Rimuru kini dihadapi oleh seorang gadis yang berada didepannya, melihat Rimuru dengan tatapan kosong tapi Rimuru bisa merasakan jika saat ini gadis itu sangat marah, dan juga seekor kucing hitam yang sedang tertidur di tangannya.Gadis itu terus menatap Rimuru dan meskipun dia tidak mengeluarkan auranya sedikitpun tapi Rimuru bisa merasakannya dan itu membuatnya sedikit berkeringat. Dia mencoba itu untuk tetap tenang sambil mengatur napasnya.
"Haa... dengarkan aku Lilly, aku benar-benar minta maaf karena meninggalkan mu waktu itu, tapi percayalah aku punya alasan dan aku juga sudah berjanji pasti akan menemui mu lagi" kata Rimuru pada gadis itu yang bernama Lilly yah meskipun itu bukan nama aslinya.
Lilly tidak memperdulikan kata-kata yang dikeluarkan Rimuru, dia masih terlihat dingin "bagaimana bisa aku mempercayai mu lagi Rimuru, setelah semua kata-kata yang kau keluarkan hanyalah kebohongan" kata Lilly dengan nada dingin.
"Aku tidak berbohong, aku serius" Rimuru mencoba menyakinkannya "cukup! Aku disini bukan untuk berbicara, aku kesini untuk menghukum mu" setelah itu Lilly perlahan membuka jubahnya dan menurunkan kucing miliknya dengan lembut.
(Bukan milik saya)
Llly mengeluarkan sabit miliknya dan bersamaan dengan itu muncullah beberapa bayangan tangan besar dibelakang Lilly. Dia mengarahkan sabitnya pada Rimuru dan bersiap untuk bertarung.Rimuru hanya bisa menghela nafas sambil mempersiapkan diri meskipun sebenarnya dia tidak ingin melukai Lilly, dia juga tidak yakin apa dia bisa melukainya.
Lalu beberapa bayangan tangan langsung menyerang Rimuru dengan cepat, Rimuru bisa menghindarinya dengan mudah meskipun dia sedikit terkejut dengan kecepatan dari bayangan itu. Tidak sampai disitu beberapa bayangan lainnya menyerang Rimuru.
Rimuru hanya bisa menghindari semua serangan itu karena dia tidak bisa menyerang bayangan itu. Lilly sendiri hanya terdiam sambil melihat Rimuru yang menghindari semua bayangan miliknya, dia terlihat kagum dengan gerakan dan kecepatan yang dimiliki Rimuru "Mengagumkan, aku tidak pernah melihat seseorang bisa menghindari serangan ku dalam waktu yang lama. Hmm... tidak heran aku begitu mencintaimu" kata Lilly sambil tersenyum kecil.
Rimuru yang melihat senyuman Lilly membuatnya tidak fokus dan terkena salah satu bayangan yang membuatnya terlempar ke bangunan, tidak hanya satu tapi banyak bangunan hancur. Rimuru muncul dari reruntuhan bangunan, didepannya sudah ada Lilly yang melihatnya. Rimuru mencoba untuk berdiri dan kembali melihat Lilly "aku tidak mengira akan melihat kau tersenyum seperti itu" kata Rimuru sambil membersihkan beberapa kotoran di pakainya.
"Kau sangat cantik saat tersenyum" kata Rimuru mencoba menggodanya, tapi itu tidak berefek pada Lilly, dia hanya menggenggam sabitnya dengan kedua tangannya lalu dengan perlahan dia bersiap menebas Rimuru.
Rimuru yang melihatnya langsung menghindari serangan itu yang membuatnya serangan itu mengarah pada bangunan yang berada dibelakangnya, membuat bangunan itu terbelah menjadi dua tidak sampai disitu bahkan serangan itu sampai membuat langit terbelah.
"Sial! Dia benar-benar serius" kata Rimuru sambil melihat dampak serangan Lilly.
/Master, saya sarankan anda untuk tidak bermain-main dengan Lilly, dia benar-benar serius untuk membunuh Anda. Saya sarankan untuk menggunakan tubuh utama anda/
"Tidak, aku tidak bisa melakukan itu, jika aku mengunakan tubuh utama ku maka Lilly juga akan mengunakan tubuh utamanya juga. Jika seperti itu maka hanya akan ada kehancuran dimana-mana" kata Rimuru sambil menjelaskan dampak mengerikan.
/ Saya mengerti, lalu apa yang ingin anda lakukan pada The Death? /
"Hmm... pindahkan aku ke tempat dimana tidak ada makhluk hidup, sisanya serahkan saja semuanya padaku" kata Rimuru, Ciel mengerti dan langsung memindahkan Rimuru ke sebuah planet antah berantah.
Tidak berselang lama Rimuru berpindah, Lilly langsung muncul didepannya dalam sekejap mata "apa kau pikir bisa melarikan diri dariku" kata Lilly sambil memutar sabitnya.
Rimuru menggelengkan kepalanya "tidak, aku hanya tidak ingin pertarungan kita mengakibatkan kematian bagi banyak orang" kata Rimuru.
Lilly yang mendengarnya langsung berhenti memainkan sabitnya "kau begitu peduli pada sampah-sampah seperti mereka, kau sangat baik" kata Lilly yang sedikit tersentuh.
"Terimakasih banyak, sekarang tolong dengarkan aku sekali saja, aku mohon" Rimuru memohon pada Lilly tapi dia hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban, melihatnya Rimuru terpaksa harus bertarung dengannya. Dia mengambil pedangnya dan bersiap bertarung.
Lilly berjalan mendekati Rimuru secara perlahan dan ketika dia sudah berada di dekatnya dia langsung melompat dan melancarkan serangan pada Rimuru yang langsung dia tahan dengan pedangnya. Dampak bentrokan serangan mereka menciptakan percikan petir yang menyebar kemana-mana disekitar mereka dan gempa dahsyat di planet itu.
Setelah bentrokan itu, Lilly dan Rimuru pun saling menyerang satu sama lain dengan kecepatan mereka yang melebihi kecepatan cahaya. Mereka ada dimana-mana. Mereka terus menyerang dengan kekuatan mereka membuat kehancuran total di planet itu, beruntung tidak ada tanda kehidupan di sana. Pertarungan mereka berlangsung cukup lama dan berakhir imbang.
Setelah pertempuran cukup lama, mereka mundur kebelakang menjaga jarak satu sama lain, terlihat Rimuru atau Lilly tidak ada yang terlihat kelelahan sama sekali dari pertarungan itu yang berarti mereka tidak mengeluarkan kekuatan mereka secara penuh tapi dampak mereka sudah membuat tempat itu hancur lebur.
"Ini benar-benar tidak bagus, jika ini terus berlanjut tidak akan ada yang menang" kata Rimuru dengan kesal. Rimuru memutuskan untuk mengakhiri ini dengan mengeluarkan kemampuannya, dimana dia mengaliri pedangnya dengan energi turn null. Lilly yang melihatnya hanya tersenyum kecil, dia juga mengaliri sabitnya dengan energi miliknya dan bersiap mengakhiri semua ini.
Setelah persiapan mereka selesai, mereka mengambil posisi menyerang, lalu Rimuru berbicara "ini untuk terakhir kalinya, aku mohon untuk berhenti sekarang, tidak ada gunanya kita bertarung. Kita bisa bicara ini baik-baik bukan?" Kata Rimuru mencoba menyakinkannya.
Lilly benar-benar tidak memperdulikan apa yang dikatakan Rimuru, dia hanya diam sambil bersiap. Rimuru hanya bisa menghela nafas melihat Lilly yang keras kepala dan terpaksa melakukan itu.
Lalu mereka saling terbang ke arah satu sama lain sambil mengunakan kemampuan terbaik mereka dan bentrokan pun terjadi, dimana tidak ada apapun selain kilatan cahaya yang menyinari semuanya dan sebuah ledakan besar terjadi membuat planet itu hancur seketika bukan hanya planet itu saja tapi juga beberapa planet yang berada di dekatnya.
...
Berpindah ke suatu tempat, dimana seorang gadis mungkin yang tidak sadarkan diri sedang terduduk dengan keadaan diikat dengan rantai yang sudah diberi sihir tingkat tinggi. Secara perlahan gadis itu membuka matanya dan tersadar jika saat ini dia berada disebuah tempat entah dimana.
Dia terlihat bingung, lalu mencoba untuk bergerak tapi tidak bisa karena saat ini dia sedang terikat. Lalu terdengar suara langkah kaki seseorang yang sedang berjalan mendekatinya. Lalu terlihat seorang gadis berambut biru, dan mata merah yang tidak lain adalah Riel, dia berjalan mendekatinya .
"Jadi kau sudah bangun" kata Riel sambil melihatnya. Gadis itu terkejut ketika dia melihat Riel didepannya, dia mencoba untuk melepaskan diri tapi tidak bisa "percuma saja, kau tidak akan bisa melepaskan diri dari rantai buatan ku" Riel menjelaskan.
Gadis itu pun melihat ke arah Riel dengan ekspresi kesal, dan marah "apa yang kau inginkan dariku hah!?" Dia bertanya dengan marah.
Riel hanya menunduk untuk melihatnya dari dekat, lalu menjawab "aku menginginkan kekuatan [God Of Light] milikmu" jawab Riel dengan serius.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Tensura New Era [HIATUS]
Фэнтезиratusan ribu tahun telah berlalu semenjak Rimuru Tempest tertidur, dan semua raja iblis pergi meninggalkan dunia. maaf kalau jelek