Di kediaman Velzan, terlihat ia sedang bersama dengan Ravel, dan Riel, berada di satu meja, menikmati teh mereka."Jadi, kau benar-benar kembali Riel?" tanya Ravel.
"Haa… ini sudah kesekian kalinya kau menanyakan itu, yah aku sudah kembali" jawab Riel dengan malas.
"Ya, mau bagaimana lagi, aku masih tidak percaya orang yang berada didepan ku adalah adikku yang telah lama pergi" kata Ravel yang terdengar menyindir.
"Apa kau menyindir ku?" Kata Riel.
"Terserah kau mau menganggapnya apa" kata Ravel dengan santai menyadarkan tubuhnya ke kursi.
Riel sendiri tidak terlalu peduli dengan perkataan Ravel, meskipun sedikit kesal.
"Ayolah, kenapa kalian selalu bertengkar, padahal ini adalah waktu yang pada untuk memperbaiki semuanya demi ibu" kata Velzan mencoba mencairkan suasana.
"Aku setuju dengan mu Velzan, tapi aku tidak akan seperti ini jika bukan karena Riel" kata Ravel sambil menutup matanya.
"Ada apa dengan ku memangnya?" Tanya Riel.
"Hee… apa kau melupakan semua yang telah kau lakukan di masa lalu begitu saja" kata ravel.
"Aah… maksudmu masa lalu, ya, aku mengingat semuanya yang aku lakukan dan aku tidak menyesalinya" kata Riel dengan senyuman tanpa rasa bersalah.
Ravel yang mendengarnya sedikit kesal.
"Jadi kau belum berubah, masih sama seperti dulu, selalu berpikir negatif terhadap dunia ini termasuk semua makhluk" kata Ravel sambil melihat Riel.
"Tapi itu memang benar, aku melakukan semua ini demi dunia yang ibu ciptakan, aku hanya ingin membuat dunia ini menjadi lebih baik" jawab Riel.
"Ya, kau benar tapi cara mu yang salah, kau terlalu berlebihan" kata Ravel yang mulai kehabisan kesabarannya.
"Ya, kau bagaimana lagi, hanya itu cara yang ampuh untuk menyelesaikan semua masalah ini untuk selamanya" jawab Riel dengan tenang.
"Itu tidak memperbaiki semua masalah, malah menambah masalah apa kau tahu?" Kata Ravel kesal.
"Tapi itu lebih baik dari pada hanya diam melihat kekacauan ini terus berlanjut, benarkan?" Jawab Riel.
Ravel hanya bisa menghela nafas, mendengar semua perkataan Riel.
"Cih, percuma saja, aku tidak akan pernah menang argumen dengan mu" kata Ravel menyerah, dan Riel tersenyum kemenangan.
"Haa… kalian tidak pernah berubah" kata Velzan sambil menghela nafas lelah.
Keadaan kembali tenang, Ravel dan Riel tidak bertengkar lagi hanya minum teh mereka masing-masing. Hingga sebuah cahaya muncul didepan mereka, dan seseorang muncul dari balik cahaya itu, yang tidak lain adalah Rimuru.
Rimuru berjalan mendekati ketiga anaknya, dan orang pertama yang berbicara adalah Velzan.
"Halo ibu, apa yang ibu lakukan disini?" Velzan bertanya pada Rimuru sambil tersenyum.
"Ya, ibu kesini untuk bertemu dengan Riel" jawab Rimuru sambil tersenyum, lalu duduk di kursi kosong dan melihat ke arah Riel yang terlihat sudah mengerti kenapa Rimuru disini.
Riel tersenyum seakan tidak terjadi apa-apa "Ibu kesini pasti ingin menanyakan keadaan Ariel, apa aku benar?" Riel bertanya dengan senyuman diwajahnya.
Rimuru menghela nafas panjang sebelum berbicara "Ya, sepertinya kau sudah tahu kenapa ibu disini. Jadi ibu akan langsung ke intinya, kenapa kau berani melakukan hal seperti itu pada Ariel?" Rimuru bertanya kepada Riel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tensura New Era [HIATUS]
Fantasíaratusan ribu tahun telah berlalu semenjak Rimuru Tempest tertidur, dan semua raja iblis pergi meninggalkan dunia. maaf kalau jelek