BAB 15

220 14 0
                                    

-Selamat membaca-

Clarissa jelas tersadar dengan teriakan melengking milik Candra, “Eh-“

“Kamu kenapa Cla?” tanya Candra dengan nada lembut, tidak seperti tadi.

“Enggak Kak Can, Clarissa gak papa” balas Clarissa sembari menatap mata Candra, “Eh, ini kenapa Kak Can?” tanya Clarissa saat tak sengaja melihat bercak merah di pipi Candra.

“Bukan apa-apa Cla” Candra jelas berbohong tentang sebenarnya.

“Bohong! Siapa yang berani nampar Kak Can?!” Meskipun Clarissa masih sangat kecil, tapi ia tidak sebodoh itu untuk memahami bekas merah di pipi Candra, selain itu ia sering mengalaminya.

“Ngaco kamu, Ini tadi digigit semut, kan gatal jadi aku garuk, tapi garuknya terlalu kenceng, jadi merah deh...”

“Kamu yang kenapa, kamu tumben lemes amat. Udah makan belum?” Candra segera mengalihkan percakapan.

“Gak lapar”

“Terus gak makan gitu?!”

“Iya nanti, sekarang Clarissa bener-bener gak lapar...”

“Yasudah tapi nanti makan lo ya!”

“Iya iya”

Setelah sekian hening, Candra melontarkan pertanyaan, “Kamu kalau di rumah ngapain aja Cla?”

“Sehabis pulang sekolah, Clarissa cuci tangan sama kaki, terus kalau lapar, Clarissa makan, tapi kalau enggak lapar Clarissa langsung tidur siang. Biasanya sampai jam 4, terus Clarissa mandi, habis mandi, Clarissa belajar sampai sore. Sehabis belajar, Clarissa makan malam sama Ibu, terus habis makan malam Clarissa tidur, terus hari besoknya ya kayak tadi... Huft, Clarissa pegal” Clarissa menutup ceritanya dengan ngedumel.

“Buset Cla, panjang amat kayak kereta api hehe” Candra sedari tadi diam menyimak, “Ayah sama ibu kamu kemana? Kok gak ada di cerita?”

“Ayah ikut sarapan, biasanya Clarissa diantar ayah tapi kadang diantar ibu kalau ayah ada meeting pagi... Kalau ibu sama, tapi ibu jarang ada di rumah gak tau pergi kemana” Clarissa mengedikkan bahunya.

“Kamu pernah dimarahi ayahmu gak?”

“Emmm-“ Clarissa bingung harus menjawab apa, “Ya kalau Clarissa nakal ya dimarahi Kak Can”

“Paling parah dimarahi gimana?”

“Cuman di-“

Clarissa tidak dapat melanjutkan perkataannya. Ia terbayang saat pertama kali masuk ke dalam rumah Aditya. Ia tidak pernah merasakan kebahagiaan di sana. Ia terus menjadi pemuas nafsu Aditya. Menjadi bahan pelampiasan Bulan saat sedang dalam masalah dengan Aditya.

Candra masih menunggu kalimat lanjutan dari Clarissa, “Cla?”

“Kak Can,,, hiks-“

“Kenapa hm?” tanya Candra sembari menarik Clarissa dalam pelukannya.

Clarissa tidak menjawab pertanyaan Candra melainkan mengeratkan pelukannya pada tubuh seseorang yang ia anggap kakaknya.

“Cla?”

“Kak Can, Clarissa bingung sama diri Clarissa sendiri... Kadang Clarissa merasa aneh sama diri Clarissa...” ucap Clarissa masih dalam pelukan Candra.

Siapa pun yang melihat pasti akan merasa gemas dengan tingkah laku kakak dan adik ini. Tapi tidak dengan Ihsan, ia merasa ingin menangis saat melihat Clarissa berpelukan dengan Candra.

Setelah ia selesai makan, ia berniat ke kelas saja karena risih dengan suasana kantin yang begitu ramai. Bukannya ketenangan yang ia dapat, ia malah ingin menangis saat melihat Clarissa memeluk laki-laki lain.

MYSTERIOUS GIRL  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang