BAB 8

347 14 0
                                    

-Selamat membaca-

Setelah selesai upacara, Candra bergegas ke ruangan tempat ia akan melakukan ujian sekolah. Sesampainya, Candra mengedarkan pandangannya. Huft, Candra mendesah lelah karena harus satu ruangan dengan Pangestu dan babu-babunya.

“Eh guys, kalian pada bau yatim gak?”

“Eh iya ya kayak ada bau busuk-busuk, tapi apa yaaa?”

“HAHAHAHAHA!”

“Jeng jeng jeng anak yatim lewat”

Kan, kan, baru saja menampakkan kaki di depan kelas, sudah jadi bahan ejekan. Tapi Candra tak ingin menggubris dan segera berjalan ke bangkunya.

Tak lama, pengawas datang dan memimpin jalannya ujian supaya lancar.

“Baik anak-anak silahkan ambil pensil dan hapus saja, selain itu tolong masukkan ke tas dan kalian bisa taruh tas kalian ke depan” perintah bapak pengawas.

Semua murid pun membawa tas mereka masing-masing ke depan. Dan acara ujian dimulai dengan semestinya.

---

“Cepetan Far!” Ihsan merasa jengkel karena Fara tidak bisa mengerjakan satu soal pun.

“Sabar dong” jawab Fara dengan nada yang dilembut-lembutkan, “Ajarin aja biar cepat selesai San” pinta Fara dengan wajah memelas.

“Ck males!” ketus Ihsan

Fara masih sibuk berkutat dengan soal yang menurutnya sulit bukan main.

“Sini sini biar aku aja Far, lama anjing”

“Eh gausah San, biar aku aja, nih nih udah selesai” ucapnya semangat sembari menyodorkan hasil pekerjaannya pada Ihsan.

Ihsan menerima kertas Fara. Betapa terkejutnya ia saat mengoreksi hasil pekerjaan Fara salah semua, “Anjir, kok salah semua sih Far!” jengkel Ihsan, pasalnya sudah lama menunggu tapi saat sudah malah salah semua.

“Itu bener tau San, udah sana kumpulin keburu telat”

Ihsan yang sudah badmood pun lantas melangkah ke depan untuk mengumpulkan pekerjaan mereka, Coba ada Clarissa, pasti gak gini. Batinnya saat menaruh pekerjaan kelompok mereka sembari melihat hasil pekerjaan Fara yang salah semua.

---

Di sisi lain, Clarissa baru bangun. Hari sudah petang, tapi Clarissa masih menggunakan piyamanya. Kondisi kamarnya sudah rapi, Clarissa yang membereskannya, karena ia sangat risih dengan ruangan yang berantakan.

Bulan pun sudah melaksanakan aktivitasnya seperti biasa. Memasak untuk makan malam orang rumah.

Terlihat raut wajahnya yang sangat suram. Wajahnya merah dan terdapat bekas tamparan. Matanya bengkak bekas tonjokan. Bibirnya sobek, mungkin bekas tampar juga. Seluruh badannya pun sakit semua, tapi hanya Bulan yang tau.

Meski dengan kondisi yang seperti ini, Bulan tetap memasak. Bukan karena kewajibannya, ia dipaksa Aditya memasak untuk Clarissa makan.

Clarissa, Clarissa, Clarissa aja terus! Batinnya.

Clarissa yang mencium bau masakan yang terlihat sedap memutuskan keluar kamar dengan jalan yang sedikit tertatih-tatih.

MYSTERIOUS GIRL  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang