17. Lima hari sebelum penghujung cintaku

339 57 5
                                    

Hari ini tepat tiga tahun kematian neneknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari ini tepat tiga tahun kematian neneknya. Jungwon kenakan kemeja hitam diikuti celana bahan yang senada. Ayahnya menuang segelas arak kedalam gelas putih terbuat dari tanah liat.

Kemudian dia sodorkan kepada si istri lalu anak tunggalnya.

Waktu berlalu begitu cepat bagi Jungwon. Sudah tiga tahun berlalu sejak terakhir kalinya dia terbangun di ranjang rumah sakit. Terbaring koma nyaris satu tahun.

Dia lirik ibu nya di sebrang meja. Wajahnya yang makin tua itu masihlah sama seperti dahulu. Jungwon ingat betul kalau dia ibu dan ayah nya. Tapi untuk yang satu ini dia tidak merasakan apapun.

Satu hal yang terasa kosong dan seolah hilang. Tapi Jungwon tak pernah ingat, bahkan ketika dia berusaha memaksakan diri untuk mengingat.

"Gimana sesi belajar mu??", Ayahnya berucap memotong hening.

Jungwon menoleh tatap ayahnya sejenak lalu kemudian terbitkan senyum kecil sebagai tanda dia melakukannya dengan baik. Anggukan kepalanya pelan, "berjalan baik, Min-ssaem ngajarin pelan-pelan jadi aku ngga terburu-buru. Aku sudah bisa susun hangul terus baca sedikit Yah"

Ibu menghela lega dengar antusiasme Jungwon belajar dari nol. Ketakutan nya dulu perlahan-lahan pudar. Kegundahan hatinya seolah mengucap selamat tinggal ketika saat itu dia lihat kelopak Jungwon mengerjap setelah lama terpejam nyaman.

Afasia, Jungwon di diagnosis mengidap penyakit pasca kecelakaan. Cedera di kepala membuat nya sulit memindai kalimat dan informasi. Lebih parahnya dulu bahkan Jungwon tak mampu paham dengan apa yang orang lain bicarakan.

Seolah kembali menjadi seperti seorang bayi yang tidak tahu apa-apa. Bahkan ini lebih parah, bayi mungkin paham bahasa orang dewasa tapi Jungwon sama sekali tak paham mereka bicara apa.

"Yah, ayo pulang cuacanya bakal makin dingin nanti", Ayah Jungwon beranjak lebih dahulu. Menuju kasir tinggalkan istri dan anaknya.

Jungwon tarik mantel yang dia letakkan tepat dikursi kanan. Pandangi ibu nya sebentar yang juga sedang bersiap-siap.

"Bu, Jungwon boleh nanya sesuatu ngga??"

"Hm?? Mau tanya apa sayang??"

"Aku kecelakaan karna apa?? Memangnya aku ngapain??"

°^^^°

Jungwon sedikit-sedikit bergumam. Tulisan hangul yang menyala di pertokoan atau gedung pencakar langit dia eja pelan-pelan. Led yang tampilkan iklan juga tak luput dia eja.

Sudah jalan satu setengah tahun sesi terapi nya dimulai. Perkembangan nya terbilang cukup pesat dibandingkan pasien terapi lain. Jungwon amat sangat bekerja keras supaya dia bisa kembali seperti anak normal, seperti Jungwon dahulu.

Lima hari lagi tepat jatuhnya peringatan hari natal. Pohon-pohon dipinggiran jalan berwarna-warni sebab pantulan lampu yang sengaja dipasang.

Cuaca juga semakin dingin, tak jarang badai datang dan membuat Jungwon harus mendekam di dalam kamar. Belajar sendiri dan tidak mengunjungi kelas terapi.

SAGE GREEN! (Nikwon) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang