10. Kebun jeruk dan sebuah rasa baru

394 65 0
                                    


Jam delapan pagi lewat lima belas Jungwon lari-lari kecil menuju rumah Riki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam delapan pagi lewat lima belas Jungwon lari-lari kecil menuju rumah Riki. Kalau dulu Riki yang sering mengunjungi rumah nenek sekarang terbalik. Jungwon lah yang akhir-akhir ini kecanduan menemui Riki terlebih dahulu.

Kemarin lusa kata Riki dia akan pergi berkebun. Jungwon mau ikut, tapi dia ingat tidak tahu jalan menuju kebun jadi dia bergegas menemui Riki biar bisa pergi bereng. 

Sampai depan rumah kebetulan Jungwon lihat Riki sedang menuntun sepeda nya keluar dari halaman. Jungwon lekas melambai saat sepasang mata pemuda itu bersitatap dengan manik nya.

"Rik aku ikut bareng aku ga tau jalan..."

Hampiri Riki dan sepedanya yang masih setengah jalan menuju gerbang.

"Ya ayo", tukas Riki.

°^^^°


Jungwon duduk di kursi penumpang. Tak lupa peluk pinggang Riki biar kalau sepedanya goyang dia tidak jatuh. Posisi yang sangat menguntungkan.

Angin sejuk khas pedesaan Jungwon hidu. Sambil sandaran dipunggung Riki Jungwon nikmati angin dingin yang berhembus menerpa wajahnya.

"Ju..."

Riki panggil Jungwon setengah berteriak. Angin semakin kencang sebab sepeda yang mereka naiki mulai memasuki wilayah persawahan.

"Hah?"

"Nanti ada teman ku juga dateng, namanya Rei"

"Oh iya, terus kenapa?"

"Ya gapapa, ngasih tau aja" 

Bukan masalah besar, Jungwon kembali bersandar nyaman sampai sepeda kemudian berhenti di sebuah pekarangan rumah kayu yang bangunan nya memanjang kebelakang.

Modelnya seperti pondok, tapi yang ini lebih luas dan lebar.

Jungwon lekas turun setelah sepeda Riki parkirkan sejajar dengan beberapa sepeda lain. Lalu ekori Riki menuju pondok yang nampak beberapa orang tua sibuk menyusun kotak-kotak kayu berisi bola-bola warna oren.

Jeruk-jeruk yang sudah dipanen itu pasti akan dijual. Jungwon tahu dengan menebak-nebak.

"Ki....", lengan baju Riki Jungwon tarik kecil, memancing atensi pemuda ini.

Riki lantas menoleh merasakan tarikan kecil dari pemuda mungil yang mengekor seperti anak kucing dibelakangnya. "Kenapa?", tanya nya.

Raut gelisah tergambar jelas di wajah Jungwon. Senyum tipis yang canggung tertangkap mata Riki.

"Emang gapapa kalo aku ikut?? Aku kan bukan pekerja"

"Gapapa Ju nanti aku tinggal bilang sama om nya"

"Serius??"

"Iyaaa"

"Oke"

°^^^°

SAGE GREEN! (Nikwon) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang