Rimuru dan Riel berpindah ke kediaman Rimuru. Mereka berjalan dan duduk di teras. Rimuru pun melihat ke arah Riel yang terdiam dengan tatapan kosong, meskipun begitu Rimuru tahu jika ada sesuatu yang disembunyikan oleh Riel."Jadi, apa yang ingin kau bicarakan dengan ibumu?" Rimuru yang pertama berbicara. Riel tidak menjawab, dan hanya terdiam untuk beberapa saat hingga dia memutuskan untuk berbicara.
"…Yah, aku hanya ingin minta maaf pada ibu atas semua yang sudah aku lakukan dulu" kata Riel yang masih terlihat datar, tapi kata-katanya adalah kejujuran.
"Begitu, tapi kenapa harus minta maaf, ibu merasa kau tidak melakukan apa-apa" kata Rimuru, tapi Riel yang mendengarnya hanya tertawa kecil.
"Hahaha, ibu tidak perlu seperti itu, ini semua memang kesalahan ku. Aku sudah melakukan berbagai macam kesalahan, dari menghancurkan dunia, hampir melenyapkan semua makhluk hidup yang ada disini, sampai aku melakukan kontrak atau bisa dibilang perjanjian dengan dewa Azathoth" jelas Riel.
Rimuru yang mendengar semua penjelasan Riel sedikit melebarkan matanya karena terkejut, terutama di bagian akhirnya ' Aku masih bingung kenapa Azathoth melakukan kontrak dengan Riel? Padahal masih banyak makhluk lain di berbagai dunia yang memiliki kekuatan di atas Riel, tapi kenapa dia memilih Riel? Cukup membingungkan dan unik disaat bersamaan ' pikir Rimuru panjang lebar.
Setelah berpikir. Rimuru kembali melihat ke arah Riel yang terdiam sambil melihat ke arah langit, terdiam menunggu jawaban dari ibunya. Rimuru pun menghela nafas sebelum menjawab "Hah, yah, ibu sudah tahu semuanya kecuali bagian akhir yang masih membuatku bingung, tapi lupakan saja" Rimuru terdiam sesaat lalu lanjut "Sebenarnya ibu tidak masalah akan semua yang telah kau lakukan, ibu tahu kau punya alasan melakukan semua ini, benarkan" kata Rimuru sambil melihat ke arah Riel yang mengangguk mendengar penjelasan Rimuru.
"Memang aku punya banyak alasan kenapa melakukan semua ini. Tapi tetap aku merasa bodoh karena langsung mengambil tindakan bodoh, aku tidak berpikir terlebih dahulu dan hanya menyimpulkan bahwa semua makhluk hidup hanyalah sampah yang mengotori dunia yang sudah ibu lindungi sejak lama" kata Riel sambil menyandarkan tubuhnya pada kursi, lalu menghela nafas sebelum melanjutkan perkataannya.
"Sebenarnya dulu aku punya impian ingin menjadi seperti ibu. Melindungi dunia, mengelilingi berbagai macam dunia, menjadi kuat meskipun aku tidak ingin menjadi lebih kuat, dan juga memiliki banyak teman. Tapi semua itu lenyap seketika ketika aku menghancurkan semuanya dan tidak terkendali. Ah, aku memang seorang monster yang tidak punya hati" setelah mengatakan semua itu, setetes air mata terlihat di pipinya. Rimuru pun menyekanya, lalu mengelus kepala Riel agar membuatnya lebih tenang.
"Ibu tahu seperti apa perasaan mu, Riel. Dulu ibu juga seperti itu ketika ibu kehilangan seseorang yang sudah di anggap keluarga, ketika melihatnya ibu benar-benar merasa hancur, merasa tidak berguna tidak bisa melakukan apapun, semuanya hancur sampai ibu menemukan secercah harapan, dan berhasil menyelamatkan semua orang" kata Rimuru sambil mengelus kepala Riel, dan Riel terdiam mendengar cerita Rimuru.
"Yah, terkadang semua hal yang kita lakukan terasa begitu sulit, meskipun begitu selagi kita tidak menyerah, kita bisa melaluinya meskipun sulit" setelah mendengar semua perkataan Rimuru, terlihat senyuman mulai terbentuk di wajah Riel. Riel dengan cepat memeluk ibunya dengan erat.
"Terimakasih ibu, aku benar-benar berterimakasih karena selalu ada disaat aku membutuhkan" kata Riel senang, dan Rimuru hanya mengelus kepalanya dengan lembut.
