Aletha menghela napas panjang dengan tangan yang menopang dagu seraya melamun memandangi jendela yang berada tepat disebelahnya
"hhhhh dava kenapa ya? kok tadi pas gue kejar malah lari kaya orang ketakutan sih?" gumam aletha bertanya tanya sebelum kembali menghela napas
"pada benzena reaksi yang digunakan adalah halogen yaitu f dua Cl du" buryam yang sedari tadi menjelaskan pun berhenti saat melihat aletha yang melamun tak memperhatikan materi
"Aletha latindra" panggil buryam galak yang membuat seisi kelas menelan ludah kasar sedangkan aletha tak menghiraukan panggilan buryam
"Aletha" tak kunjung mendapat jawaban dari aletha, buryam pun melangkah kan kakinya kearah aletha yang membuat caca ketar ketir
dengan cepat caca menyenggol nyenggol sikut aletha berusaha menyadarkan aletha dari lamunannya namun tak dihiraukan sama sekali oleh aletha
"tha buryam tha" bisik caca panik namun aletha bahkan tak menoleh sedikit pun malah terdengar napas berat aletha
"Huwaaaa cacaaa kaya nya dava lagi sakit deh masa tadi pas gue panggil, dia nya malah lari kaya orang ketakutan gituu? fix sih dava sakit sih ini iya kan caa oya kannn?" ucap aletha seraya memeluk caca dengan mata tertutup serta kepala yang menunduk sedih, membuat caca hanya tersenyum pasrah melihat aletha
"oh ya?" aletha mengerutkan keningnya bingung mendengar suara caca, aletha mengangkat kepala nya mencoba memastika jika sahabat karib nya ini baik baik saja
kan gak lucu kalo caca masuk rumah sakit lagi baru juga pulang, namun bukan nya mendapati caca aletha malah melihat buryam yang melototi dirinya
"anying" aletha melotot kaget bahkan tangan nya yang tadi memeluk refleks mendorong tubuh buryam hingga terjatuh dari kursi
"Eh astaghfirullah" ujar aletha syok siswa yang lain serta caca tak kalah syok lagi melihat buryam yang terpental jatuh akibat dorongan refleks aletha
"ALETHAAAAAAAAAAA!!!!" teriak buryam geram membuat seisi kelas terperanjat kaget
"duhhh maap buuuu letha gak sengaja sumpah tadi reflekss" ingin rasa nya aletha menangis seraya merutuki tangan nya
"silahkan berdiri didepan tiang bendera sampai jam pelajaran saya selesai" ucap buryam datang dengan mata yang masih setia melototi aletha
"mampus" ucap caca seraya tersenyum sembari menatap nanar aletha yang sangat sial hari ini
sedangkan aletha meratapi nasip nya saat melihat jam, masih ada 47 menit lagi untuk mata pelajaran yang dibawakan oleh buryam
"sial, kelar hukuman bisa belang belang kulit gue" gumam aletha seraya berjalan keluar kelas meninggalkan teman sekelasnya yang menatapnya prihatin
"omg hellooo, mataharinya panas banget gak sih? disini aja udah panas apa lagi yang berjemur kaya yang disana itu" sindir monica yang mengundang tatapan julid dari aletha
"udah berapa lama berjemurnya mbaa? inget yaa jangan kelaman ntar bau asem lohh" cukup aletha tak tahan lagi melihat wajah serta sindirian monica yang sangat menjengkel kan dimatanya
Aletha melepas sepatunya dengan wajah yang super julid tangan lentik nya melempar sepatu milik nya dengan indah kearah monica
"anjing" umpat seorang siswa yang membuat monica serta aletha melotot tak percaya
"WOI! INI SEPATU SIAPA BERENGSEK?!" teriak siswa laki laki itu emosi dengan tangan yang memegang erat sepatu aletha
aletha yang panik pun berusaha melarikan diri tak menghiraukan salah satu kaki nya yang tak memakai sepatu meninggalkan monica yang menatap nya protes
KAMU SEDANG MEMBACA
Padre¿
Humor"papaa" dava yang dipanggil papa sontak terkejut dengan bola mata yang membulat sempurna "kamu udah punya anak dav?" tanya wanita yang sedari tadi disamping dava dan dibalas gelengan panik oleh dava "papa siapa heh? gue masih perjaka cil" "papaaaa...