Semalam tidak ada apapun yang terjadi. Jungwon hanya berdiri diam ditempat sementara Riki bergegas menuntun sepeda melewati Jungwon begitu saja.
Tidak ada sepatah katapun yang Jungwon harapkan keluar dari bibir pemuda itu.
"Dasar sudah salah..." gumamnya seraya tendangi batu krikil dekat tiang kayu.
Jungwon disini bersama sepedanya menunggu kedatangan Haruto.
Walau kesal Jungwon rasa gelisah. Tersisa dua hari lagi termasuk hari ini sebelum orang tua nya kembali. Dahulu saat Jungwon pergi dari desa hubungan nya dengan Riki dipenuhi banyak kesalahpahaman. Tentu saja apa yang bocah kecil pahami tentang perasaan orang dewasa. Tapi Jungwon kini bukanlah bocah kecil bau matahari, dia paham bagaimana caranya menyelesaikan masalah. Hanya saja dia belum memikirkan caranya. Lagipula Jungwon masih merasa dia tidak melakukan kesalahan apapun sampai pantas untuk diabaikan begitu.
"Hoi-"
Haruto datang dengan tepukan ringan dibahu Jungwon. Manis ini sedang melamun, tidak diganggu demit saja sudah untung.
"-lama ga aku??" tanya nya.
Jungwon lekas menggelengkan kepala, "ga kok".
Haruto hela nafas sambil elus dada, "oh untung aja, kirain aku kelamaan"
Jungwon menggeleng kecil lalu mendongak tatap wajah Haruto sebab tinggi badan yang cukup jauh berbeda. "jadi kita lewat mana??"
°^^^°
Lihat sepeda Haruto perlahan-lahan berhenti pun Jungwon tahu kalau sekarang mereka sudah sampai. Injak tumpuan sepeda sampai benda itu terangkat roda belakang nya.
Jungwon hampiri Haruto yang juga baru selesai memarkirkan sepeda tak jauh dari punya nya.
"Jauh ga dari sini?", Spontan Jungwon bertanya sebab dia lihat masih ada jalan setapak yang kira-kira sampai sepuluh meter.
"Ga sih, dikit lagi. Jalan kaki gapapa kan?"
"Ya gapapa lah"
°^^^°
Hening suara jangkrik dan hembusan dedaunan rimbun jadi iringan musik selama mereka berjalan. Menyusuri jalan setapak sambil berkecamuk dengan pikiran sendiri.
Haruto yang diam-diam menahan rasa gugup terus-terusan putar otak mencari pembahasan topik untuk membuka obrolan. Entah, dia juga tidak paham kenapa hari ini dirinya merasa tidak seperti biasanya. Mungkin karena rasa gugupnya atau mungkin juga nyawa pemuda kecil disampingnya ini sedang berkelana ditempat lain dan Haruto merasakan itu.
Pemuda Yang menapaki jalan dengan ringan. Tak fokus dengan apa yang ada dihadapannya. Pohon kah, batu kerikil kah atau mungkin seekor ular melintas pun Jungwon tidak akan sadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGE GREEN! (Nikwon) (END)
Hayran KurguJungwon kembali ke desa kecil tempat dulu dia bertemu Riki, -teman masa kecilnya. Jungwon tidak pernah membayangkan bahwa cinta-cintaan konyol nya dahulu ternyata masih ada disini. Tertinggal bersama memori lama masa kanak-kanak nya dan tentu saja...