15. Sekeping memori dibelakang kepala ku

343 64 5
                                    


Jungwon berbalik, turuni tangga untuk kembali kerumah Riki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungwon berbalik, turuni tangga untuk kembali kerumah Riki. Sadar ponsel nya tertinggal saat tadi dia beralasan bahwa ibunya menelpon.

Cepatkan langkah ketika awan mendung berarak dari arah selatan. Jungwon berencana ingin bersantai ria ketika hujan turun nanti.

Dari jauh sudah dia pikirkan akan masuk lewat mana. Pintu belakang seperti tadikah atau lewat depan saja. Jadi dia berdiri dihalaman rumah Riki sejenak.
Nampak luar rumah masihlah terlihat sepi, bahkan lampu depan sudah padam. Jungwon akhirnya putuskan untuk mengintip terlebih dahulu. Dia paham ini tidak boleh, tapi Jungwon hanya ingin pastikan upayanya kembali kemari tidak sia-sia.

Dan saat mata indah Jungwon temukan sosok Riki diruang tamu dia bulatkan tekad ancang-ancang ketuk pintu depan saja. Namun kepalan tangan nya tak sampai naik ke udara ketika dia lihat Riki melakukan hal yang tak pernah ia sangka.

Mata sipit indah itu membola, Jungwon tutup mulut nya menggunakan tangan. Nafasnya tercekat sambil perlahan dia bangkit dari posisinya mengintip jendela.

Berdiri diam dengan tatapan kosong. Seolah menerawang jauh dibawa angan. Detik-detik berlalu sampai akhirnya Jungwon kembali berbalik turun dari halaman rumah Riki.

Sepanjang jalan menuju rumah, Jungwon tatapi jalanan dengan pikiran berlarian kesana kemari. Beruntung bukan jalan lebar yang biasa dilewati kendaraan, jadi kebekuan Jungwon sama sekali tidak membahayakan dirinya sendiri.

Sampai rumah dia lihat nenek sedang duduk seperti biasanya. Dikursi yang sering beliau tempati sambil menonton tayangan televisi. Awalnya Jungwon berniat kembali ke kamar tapi kemudian dia ikut daratkan bokong nya di sofa samping kursi sang nenek.

Suara gelak tawa dari televisi mengisi penuh ruang tamu. Jungwon lantas reflek menyentuh bibirnya. Itu ciuman pertamanya, cukup sakral untuk Jungwon. Tapi Jungwon tak tahu apakah Riki sama dengan nya.

"Kamu kenapa??", nenek menyambar sebab keterdiaman Jungwon yang rancu.

Si cucu lantas menggeleng, "gapapa..." jawabnya.

Dengar jawaban singkat Jungwon nenek lantas mengiyakan saja. Tapi beliau jelas tahu ada sesuatu. Nenek pernah jadi seorang ibu, nalurinya setajam pisau daging walau tidak lagi muda.

"Gimana jalan-jalan nya bareng Riki?? Lancar?"

"Hm? He'em lancar"

"Terus?"

"Terus apa??"

Baik Nenek dan Jungwon saling pandang. Masing-masing ingin dapat jawaban. Pada akhirnya Jungwon mengalah dan memilih bercerita. Mulai dari rencana nya dengan Riki hingga Ayah Riki memukul wajah anaknya sendiri. Tentu saja bagian menyatukan bibir tak Jungwon ceritakan.

Sampailah pada bagian yang barusan terjadi. Jungwon dengan hati-hati ceritakan kepada nenek nya tentang yang dia lihat tadi.

Namun nenek setenang air. Tidak ada keterkejutan yang berarti yang Jungwon kira akan muncul.

SAGE GREEN! (Nikwon) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang