BAB'10 : Syok

88 6 0
                                    

Suara kendaraan berlalu lalang memenuhi indra pendengaran, disalah satu mobil yang disupiri pria paruh baya terlihat seorang lelaki berpakaian casual tengah memandangi foto seorang gadis di ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara kendaraan berlalu lalang memenuhi indra pendengaran, disalah satu mobil yang disupiri pria paruh baya terlihat seorang lelaki berpakaian casual tengah memandangi foto seorang gadis di ponselnya.

"Sweetie, akhirnya setelah penantian lama kita akan bertemu lagi, dan dengan begitu tak kan ada yang bisa memisahkanmu dari ku lagi. " Ujar lelaki itu dengan senyum lebarnya.

Mobil itupun melaju membelah jalanan kota Jogja menuju tempat tujuan.

Perdebatan antara si keras kepala dan si cengeng berhenti saat si Melli si keras kepala diseret pacarnya kekantin dan Xena si cengeng dengan sendirinya berhenti menangis walau masih sesenggukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perdebatan antara si keras kepala dan si cengeng berhenti saat si Melli si keras kepala diseret pacarnya kekantin dan Xena si cengeng dengan sendirinya berhenti menangis walau masih sesenggukan.

"Sumpah, tadi tu seru banget " Ujar Elijah pada teman cowoknya disudut belakang kelas.

"Yah, sayang gue ga disitu" Lesu Wahyu.

"Lo disana mau ngapain emang kalau ga cuma nonton? " Tanya Damar, Djani Adamar Bamantara cowo bertubuh gempal dan berambut ikal.

"Meu cari cecan, siapa tau ada yang lewat, "

"Woi diem, orangnya dateng" Ujar Bima mengagetkan mereka.

"Siapa yang dateng? " Tanya Wahyu.

"Xena, emang lo kira siapa? "

"Gue kira ayang"

"Lo gapunya ayang, goblog kok dirabuk" Ujar Elijah menarik belakang kepala Wahyu.

Disisi para cewe,

"Xen,tadi lo kenapa bisa berantem sama Melli sih? Untung lo belum di sleding, di tendang, dan berakhir guling guling sama Melli" Ujar Raya mendekat ke bangku yang diduduki Xena dan memajukan wajahnya.

"Jangan deket deket Ya, ntar dia sawan, " Zarina menarik mundur tubuh Raya, takut anak orang jadi trauma.

"Padahal tadi aku ga ngapa ngapain Melli, tapi Melli duluan yang cari gara-gara" Menundukkan wajahnya sedih.

"Halah bacot, gayanya ngomong cari gara-gara" Tak ada angin, tak ada petir, suara sinis itu tiba-tiba saja muncul dibelakang mereka didampingi dengan ayang disampingnya yang siap dengan peralatan keselamatan.

KIRANA | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang