Ariel terlempar ke tengah kota, menghantam tanah membuat kawah. Ariel secara perlahan berjalan keluar dari kawah dengan keadaan baik-baik saja tanpa luka sedikitpun yang dia terima.Di depan dia sudah disambut Nera yang berjalan ke arahnya, dengan kedua tangannya yang berubah menjadi cakar tajam.
"Baiklah Ariel, aku ingin kau berhenti sekarang juga" kata Nera.
"Ini bukan urusanmu, Nera, urusan ku hanya dengan Rimuru-san" kata Ariel sambil berjalan melewati Nera.
Tapi Nera tidak membiarkannya pergi begitu saja, dia pun menyerang Ariel, dan Ariel dapat menghindarinya, lalu melompat mundur dari Nera.
"Justru itu aku ikut campur, aku tidak mau tangan kotor mu menyentuh Ratuku" kata Nera.
"Apa aku peduli, seharusnya kau tahu jika Ratu mu bisa melindungi dirinya sendiri, bahkan serangan ku tadi tidak akan berdampak apa-apa padanya, tapi kenapa kau masih melindunginya?" Tanya Ariel.
"Yah, memang benar apa yang kau katakan. Aku hanya tidak ingin membuat Ratuku mengurus masalah-masalah kecil seperti ini, apa lagi berhadapan dengan makhluk rendahan seperti kita" jawab Nera.
"Aku tidak mengerti apa yang kau katakan, tapi sebaiknya jangan halangi ku" kata Ariel sambil berjalan meninggalkan Nera, tapi terhenti saat sebuah tombak menancap didepannya.
"Aku sudah mengatakan padamu, aku tidak akan membiarkan kau menggangu Ratuku" kata Nera yang muncul didepan Ariel, dan menatapnya kesal.
"Jadi kau ingin bertarung dengan ku" kata Ariel kesal.
"Aku tidak masalah jika harus bertarung melawan mu" jawab Nera sambil melipat kedua tangannya.
"Baiklah jika itu mau mu, maka bersiaplah untuk kematian mu" kata Ariel sambil mengeluarkan pedangnya yang terbuat dari Es.
Nera pun mengambil posisi bertarung, dan disaat mereka akan bertarung tiba-tiba sebuah dinding api muncul di tengah-tengah mereka, menghentikan pertarungan mereka.
Setelah api itu menghilang, Dante muncul dari atas, turun ditengah-tengah mereka.
"Dante, apa yang kau lakukan disini?" Tanya Ariel.
"Sudah pasti menghentikan perkelahian kalian" jawab Dante.
"Maaf Dante, tapi ini bukan urusanmu, pergi sekarang. Aku masih ada urusan dengan iblis menyebalkan ini" kata Ariel sambil mengarahkan pedangnya ke Nera.
"Hey, siapa yang kau bilang iblis menyebalkan, kau yang menyebalkan" kata Nera sambil menatap kesal Ariel.
"Oke, oke, berhenti, lebih baik kalian berdua berhenti sekarang, kalian tidak mau kan jika tempat ini hancur karena perkelahian kalian, bagaimana menurutmu Ariel" kata Dante.
Ariel pun melihat sekeliling dan melihat banyak iblis yang melihat mereka dan juga kerusakan yang disebabkan mereka. Ariel pun menyerah lalu menurunkan pedangnya.
"Baiklah, aku berhenti" kata Ariel menyerah.
"Itu lebih baik, lalu bagaimana dengan mu Nera?" Tanya Dante sambil melihat Nera.
"Aku setuju, tapi jika dia berani menyerang Ratu ku lagi, aku yang akan menghabisi mu" kata Nera, tapi Ariel malah tertawa mendengarnya.
"Hahahaha, itu seperti kau bisa mengalahkan ku saja. Apa kau pikir kau bisa mengalahkan ku" kata Ariel sambil tertawa, Nera hanya terdiam mendengarnya.
"Ya, setidaknya ini lebih baik dari pada harus bertarung tidak jelas. Ayo kembali tamu kita sudah menunggu" kata Dante.
"Ya, tapi sebelum itu, apa yang sebenarnya yang ada di pipi mu, Ariel?" Tanya Nera sambil menunjuk lambang yang ada di pipi Ariel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tensura New Era [HIATUS]
Fantasyratusan ribu tahun telah berlalu semenjak Rimuru Tempest tertidur, dan semua raja iblis pergi meninggalkan dunia. maaf kalau jelek