BAB 20

231 18 0
                                    

-Selamat membaca-

Saat ini Aditya bersama kelima temannya melarikan diri dari kejaran polisi. Posisi Aditya lebih unggul dibandingkan dengan para polisi. Itu semua disebabkan oleh rencana Aditya yang memasang CCTV di sekitar jalan menuju tempat persembunyiannya.

Clarissa duduk diantara Aditya dan satu temannya tadi yang memberitahu bahwa polisi sedang menuju ke tempat persembunyian Aditya.

Clarissa hanya diam menunduk, tidak tahu harus berbuat apa. Matanya ditutupi semacam kain hitam, tangannya pun diikat dengan sangat kencang dengan rantai. Clarissa hanya bisa mendengar percakapan keenam orang dewasa di sekelilingnya saja.

Tetapi sedari tadi hanya terdengar suara gerakan mereka berenam saja, tidak ada yang berbicara sedari tadi.

Clarissa tidak tau bahwa mereka berenam berbicara menggunakan bahasa isyarat. Aditya menganjurkan berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat karena mengantisipasi kebocoran informasi.

Aditya mengangguk pada temannya yang bertugas menyetir mobil. Teman yang sedang menyetir membalas dengan anggukan juga dan segera melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.

Entah bagaimana caranya, polisi berhasil membaca langkah Aditya. Dimas tersenyum puas karena berhasil membaca langkah Aditya.

Di dalam mobil, teman-teman Aditya mulai panik, tidak terkecuali Aditya yang sedang menggertakkan gigi sembari melihat ke arah belakang. Sebagai orang yang dipercaya teman-temannya, Aditya segera mengambil tindakan.

Aditya mengangkat jari telunjuk dan tengahnya mengartikan rencana dua. Prawira yang bertugas menyetir menjawab dengan anggukan kepala. Semua yang berada di mobil mulai memasang sabuk pengaman mereka masing-masing.

Aditya memeluk erat tubuh Clarissa dengan tangan kanannya.

Saat semua sudah siap, Prawira segera melajukan mobilnya dengan kecepatan sangat cepat. Berhubung hari sudah petang, hanya terlihat beberapa pengendara saja, yang artinya memudahkan aksi Aditya dan gengnya.

Melihat mobil Aditya menambah kecepatan yang sangat tidak wajar, polisi-polisi yang berada di belakang segera menambah juga kecepatan mobilnya.

Dimas hanya diam sembari melihat lurus ke arah mobil di depannya. Ia tersenyum licik saat mendapat ide gilanya. Dimas segera membisikkan idenya pada anak buah kesayangannya.

Selesai membisikkan idenya pada Agung, Agung segera memutar balik mobilnya, “Tetap ikuti tersangka!” perintah Dimas pada walkie takienya.

Sedangkan di pihak Aditya, mereka semua panik saat adanya helikopter di atas mereka. Aditya tidak tahan untuk tidak mengumpat, “Bangsat!”

“Kayaknya polisi selangkah dari kita ya Bos?” tanya Nuraga tidak tahan.

“Kita harus susun ulang rencana” Perkasa membuka suara.

‘Cepat hentikan mobilnya!’ suara dari atas sana terdengar.

“FUCK!”

“Cepat ambil keputusan Dit!!!” Prayoga menyadarkan lamunan Aditya.

“Sial!”

Aditya tidak tahu harus melakukan apa, karena posisinya tidak diuntungkan sama sekali.

‘Saya hitung sampai 3, kalau anda tidak mau menghentikan mobil anda maka terpaksa akan kami ledakan’

“Apa-apaan! Kamu tidak melihat di mobil ada anak kecil!” rekan di sebelahnya membuka suara.

“Hanya ancaman teman” yang sedari tadi berbicara menggunakan pengeras suara tersenyum manis kepada teman di sebelahnya.

MYSTERIOUS GIRL  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang