18.

2.7K 202 5
                                    

***

Anyang, November

Musim gugur kembali datang. Tak terasa sudah hampir memasuki bulan Desember lagi. Itu tandanya sebentar lagi usia pernikahan Mingyu dan Wonwoo akan menginjak tahun ke-3.

Dan menjelang usia pernikahannya yang ke-3 ini, Wonwoo masih belum mengandung. Padahal sejak hari dimana ia setuju untuk mengandung lagi, Mingyu sudah tidak pernah lagi memakai pengaman selama berhubungan badan dengannya. Ia juga berusaha untuk tidak mengeluarkan semua benih Mingyu setelah berhubungan badan.

Dengan kata lain, ia sudah benar-benar siap untuk mengandung lagi.

Tapi sepertinya Tuhan memang belum mengizinkan Wonwoo untuk merawat salah satu anugerahnya. Mungkin Tuhan masih kecewa kepadanya yang dulu pernah membenci malaikat titipannya. Hingga pada akhirnya, ia belum lagi dititipi keturunan dari sang pencipta.

Beberapa waktu lalu Wonwoo juga sempat kembali terpuruk karena ini. Ia mengira mungkin saja ada yang salah dengan rahimnya setelah sempat keguguran di usia kehamilan yang hampir matang. Tapi setelah diperiksakan ke dokter kandungan, nyatanya semuanya baik. Organ vital Mingyu dan Wonwoo pun semuanya sehat tanpa kekurangan.

Mungkin memang tinggal menunggu waktu yang tepat saja. Karena mengingat Wonwoo adalah pria, jadi mereka tidak bisa memprediksi masa subur Wonwoo seperti pada wanita yang memiliki siklus menstruasi.

"Hyung.."

"Hm?"

"Bagaimana jika aku tidak bisa hamil lagi?"

"Tidak masalah. Aku akan tetap menerima kamu meskipun hanya akan hidup berdua seumur hidupku"

"Kamu tidak ingin mencari pengganti yang bisa memberi keturunan?"

"Tidak akan pernah. Aku lebih baik merawat anak asuh daripada harus menduakan kamu. Potong lidahku jika sampai aku begitu"

Wonwoo menatap wajah suaminya dengan pandangan hampir menangis.

"Ada keturunan atau tidak, aku tetap menyayangi kamu Wonwoo.. Tidak akan ada yang bisa merubah itu.. Kamu satu-satunya yang aku mau untuk menjadi pendamping seumur hidupku" Mingyu mengecup sayang dahi suaminya. Ia benar-benar berharap jika ucapannya ini bisa menyingkirkan segala pikiran kalut suami manisnya itu.

"Hyung janji?"

"Hyung bersumpah."

.

"Wonwoo belum isi lagi?"

"Belum Bu.."

"Hahh.. Padahal Ibu ingin segera menggendong cucu"

"Bu" Ibu Kim menoleh ke arah Mingyu yang tengah mengemudi. Ia melihat raut wajah anaknya yang berubah menjadi serius. Seperti terusik akibat ucapannya.

"Aku harap Ibu tidak akan membawa topik ini saat sedang bersama Wonwoo. Bagiku, kenyamanan suamiku adalah yang utama."

"Bukan hanya Ibu yang ingin. Baik aku dan Wonwoo pun juga ingin memiliki keturunan. Bahkan Wonwoo sampai rela tidak melanjutkan study nya demi bisa mengandung bayi ku lagi."

Ibu Kim termangu mendengarnya.

"Jadi aku mohon dengan sangat.. Tolong jaga perasaan suamiku, Bu. Aku tidak ingin dia semakin tertekan karena hal ini.."

.

"Ibuuu! Ibu sedang sibuk?"

"Tidak terlalu.. Tidak ada pelanggan yang makan di tempat karena udara sedang dingin-dinginnya.."

"Oh iya! Ibu pakai jaket tebal dari kalian! Sangat nyaman dan hangat.. Terimakasih em?"

Wonwoo tersenyum senang saat ibunya menunjukkan Trench Coat berwarna merah yang Mingyu belikan beberapa waktu saat berkunjung ke Seoul.

TAKDIR [Meanie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang