BAB 2

851 23 0
                                    

-Selamat membaca-

Setelah perbincangannya dengan Cahaya, Candra menjadi uring-uringan tidak jelas. Teman-temannya yang melihat itu meledeknya, karena jarang melihat Candra galau seharian.

“Clarissa mana Can?” tanya Dipa dengan nada meledek.

“Nahhh, tumben belum kelihatan, biasanya kamu sama Clarissa nempel terus kayak prangko” timpal Gusti.

“Ck... Berisik!” setelah mengatakan itu, Candra pergi meninggalkan kedua temannya.

Memutuskan menyendiri di tempat biasa ia menghabiskan waktu dengan seseorang yang sangat penting baginya. Berkutat dengan pikirannya yang terus memikirkan seorang gadis lucu yang ia anggap adik sendiri.

“K-kenapa Clarissa?” ucapnya menitikkan satu air mata tanpa sadar.

---

“Wake up sayang”

Merasa tidurnya terusik, Clarissa membuka mata dan disuguhkan pemandangan ayahnya tanpa baju, hanya menggunakan celana pendek.

“Kenapa tidur di meja belajar?” tanya Aditya

“Ketiduran Yah” jawab Clarissa sambil berjalan menuju tempat tidur untuk melanjutkan tidurnya.

Tidak terasa hari sudah malam. Selama itu ternyata aku ketidurannya. Aditya yang merasa diabaikan mengikuti Clarissa berbaring di kasur dan memeluk dengan kencang tubuh mungil anaknya.

“Sesak Yah” lirih Clarissa yang diabaikan Aditya.

Memilih melanjutkan tidurnya, Clarissa terbangun di tengah malam karena merasa ada yang mengelus-elus paha dan dadanya. “Engh... Yahhh... Lepasin” ucapnya sambil bergerak-gerak.

“Diam dulu sayang, apa kamu tidak menikmatinya?” tanya Aditya.

“Yah! S-sakit hiks” tangisnya pecah saat sang ayah melakukan kegiatan seperti tadi saat ia dimandikan oleh ayahnya.

“Shhh diam sayang” hirau Aditya tetap asyik dengan apa yang dilakukannya. Clarissa hanya bisa menangis karena merasa sakit di seluruh tubuhnya. Setelah puas dengan kegiatannya, Aditya menenangkan Clarissa dengan mengelus surai rambutnya.

“Apakah kamu tidak menikmatinya?” tanyanya di sela-sela kegiatannya.

“Sakit Yah... Badan Clarissa sakit semuaaa hiks” ucapnya dengan suara bergetar sisa menangis tadi.

“JANGAN NANGIS!” bentak Aditya tiba-tiba. Mendengar dirinya dibentak, Clarissa menangis kencang dengan badan gemetar ketakutan. “Masih nangis?” tanyanya lebih tenang.

“A-ampun Yah” ucap Clarissa mencoba menahan tangisannya.

“Bagus! Sudah sana tidur, besok kamu mulai sekolah” ucap Aditya sambil beranjak keluar kamar.

Apa sekolah? Clarissa sekarang tidak tahu ingin bahagia atau menangis. Ia senang akhirnya bisa bermain lagi, tapi ia juga masih takut dengan kejadian tadi saat ayahnya membentaknya.

---

Keesokan harinya Clarissa diantar dengan mobil oleh ayahnya ke sekolah barunya. Kemarin, setelah ayahnya memberitahu bahwa  ia akan sekolah, Clarissa tidak bisa tidur sehingga ia terjaga hingga pagi.

Di tengah kesunyian yang cukup lama, Aditya membuka suara. “Nanti jangan centil-centil” katanya. Clarissa yang masih kecil tak tau maksud ‘centil’ pun menanyakan pada ayahnya.

“Centil itu apa Yah?” tanyanya.

“Jangan sok cantik!” ketus Aditya, “Kalau sampai kamu nanti di sekolah centil, nanti malam ayah hukum!” ancam Aditya yang dibalas anggukan mantap oleh Clarissa karena ia sangat takut jika ayahnya akan menyakitinya lagi, seperti tadi malam.

MYSTERIOUS GIRL  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang