17.

2.6K 204 3
                                    

***

Srek!

"Wonwoo!"

"Kenapa bisa begini?! Mana yang sakit? Kamu sudah diperiksa lagi?"

"A-ayah..?"

"Iya, ini ayah"

Wonwoo menatap tidak percaya Ayahnya yang terlihat begitu khawatir disisinya dengan mata menahan tangis.

"Wonwoo.." Ibu Jeon langsung menghampiri putranya yang terbaring dengan selang infus ditangannya. Ada sebuah perban yang membaluti pergelangan kakinya.

"Sayang.. Anak Ibu.." Ibu Jeon menangis melihat keadaan anaknya.

"Ibu.. Mingyu Hyung.. Tolong carikan suamiku.."

Ibu dan Ayah Jeon memperhatikan wajah basah Wonwoo yang nampak begitu khawatir.

"Mingyu Hyung melindungiku saat kecelakaan.. Aku lihat banyak darah di tubuhnya.."

.

Ayah Jeon kini berdiri di depan ruang rawat Mingyu. Ia baru saja mencari keberadaan menantunya itu melalui daftar pasien yang terlibat kecelakaan. Dan ia mendapat informasi jika Mingyu sudah dipindahkan ke ruang rawat setelah mendapat penanganan di kepalanya.

"Cederanya tidak parah. Hanya ada luka sobek di bagian kepala belakangnya, dan kami sudah menanganinya. Tapi saya menyarankan untuk melakukan pemeriksaan MRI supaya lebih jelas"

Ayah Jeon masuk kedalam ruangan itu. Ia melihat tubuh besar menantunya yang masih menggunakan kemejanya yang berlumuran darah.

Pria itu mendekat. Melihat lebih jelas wajah pucat yang terpejam damai dengan selang oksigen yang membantu pernafasannya.

"Sekarang aku berhutang nyawa padamu kan?"

Ia meraih tangan hangat menantunya yang terdapat beberapa luka di sana.

"Cepatlah bangun. Aku tidak suka berhutang pada orang lain"

.

Wonwoo kini sedang menangis sembari menatap wajah pucat suaminya.

"Ingin menangis sampai kapan hm?"

"Hiks.." ia masih saja terisak meskipun Mingyu sudah sadar sejak beberapa waktu yang lalu. Bahkan ia tidak mau beranjak kemanapun dan tetap ingin menemani suaminya sembari menangis.

"Kamu bisa dimarahi suster jaga jika terus membuang tissue"

Wonwoo mengecurutkan bibirnya. Setelah mengusap hidungnya, ia kembali menatap suaminya dengan penuh sesal.

Ia melihat perban yang melingkar di kepala suaminya. Juga beberapa luka di lengannya.

Ugh, rasanya ia ingin menangis lagi.

"Aku tidak apa-apa Wonwoo.. Kamu tahu suamimu ini kebal kan?"

"Tapi itu sakit Hyung.."

"Tentu saja sakit. Dan semakin sakit karena aku terus melihat suamiku menangis.." Wonwoo mendekatkan wajahnya saat Mingyu berusaha meraihnya. Membiarkan tangan beraroma obat merah itu mengusapi wajahnya.

"Kamu benar tidak apa? Ada yang sakit lagi tidak?"

Yang ditanyai menggeleng pelan. Ia menggenggam tangan Mingyu dengan hati-hati. Tidak ingin menyakiti sang empu.

"Hyung memelukku saat itu.. Jadi aku baik-baik saja.. Terimakasih Hyung.." kata Wonwoo sembari mengingat gerakan refleks Mingyu yang langsung memeluk tubuhnya dan melindungi kepalanya dari benturan. Alhasil, tubuh Mingyu lah yang menjadi korbannya.

TAKDIR [Meanie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang