Bocah laki-laki kelas dua SMP itu bermandikan amis telur dan lengket tepung. Ditinggalkan seorang diri di area gudang belakang sekolah yang sepi. Suara tawa mereka terdengar mengejek tapi bocah ini tak punya asa untuk setidaknya balas memukul kepala bocah lain yang melempari nya tepung.Ini hari kelima dia bersekolah di sekolah yang bukan kampung halaman nya. Jadi rasa asing itu masih ada dan semakin menjadi sebab dia dirundung sesama teman sekelasnya.
Sayup dia dengar suara besi saling berbenturan. Itu pasti tutup tempat sampah di samping sekolah.
Dia kemudian lekas bangkit sebelum orang lain menemukan nya disini, duduk seperti pecundang.
"Mau kemana??"
Teriakan keras menghentikan langkahnya untuk pergi. Macam maling tertangkap basah dia menoleh patah-patah dan menemukan anak yang katanya paling nakal.
"Mau kemana?? ku tanya"
"Ke-ke kelas"
Plester biru dipipi gambar bunga terlihat seram untuk ukuran bocah SMP kelas dua. Dalam benaknya terpatri akan keberutalan bocah itu berkelahi sampai tercoreng luka yang kini ditambal plester biru.
"Siapa nama mu anak muda?"
"Emm..."
"Hah? Nama mu em?"
Sekujur tubuhnya bergetar ketika bocah itu mendekat perlahan. Dibanding kumpulan bocah yang merundung nya tadi yang ini lebih terlihat seram. Mata monolid nya yang tajam seolah menusuk.
Demi game konsol kesayangannya dia hanya ingin kehidupan sekolah yang tentram dan bahagia.
"Bukaan!!"
"Jadi??"
Manik nya bergulir ke sekeliling. Mencari objek yang cocok untuk dia jadikan nama. Biar bocah ini tidak tahu namanya dan dari kelas berapa dia berasal.
Dan, gotcha!!
"Aku Kim..."
"Kim??"
"...bap, Kimbap"
Sepersekian detik si bocah diam membisu sampai akhirnya dia tertawa besar yang macam sanggup menerbangkan burung-burung bertengger.
"Ahahaha Kim Bap jelek banget namanya, kamu bohong ya? Itu name tag kamu tulisannya bukan Kim bap"
Kimbap gelagapan, lupa kalau sekolah itu ada yang namanya papan nama.
"Udah bell, aku pergi dulu ya. Daah"°^^^°
Dia pandangi pantulan diri dikaca kamar mandi. Tarik nafas lalu hembuskan perlahan. Kali ini dia sudah siap untuk melawan para perundung itu.
Lepas bulatkan tekad di kamar mandi, dia segera kembali ke kelas. Sambil bibir bergumam 'aku ga takut, aku bakal lawan' berulang kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGE GREEN! (Nikwon) (END)
FanfictionJungwon kembali ke desa kecil tempat dulu dia bertemu Riki, -teman masa kecilnya. Jungwon tidak pernah membayangkan bahwa cinta-cintaan konyol nya dahulu ternyata masih ada disini. Tertinggal bersama memori lama masa kanak-kanak nya dan tentu saja...