Jungwon perhatikan Riki yang sedang memakai helm hitam nya. Wajah pemuda itu nampak jelas tidak secerah tadi. Kemudian dia melirik pipi Riki yang merah. Jejak tamparan dari sang Ibunda terlihat jelas.
Hela nafasnya gusar. Jungwon tak berani bertanya tentang keadaan Riki sekarang. Jadi dia ikuti saja memakai helm lalu naik ke jok motor saat vespa metik itu sudah siap meluncur kembali ke desa.
Rasanya canggung, tangan Jungwon terkulai lesu diatas paha. Padahal tadi saat pergi Riki minta untuk berpegangan pada pinggang atau baju nya.
Jungwon lihati pemandangan toko-toko yang berjajar, sesekali pohon willow yang rimbun memasuki pandangan. Memori nya berputar pada kejadian tadi. Otaknya tak berhenti berpikir tentang bagaimana seorang ibu bisa melakukan hal seperti itu.
–
"Cinta!–
–riki cinta Jungwon ma! Dan Riki ga mau dijodohin sama kak Suyeon!"
Mama Riki memicingkan matanya menatap sang anak yang keras kepala ini. Air muka wanita cantik itu merah padam, nampak emosi besar diwajahnya.
"Kamu itu Riki–"
Suyeon bangkit berdiri, dia murka tentu saja. Dia punya ekspektasi yang baik untuk hal ini tapi apa yang dia dapatkan dan lihat sekarang tentu saja membuatnya kecewa besar.
"Sudah cukup! Saya... Saya tidak tahu dan tidak mau tahu. Maaf nyonya Kim mari kita batalkan saja semua ini saya sudah muak! Saya pergi?"
Setelah mengatakan itu Suyeon segera pergi tinggalkan cafe. Mama Riki berlari mengejar perempuan itu sambil memohon untuk tetap menerima perjodohan yang dia sarankan.
Sementara Riki nampak lega. Wajah yang tadi keras dan marah sekarang sudah sirna. Lihat Riki yang kelihatannya sudah rileks membuat Jungwon akhirnya berhenti menahan nafas.
Lirik Jungwon sejenak lantas dia terkekeh kecil. "Thanks Jungwon", ucapnya.
"Sama-sama Riki, tadi itu gila banget mau copot jantung ku"
Jungwon mengelusi dada nya yang masih berdentum-dentum. Menarik kursi cafe untuk dia duduki lantaran kaki nya yang gemetar. Riki terkekeh geli, dia juga tak sangka bakal serusuh ini.
Riki lihati sekeliling cafe, kemudian menunduk meminta maaf pada pengunjung lain yang sepertinya merasa terganggu.
Selang beberapa menit kemudian Ibunda Riki kembali dengan wajah yang masih marah. Dia datangin Riki lalu menukul nya dengan tas tangan yang dia bawa.
"Dasar anak beban, kamu itu sama aja kayak ayah kamu, beban! Sudah dikasih yang enak tapi membangkang. Kamu itu bisa engga sih sekali aja jangan nyusahin mama hah?? Mama itu susah payah bujuk keluarga besar Suyeon biar bisa berbesan nanti kalo bisnisnya berkembang kan kamu juga yang enak–"
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGE GREEN! (Nikwon) (END)
FanficJungwon kembali ke desa kecil tempat dulu dia bertemu Riki, -teman masa kecilnya. Jungwon tidak pernah membayangkan bahwa cinta-cintaan konyol nya dahulu ternyata masih ada disini. Tertinggal bersama memori lama masa kanak-kanak nya dan tentu saja...