Jungwon mematut gambar diri dihadapan cermin panjang dekat pintu kamar. Ingat janji nya kemarin dengan Riki tentang menjadi kekasihnya sehari. Oh, entah kenapa Jungwon rasanya lesu sekali. Bukan, bukan karena dia tidak senang jadi pacar Riki hanya saja agenda tentang berbohong ini nampaknya sedikit membuat Jungwon kecewa, ya kecewa sedikit.Tali tas dia perbaiki lagi, terasa mau melorot dari bahu nya. Jungwon menghela nafas berdecak kecil sambil berlalu menuju ruang tamu. Tangga dipijak satu persatu, di sofa bawah ada nenek nya sedang menonton TV, tak jauh dari tempat nenek duduk ada Riki sudah rapi dengan baju kaos putih dan celana jeans biru. Rambutnya ditata rapi, dia pakai sepatu padahal sering nya pakai sendal jepit–tumben.
Riki sungguhan mau melakukan ini. Kalau boleh jujur Jungwon masih tidak tahu kenapa Riki minta dia jadi pacar nya sehari saja.
Wajah Jungwon merengut sambil jalan menuju tempat Riki duduk, "kok cepet? Kapan kamu datang nya?"
"Udah dari tadi kamu nya aja yang lama banget kaya putri solo",
Riki bangun sambil menyambar ponselnya dari atas meja. Ujung bibirnya naik sedikit, apa itu senyum jahil?. Uh, Jungwon ingin memukul pelan bibir Riki yang senyum seram seperti itu.
"Namanya juga mau kencan masa aku engga dandan".
"Oh, jadi dandan buat kencan?"
Jungwon lirik sinis. Dia dapati Riki menahan senyum sambil memegangi perutnya.
Jungwon kemudian pamit kepada nenek nya, salim tangan diikuti oleh Riki dibelakang. "Jungwon ijin pergi dulu ya nek"
Nenek mengangguk kecil, senyum nya tipis timbulkan kerutan-kerutan kecil disekeliling mata dan bibir. Nenek sedikit mendongak untuk menatap dua pemuda jangkung, cucu dan teman nya ini.
"Iya, hati-hati ya Ju. Riki nenek nitip Jungwon ya"
Riki manggut-manggut, "aman nek serahkan semuanya sama Riki".
Jungwon lirik Riki lagi lantas bergumam pelan, "halah".
.
.
.
.Jungwon mengekor Riki, "memang nya kita mau kemana sih?" tanya nya penasaran. Lirik Riki yang nahan pintu rumah.
Riki edikan bahu, "adalah pokoknya ikut aja" jawabnya santai sambil jalan mengekori Jungwon.
Jungwon turuni tangga halaman rumahnya sesekali melirik Riki dibelakang. Banyak tanda tanya masih terngiang-ngiang di kepala tentang tujuan Riki saat ini. Alih-alih bertanya tentang agenda pacaran satu hari, Jungwon justru gatal ingin tahu naik apa dia dan Riki ke kota nanti. Sepeda ontel Riki yang sering dia bawa kah?.
Seolah peka dengan rasa ingin tahu Jungwon Riki lantas bercelatuk, "kita naik motor won, naik sepeda engga bakal kesampean".
Iya jelas Jungwon tahu, makanya dia penasaran juga tentang hal ini. "Oh iya-iya", balasnya singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGE GREEN! (Nikwon) (END)
FanfictionJungwon kembali ke desa kecil tempat dulu dia bertemu Riki, -teman masa kecilnya. Jungwon tidak pernah membayangkan bahwa cinta-cintaan konyol nya dahulu ternyata masih ada disini. Tertinggal bersama memori lama masa kanak-kanak nya dan tentu saja...