Bagian 1
Setelah kejadian 3 jam yang lalu, akhirnya Dhea bisa memasuki rumah. Untung saja ada ayahnya yang baik hati mau membukakan pintu,
Sang surya telah menampakka diri, ayam jantan sudah mulai berkokok menandakan pagi telah tiba.
Weekend, hari dimana orang orang akan berlibur, jalan jalan dengan keluarga, kekasih, ataupun tidur dikamar seharian untuk para jomblo.
Kecuali untuk Dheanara Gayatri. Weekend menurutnya adalah hari tersibuk dari hari hari biasanya, bayangkan saja dalam satu hari semua pekerjaan rumah harus selesai, mulai dari mencuci, menyapu, mengepel, memotong rumput, dll.
Seperti sekarang, ia baru saja selesai mencuci pakaian yang bejibun. Terlebih pakaian bundanya yang setiap menit berganti pakaian, entah itu gamis, daster, atau model baju lainnya.
"Huh, rasanya tangan gue mau patah" Mengatur napas agar kembali seperti semula setelah mengangkat ember berisi cucian dari kamar mandi ke halaman belakang.
"DEK, BELIIN BUNDA TEPUNG SAMA TELUR" teriakan itu berasal dari dapur yang tak jauh dari tempat Dhea berada.
"BENTAR BUN, BARU JUGA NAPAS" Balasannya.
"Sekarang udah kan napasnya? " Ujar bunda yang sudah berada disamping Dhea.
"Astaga, bunda bisa ga jangan ngagetin?! "
"Dih, kamu aja yang kagetan. "
"Aku ga kagetan ya bun, asal bunda tau aja aku ultramen, " Ujar Dhea menepuk dadanya bangga.
"Dah dah jangan ngelantur, masih pagi kok udah kerasukan. Sana cepet beli dan ini uangnya, " Menyerahkan uang lima puluhan.
"Siap ndoro, saya pamit pergi dulu" Layaknya orang keraton, Dhea membungkukkan badannya dan berlalu pergi membeli apa yang tadi bundanya suruh.
"Dasar anak jaman sekarang, huh astagfirullah" Ujar Anin (bundanya Dhea) mulai menjemur pakaian yang telah dicuci sibungsu.
Melangkahkan kakinya menyusuri trotoar untuk sampai ditempat tujuan yaitu, supermarket.
Akhirnya, setelah berjalan empat menit yang terasa seperti 4 tahun lamanya hingga kaki seperti mati rasa. Tanpa babibu lagi ia langsung masuk kedalam supermarket layaknya ultramen,
KAMU SEDANG MEMBACA
KIRANA | END
Teen Fiction#ROMBAK ⚠banyak kata kasar,tidak untuk dicontoh! KIRANA yang memiliki arti sinar dan cantik. Seperti dia yang selalu menyinari kehidupannya, yang selalu menjadi sinar dikala kegelapan datang. Dia, cantik. . . Secantik bunga yang baru saja mekar se...