di sana.

Wonwoo positif hamil.

"Kita ke rumah sakit sekarang."

"Hyung sedang sakit!"

"Hyung tidak apa. Sebentar, Hyung ganti baju"

Mingyu berjalan ke arah lemari dengan tergesa. Ia sama syoknya seperti Wonwoo. Dan ia ingin memastikannya secara langsung.

"Tolong carikan kunci mobil"

"Tidak. Hyung tidak boleh mengemudi! Hyung masih sakit.."

"Kita harus ke rumah sakit Wonwoo"

"Kita bisa pakai taksi Hyung.. Tenang eung? Jika memang dia ada, dia tidak akan hilang begitu saja.." kata Wonwoo berusaha menenangkan suaminya. Bahkan wajah Mingyu terlihat semakin pucat.

Mingyu pun menurut. Hingga akhirnya mereka benar-benar pergi ke rumah sakit menggunakan taksi yang sudah Wonwoo pesan secara online.

Wonwoo ikut mengeratkan genggaman tangannya dan sang suami. Ia bahagia. Sangat sangat sangat bahagia! Bahkan sebelah tangannya terus menyentuh perutnya sendiri dengan lembut.

TAKDIR [Meanie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang