43

3.5K 145 8
                                    

"yaallah tuan vano kenapa?" tanya wanita paruh baya itu saat melihat vano yang berjalan memasuki rumahnya dengan wajah babak belur

"gak papa bi" ujar vano seraya tersenyum kecil berusaha meyakinkan wanita paruh baya didepan nya

"tolong bawa grey ke kamar nya, vano capek mau istirahat" pintah vano sembari memindahkan grey yang terlelap ke gendongan art nya

Alih alih ke kamar vano justru berlalu melewati kamar nya, kaki nya melangkah memasuki ruang kerja dengan tangan nya bergerak mengunci pintu ruangan nya seolah tak ingin siapapun mengganggu nya

Pria dua puluh empat tahun itu menyenderkan punggung nya ke kursi kerja dengan mata yang memejam dan pikiran yang ntah kemana

Tak lama bulu mata lentik itu perlahan bergerak mata nya menatap sendu bingkai foto polaroid yang sengaja ia letakan tepat diatas meja kerja nya

Tak lama bulu mata lentik itu perlahan bergerak mata nya menatap sendu bingkai foto polaroid yang sengaja ia letakan tepat diatas meja kerja nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vano meraih bingkai foto itu seraya mengusap nya dengan hati hati seolah olah bingkai itu akan pecah dan remuk jika ia memegangnya dengan asal

"maaf maafin aku hiks maaf" vano terisak saat memandang foto di dekapannya seraya terus terusan meminta maaf sungguh ia menyesal sangat amat menyesal

"fiona hiks please come back hiks i'm so sorry" vano terus terisak dengan rasa sesal yang mengrogotinya bahkan dada nya terasa sesak seakan akan ada sebuah benda berat yang menekan dadanya benar benar sesak

andai, andai saja ia bisa mengulang waktu dapat ia pasti kan tak akan mengulang kesalahan fatal yang ia perbuat saat itu, kesalahan yang kini merusak ke hidupan orang orang disekitar nya bahkan hidup nya sendiri

____‹›

"semangat davaa" teriak monica dengan wajah centil nya membuat tisna yang melihat nya bergidik ngeri

"kalo gue jadi dava mah lebih baik ditempelin sama aletha dari pada sama nih dedemit" celetuk tisna dengan mata yang menatap horor monica yang terus menyoraki dava dengan segala tingkah genit nya

tisna tak bisa lagi mengatur ekspresi nya yang kini terlihat sangat julid saat menatap monica yang terus memajukan dada nya sensual yang sebenarnya tepos itu, apa yang mau dipamerin coba pikirnya heran

"na tisna!" teriak rio yang berhasil mengembalikan fokus tisna namun naas baru saja menoleh wajah tisna sudah dihadiahi bola basket yang dengan indah nya mendarat pas diwajah nya

membuat tisna seketika oleng dan terjatuh karna tak siap akan beban tubuhnya dan rasa pening dikepalanya membuat rio dan dava sontak berlari kearah tisna

"OMG! dava kamu gak papa kan?" tanya monica panik mata nya terus meneliti tubuh dava memeriksa apa ada yang terluka membuat ketiga lelaki didepannya menatap julid siswi itu

"heh upil dugong" panggil tisna julid sedangkan monica menatap tak percaya tisna yang memanggilnya upil dugong

"yang kena bola gue sedangkan yang lempar si dava, lo ngapain nanyain keadaan dava? buta lo?" ucap tisna penuh kejulidan membuat monica memutar mata nya malas

Padre¿Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang