2. Tentang Griya Hijau

821 96 1
                                    

Angin musim panas kencang bertiup, sanggup menerpa dedaunan willow yang menjuntai dibelakang halte persinggahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angin musim panas kencang bertiup, sanggup menerpa dedaunan willow yang menjuntai dibelakang halte persinggahan. Perhatian Jungwon tertuju pada baju tipis yang dikenakan sang nenek. Rasanya jadi lepas tangan hanya untuk memilihkan baju yang pas untuk nya.

"Nenek kenapa tadi engga pake baju sedikit tebelan? Angin nya kenceng gini." Jungwon bawa tangan nya untuk menggenggam tangan sang nenek. Menyelimuti tangan yang tidak lagi kencang itu dari dinginnya angin.

Sang nenek menoleh menatap Jungwon dengan netra yang tidak lagi jelas penglihatan nya. "Nenek suka kok angin musim panas".

Jungwon geleng-geleng sambil hanya hela nafas, ya dia terima-terima saja apa yang menurut nenek nya paling baik.

Tak lama sebuah mini bus datang dan berhenti tepat didepan persinggahan yang sekarang mereka diami.

Sosok seorang pria paruh baya muncul dari balik pintu mobil berwarna abu. Jungwon pandangi sebentar was-was kalau mungkin saja pria ini bukan orang yang dia tunggu kedatangannya. Namun rasa waspada itu hilang seketika saat neneknya lebih dahulu maju untuk bersiap naik keatas mobil.

Pria tersebut tersenyum maklum, dia dengan ramah membantu nenek agar berpijak kokoh saat menaiki tangga mobil. Kemudian dia beralih ke Jungwon, "mari dik! bener ini kok mobil yang mau ke griya hijau", ujarnya sambil mengulurkan tangan untuk membantu Jungwon naik kedalam mini bus.

Jungwon tersenyum kikuk, rasa malu macam menggerogoti kulit wajah nya. "Maaf," seru nya pelan.

Pria tersebut tertawa kecil, "engga papa, mari!"

"Makasih pak"
.
.
.
.
Tidak jauh tidak juga dekat, Jungwon dan nenek masih dalam perjalanan menuju griya hijau. Rute jalan nya berlawanan dari arah Jungwon datang kemari, ada untungnya sebab Jungwon bisa lihat apa-apa saja yang tidak dia lihat saat dalam perjalanan ke rumah nenek.

"Riki itu anaknya sopan, nenek sering minta bantu sama dia"

Jungwon menoleh menatap nenek nya yang duduk pas dekat dengan jendela, "Kok tiba-tiba ngomongin Riki nek?" tanya nya.

Nenek balas tatapan Jungwon, sejenak beralih dari jendela mini bus menatap cucu tunggalnya itu dengan pandangan paling teduh, "engga ada apa-apa, nenek cuma mau kamu inget kalau mungkin aja yang selama ini kamu liat itu bayangan pohon willow bukan pohonnya."

"Maksudnya nek?"

"Nanti kamu bakal ngerti kalau sudah dekat sama Riki."

'^^^'

Orang-orang sibuk kesana kemari menyiapkan kursi-kursi kayu dan alas untuk duduk. Kursi-kursi tersebut juga disusun rapi membentuk lingkaran dengan jarak cukup lengang ditengahnya. Di antara orang-orang yang sibuk berlalu lalang tersebut tak juga Jungwon temukan sosok Riki. Hanya paman pengemudi mini bus yang nampak sumringah kesana kemari.

SAGE GREEN! (Nikwon) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang