Aletha yang sedang memperhatikan penjelasan guru didepan dikagetkan saat ada yang menelfon nya, setelah mendapatkan izin menerima telfon dengan segera aletha menjawab saat tau siapa yang menelfon nya
"halo kenapa rum?" tanya aletha seraya melirik guru nya
"hah!! gak usah bercanda deh" ujar aletha saat mendapat kabar bahwa anak nya hilang
"yaudah letha kesana sekarang" dengan panik aletha membereskan buku nya dan langsung berjalan kearah pintu dengan terburu buru yang membuat guru dan teman sekelas nya melogo
"ca si aletha kenapa dah?" tanya saras kepada caca
"gue juga gak tau, nanti deh gue tanya" caca terus berpikir ada apa sebenar nya sampai aletha terlihat panik begitu
Aletha yang membawa mobil dengan ugal ugalan segera turun dari mobil saat tiba dirumah bara, mendapati rumi yang terlihat sama panik nya dengan diri nya
"lio mana rum?? Lio manaaa?!" tanya aletha panik mencari putra satu satunya
"rumi juga gak tau mba tadi rumi kedapur nyiapin makanan buat den bara sama den lio terus den bara samperin rumi minta tolong dicariin kecebong tapi pas rumi kedepan den lio udah gak ada, rumi tanya den bara kata nya den bara nyuruh den lio tunggu didepan situ, rumi coba cari sambil nanya nanya beberapa orang dikomplek tapi gak ada yang liat den lio" aletha yang mendengar penjelasan rumi tak bisa lagi menyembunyikan air mata nya yang sedari tadi ingin keluar
"lio anak nya buna kamu dimana sayang? jangan bikin buna khawatir nak hiks" ucap aletha yang terduduk sambil menangis terus menyebut nama lio
"tadi rumi udah nelfon bu rinta sama pak bagas kata nya mereka bakalan cari den lio disekitaran komplek, kalau pak arlon sama bu fina lagi melapor kepolisi" jelas rumi lagi seraya menenangkan aletha yang kini terlihat kacau
Sedangkan itu ditempat lain......
"SUBAHANALLAH CILL?! turunn cilll allahuakbaarrr gimana cerita nya lo bisa naik diatas situ heh?!" dava yang habis mandi dikejutkan oleh lio yang sedang duduk anteng diatas lemari
"papaaa iat lio gi" (papa lihat lio tinggi) ucap lio seraya berdiri yang membuat dava lagi lagi spot jantung
"astaga bocil turunn gak lo! ntar lo jatuh gue yang repot" rasa nya dava ingin mengilang saja
"papaa lio bangg" (papa lio terbang) dava melotot saat melihat lio yang akan meloncat
"WEH WEH WOII!! sadar cill sadarrr!! lo bukan burung gak bisa terbang astagfirullah gak usah ngadi ngadi lo heh!" yaallah dava lelah yaallah
Lio tertawa girang saat melihat dava yang mengomel menurut nya itu lucu
"ketawa lagi lo sini turun sini" omel dava yang dibalas gelengan oleh lio
"nda au" dava melotot mendengar penolakan lio
"turunnn gak lo?!" lagi lagi lio menggeleng lucu
"no no"
"lio ayo turun nanti kita naik motor lagi sini sini turun sini" ucap dava lembut seraya merentangkan tangan kearah lio, lio yang mendengar motor pun segera mendekat ketangan dava, dava yang takut diprank sama lio lagi pun segera menarik lio turun
"inget ya lio, lo gak boleh naik keatas sana lagi itu bahaya ngerti?" tegas dava yang diangguki oleh lio tak lama kemudian terdengar bunyi perut yang dava yakinin itu punya lio
"papaa lio lapell" ucap nya seraya memegang perut nya, dava yang juga sedang lapar pun menggendong lio membawa nya turun untuk makan
"cill segini cukup gak?" tanya dava seraya menunjukan piring yang berisi lauk pauk yang memenuhi seisi piring
KAMU SEDANG MEMBACA
Padre¿
Humor"papaa" dava yang dipanggil papa sontak terkejut dengan bola mata yang membulat sempurna "kamu udah punya anak dav?" tanya wanita yang sedari tadi disamping dava dan dibalas gelengan panik oleh dava "papa siapa heh? gue masih perjaka cil" "papaaaa...