Sekali lagi Jungwon melirik sahabat nya ini dari ekor mata. Wajah nya sungguh tegang untuk ukuran orang mau pergi makan. Rasa ingin tahu kembali menghantam Jungwon. Tapi mengesampingkan hal-hal aneh yang Jungwon rasakan Riki hari ini terlihat sedikit berbeda. Lebih rapi, rambutnya ditata tidak terlihat seperti seorang anak lelaki dari desa. Jungwon akui Riki cukup tampan, iya cukup kalau mau bilang tampan dengan gamblang Jungwon masih gengsi.
Jungwon ayunkan pelan tautan tangan nya dengan Riki. Sambil melihati dekorasi cafe yang baru pertama kali dia kunjungi ini. Dia menoleh sepenuhnya menatap Riki, "memang nya kita mau ketemu siapa sih?" tanya nya.
"Hmm?"
"Kita mau ketemu siapa?", ulang Jungwon.
"Oh, kita mau ketemu mama aku"
"Hah?"
Jungwon tarik pelan tangannya. Kaki dibuat berhenti berjalan biar Riki sadar bahwa dirinya sekarang terkejut bukan main.
Muka Riki biasa saja. Merespon keterkejutan Jungwon hanya dengan senyuman kecil yang teramat tipis. Lihat reaksi Riki yang datar-datar saja sedikit membuat rasa kesal Jungwon mendidih.
"Kok kamu engga bilang mau ketemu mama kamu?" tanya nya pakai suara tinggi tapi masih dengan intonasi suara yang wajar. Malu juga kalau berkelahi diruang terbuka.
Riki hela nafas lantas menarik Jungwon menuju toilet cafe. Dia tahu dia salah. Tidak jelaskan kepada Jungwon tentang alasan utama mengapa dia minta untuk pacaran pura-pura.
Alis pemuda Yang menukik kebawah. Air muka nya muram dan marah. Riki pandangi sebentar lalu hembuskan nafas beratnya.
"Iya maaf aku engga bilang dari awal, nanti kalau aku bilang kamu engga mau"
Tautan tangan dilepas, Jungwon ganti bersidekap melipat lengan ke depan dada. "Terus?" desak nya.
"Ya terus aku engga bilang biar kamu jadi pacarku sehari". Riki lihati Jungwon yang diam saja. Tidak bergeming macam masih menunggu penjelasan panjang lebar dari Riki. Jungwon seram Riki takut.
"Jangan marah kan udah janji barusan"
Jungwon mengerling lesu, mau gimana pun sudah terlanjur terjadi Jungwon tidak bisa kembali berdandan lebih rapi. Tapi rasa-rasanya Jungwon mau tertawa lihat Riki seperti maling tertangkap basah.
"Engga marah, siapa memang yang marah?", Jungwon beranjak dari tempat dia berdiri menuju pintu keluar toilet tinggalkan Riki yang masih menatapnya takut.
"Jadi? Itu alis kamu kaya kartun yang lagi marah"
"Kalau kamu bilang mau ketemu mama kamu kan aku bisa dandan lebih rapi engga kaosan doang", ucapnya ringan pakai embel-embel wajah jahil.
Riki mencelos dengar ucapan Jungwon barusan. Cepat-cepat kejar Jungwon yang sudah lebih dulu keluar dari toilet. "Jadi kamu beneran engga marah?".
"Sedikit", tukasnya sembari memperagakan kata 'sedikit' dengan jari nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGE GREEN! (Nikwon) (END)
FanfictionJungwon kembali ke desa kecil tempat dulu dia bertemu Riki, -teman masa kecilnya. Jungwon tidak pernah membayangkan bahwa cinta-cintaan konyol nya dahulu ternyata masih ada disini. Tertinggal bersama memori lama masa kanak-kanak nya dan tentu saja...