/Kau semakin dewasa, Rimuru/
' Yah, dan semua ini berkat bangunan mu Ciel, dan aku juga berterima kasih padamu karena selalu bersama ku '
/Master terlalu memuji, dan lagipula aku istri pertama anda/ kata Ciel dengan bangga.
Setelah cukup lama berpelukan, Riel pun melepaskan pelukannya, melihat ke arah Rimuru dengan senyuman diwajahnya yang terlihat indah, Rimuru pun membalas senyumannya. Dan tiba-tiba seseorang muncul melalui portal, dia adalah Velzan yang membawa satu tanaman ditangannya.
"Halo ibu, aku kesini ingin…… " Velzan terdiam ketika melihat Riel didepannya, dia terdiam beberapa saat sampai Riel yang melihat pun menyapa "Hmm, hai kak, lama tidak bertemu" kata Riel dengan canggung.
"Riel!!" Teriak Velzan, dan dengan cepat berlari ke arah Riel dan memeluknya dengan erat "Ah, aku sangat merindukanmu adik kecilku, kemana saja kau selama ini, kakakmu sangat merindukanmu sekali!" Kata Velzan senang, sambil memeluk Riel dengan erat.
"Iya, kak senang bisa melihat mu juga, tapi tolong lepaskan aku" kata Riel.
"Tidak, aku masih ingin memelukmu, dan aku tidak ingin kau pergi dari sini lagi" katanya sambil terus memeluk Riel yang sudah pasrah. Rimuru sendiri hanya tersenyum melihatnya. Setelah cukup lama Velzan pun melepaskan Riel dari pelukannya.
"Ah, akhirnya kau melepaskan ku. Tulang ku bisa remuk jika kau terus memelukku" kata Riel lega dan Velzan hanya tersenyum.
"Yah, aku minta maaf. Aku terlalu senang ketika melihat kau kembali. Dan ibu aku membawakan tanaman untuk ibu" kata Velzan sambil menaruh tanamannya di meja.
"Untuk ibu, terimakasih Velzan. Tanam ini terlihat indah" kata Rimuru sambil melihat tanaman pemberian Velzan.
"Tentu saja, itu karena aku yang merawatnya sendiri dengan senang hati untuk ibu" kata Velzan dengan bangga.
"Oh, ngomong-ngomong tentang tanaman. Ini untuk kakak" kata Riel sambil mengeluarkan sebuah tanaman dari imajiner. Velzan yang melihatnya terlihat sangat senang dan langsung mengambilnya.
"Untukku, terimakasih adik kecilku kau memang pengertian dan baik" kata Velzan sambil mengelus kepala Riel, yang membuat Riel malu.
"Kak tolong hentikan ini memalukan" kata Riel sambil menundukkan kepalanya karena malu. Semua orang yang melihatnya hanya tertawa melihat tingkah laku Riel. Setelah itu mereka pun masuk ke rumah, karena hari sudah mulai malam
……
Malam yang indah di kerajaan ingrassia, terlihat sunyi tidak ada orang yang lewat, hanya ada lampu yang menerangi seluruh kota. Hingga sebuah bayangan bergerak dengan cepat melewati berbagai perumahan, hingga bayangan itu berhenti di gedung asosiasi kebebasan. Makhluk itu pun masuk ke dalam, yang dimana didalamnya ada Ruby yang berada di kantor.
Ruby terlihat membaca sebuah buku kuno, membacanya dengan tenang tanpa ada yang menggangu, hingga tiba-tiba dia menutup buku itu dan merasa jika ada seseorang disini. Dia melihat sekeliling dan tidak menemukan apapun disana. Tapi dia tahu jika ada seseorang disini.
"Siapa disana?" Kata Ruby sambil melihat sekitar ruangan, dan tiba-tiba sebuah bayangan keluar dari kegelapan, menampakkan dirinya, dengan seluruh tubuhnya berwarna hitam, mata putih bersinar. Makhluk itu berjalan ke arah Ruby dengan senyuman mengerikan di wajahnya. Dan anehnya Ruby terlihat tenang ketika makhluk itu berjalan menghampirinya.
"Ada yang bisa saya bantu untuk anda, tuan?" Tanya Ruby dengan tenang, dan makhluk itu yang menutupi wajahnya dengan tangan, dan tertawa.
"Hahahaha, malam yang indah, benar bukan nona Ruby" kata makhluk itu dengan senyuman diwajahnya.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Tensura New Era [HIATUS]
Fantasyratusan ribu tahun telah berlalu semenjak Rimuru Tempest tertidur, dan semua raja iblis pergi meninggalkan dunia. maaf kalau jelek