8. fight for you 2

402 75 3
                                    


"T-tapi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"T-tapi..."

"Riki engga ada waktu!. Sekarang!"

Jungwon menabrak perut pemuda gempal itu dengan punggung nya.

Sementara itu Riki berlari, turuni tangga menunju lantai dua ruang kesiswaan. Entah ini akan bekerja atau tidak Riki hanya menuruti perintah Jungwon untuk melapor.

Dengar suara langkah kaki yang berlari ribut menarik beberapa atensi murid lain. Beberapa mengintip sambil berbisik apalagi ulah anak berandal ini.

Keributan yang dibuat oleh Riki tentu saja sampai ketelinga sang ketua kelas. Gadis keturunan Jepang sama seperti Riki itu memang ditugaskan untuk mengawasi Riki dan teman-teman nya. Ia bergerak mengikuti Riki berlari menuju ruang kesiswaan.

Menerka-nerka hal apa yang membuat orang seperti Riki itu panik macam kesetanan. Rei– sang ketua kelas terlonjak kaget kala mendengar suara bantingan pintu ruang kesiswaan.

"Riki–" panggil nya.

"Pak! Pak tolong saya pak teman saya dipukuli diatap sama teman-teman saya yang lain"

Nafas Riki memburu, suara nya tersendat-sendat sebab detak jantung nya mengais rakus udara.

Pak Han mengerutkan kening. Dia paham saja apa omongan Riki tapi tidak paham kenapa teman-teman anak yang sama nakal nya ini saling berkelahi. "Maksud kamu gimana sih? Teman-teman kamu kan memang hobi nya berkelahi"

"Bukan gitu pak, teman saya yang lain–"

"Aduh sudah sana kalian balik ke kelas, saya sudah pusing mengurusi kelakuan mu sama geng mu itu, apalagi orang tua kamu itu ga ada tanggung jawabnya–"

Riki naik pitam, kerah seragam Pak Han dia tarik. Tatap dengan tajam guru setengah abad itu. "Ini ga ada hubungannya sama orang tua saya!!".

Pak Han berjengit, cepat-cepat mendorong Riki menjauh sebab leher nya sedikit tercekik. Air muka nya marah dan kesal, "berani nya kamu sama saya–", Pak Han memukul kepala Riki.

Riki tak bergeming. Setelah tangan tebal sang guru mengenai pelipisnya Riki tepis kasar tangan sang guru, "Bener saya kan anak nakal dan ga bakal diurus orang tua seperti kata bapak harusnya saya ga nerima hukuman yang bapak kasih supaya masih bisa sekolah disinikan"

"Apa maksudmu? Jangan aneh-aneh kamu ya! Jangan ngelanggar peraturan sekolah!"

Riki meludahi lantai ruang kesiswaan. Pak Han berteriak keras, hendak memukul Riki lagi sebelum pemuda itu dengan cepat berlari meninggalkan ruangan Pak Han dan Rei yang masih berdiri terpaku dimuka pintu.

SAGE GREEN! (Nikwon) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang