BAB 24

162 7 0
                                    

-Selamat membaca-

Sepeninggalnya Leo dan antek-anteknya, bersamaan dengan Clarissa dan Maharani menghabiskan makanannya.

"Sini mangkuknya, Clarissa kembali in dulu" ucap Clarissa sembari mengambil mangkuk Maharani.

"Kamu gak takut Sa?" Clarissa merasa bingung dengan pertanyaan Maharani tapi juga masih menjawab.

"Enggak, kenapa harus takut?" tanya balik Clarissa.

"Setelah semua yang kamu alami, kamu gak takut?"

"Enggak-" Clarissa mulai menyadari arah pembicaraan Maharani, "Kan ayah sudah di dalam penjara, jadi Clarissa gak perlu takut lagi"

"Kamu kuat banget Sa" ucap Maharani dengan mata yang mulai berkaca-kaca, "Kenapa aku gak bisa seperti kamu" Air mata Maharani mulai menetes satu persatu.

Clarissa segera menaruh kembali piring-piring yang akan ia kembalikan ke kantin, dan bergegas memeluk Maharani, "Kamu gausah takut lagi Ran, ayah sudah tidak ada, meskipun ada, kamu bakal aman, ada Clarissa, ada ibu, ada om polisi"

Maharani masih terisak di dalam pelukan Clarissa, "Aku takut Sa, takut kalau dia tiba-tiba muncul dan nyakitin aku lagi" suara Maharani melemah.

"Kamu tenang ya Ran, Clarissa pastikan ayah gak akan bisa keluar dari penjara, kamu bisa pegang janji Clarissa" ucap Clarissa dengan penuh keyakinan sembari menatap depan dengan tatapan yang penuh dendam.

Teman-teman Maharani mulai kembali ke kelas yang menyebabkan kelas kembali ramai, "Kamu mau ke uks saja Ran? Nanti Clarissa temani"

Maharani menganggukkan kepala tanda setuju. Ia sangat tidak yakin jika tubuhnya bisa melanjutkan sekolahnya.

Clarissa menuntun Maharani dengan tangan kananya menenteng piring bekas mereka makan.

Sesampainya di uks, Maharani menidurkan dirinya pada tempat tidur yang memang tersedia di sana.

"Ran, Clarissa ke kantin dulu ya mau ngembaliin ini sama beli teh hangat buat kamu"

"Iya Sa, tapi jangan lama-lama ya, aku takut" dijawab anggukan dengan satu jempol oleh Clarissa.

Sepeninggalnya Clarissa, Maharani mencoba menutup matanya.

Clarissa bergegas ke kantin dengan tergesa-gesa takut jika Maharani menunggu terlalu lama. Sampai tidak sadar ia menyenggol Ihsan dan menyebabkan ia terjatuh tapi untungnya piring yang ia bawa tidak pecah, karena Ihsan dengan sigap mengambil alih piring-piring tersebut.

"Ck!"

"Kamu itu gak punya mata ya?!"

"Maaf San, suer gak seng-"

"SENGAJA, sampai tiga kali itu menurut kamu gak sengaja?" Ihsan sedikit meninggikan intonasi suaranya membuat beberapa orang yang berada di luar kantin menoleh.

"Santai bro" Alano datang dengan gengnya ada Leo juga di sana.

"Ada apa brodi" tanya Leo.

"Enggak Kak, Clarissa salah karena nabrak Ihsan, jadi gausah diperpanjang, maaf ya San" ucap Clarissa sembari melihat ke sepatu Ihsan, tidak berani menatap Ihsan.

Clarissa segera mengambil alih piring yang berada pada tangan Ihsan dan segera melanjutkan perjalanannya yang tertunda.

"Santai dong, sama cewek nih cil" ucap Alano.

Ihsan tidak menggubris perkataan kakak-kakak kelasnya dan bergegas meninggalkan kantin menuju kelas karena bel masuk sudah berbunyi.

"Anj-"

"Udahlah" Leo menahan dada Alano yang akan menyusul Ihsan.

MYSTERIOUS GIRL  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang