"Yu, pinjem uang dongg" Ujar Elijah.
Kini keadaan kelas Xll A sedang rusuh rusuhnya, sampah berceceran, bangku dan kursi sudah be
rpindah tempat bahkan ada yang sampai diatas meja guru, berisiknya ngalahin kerusuhan di Itaewon."No komen, itu sih derita elo" Belas Wahyu cuek.
"Ck, ayolah yuu, ntar gue jadi mendoan " Melas Elijah sampai bersimpuh dikaki Wahyu.
"Masa bodo, gak mau tau" Tadinya kaki kini beralih ke tangan, kegiatan tidurnya menjadi terganggu karena goyangan dasyat dari Elijah.
"Wahyuu sing ganteng, njilih duit go bayar kass dong"
[Wahyuu yang ganteng,pinjem uang buat bayar kass dong]
"Ah, ganggu lo" Berdiri dari duduknya berjalan tanpa tujuan dengan gerakan layaknya orang habis minum ciu.
"Wahyuuuu" Ditengah kebisingan itu, suara Elijah terdengar menggelegar mulai mengikuti kemanapun Wahyu berjalan.
Lama kelamaan yang tadinya berjalan menjadi berlari dan berakhir saling kejar dengan Wahyu yang selalu mengumpati Elijah agar berhenti.
"BANGSAT ANJING! BERHENTI GAK LO SUKIJAH! GUE MASIH NORMAL ASU! " melewati berbagai rintangan seperti di benteng takeshi.
"Woi, kalau lari lihat lihat dong" Ujar Sisil, Cewe cermin. Tanpa cermin hidupnya bagaikan kamu tanpa dia, tak bermakna.
"Sorry sorry" Mengkupkan kedua tangannya didepan dada dengan berjalan mundur.
"Anjir, napas gue tinggal dua persen" Ujar Elijah ngos-ngosan bagaikan ia baru saja berlari menjauh dari kejaran zombie.
"Alhamdulillah, ayo lo pasti bisa,Lā ilāha illallāh " Ujar Wahyu menuntun Elijah untuk duduk di kursi terdekat.
"Anjir gue belum mau mati" Menggaplok belakang kepala Wahyu hingga hampir tersungkur.
Suara didepan mengalihkan eksistensi mereka, dengan background dj gedhang klutuk.
"MARI SEMUANYA BERKUMPUL DAN BERSENAM AGAR SEHAT ASEKKK" Ujar Taufik dengan memulai gerakan pertama. Marching, gerakan jalan di tempat dengan mengangkat kaki kira-kira setinggi betis, lutut ditekuk 90 derajat.
"SATU, DUA, TIGA, EMPAT" Ujar Zarina mengikuti Taufik didepan sambil berhitung dan diikuti semuanya.
"ALAY ALAY" Komen Damar di barisan bagian depan, tentunya dengan badan yang bergerak lincah.
Kursi yang berceceran tadi sudah dipindahkan ke pinggir bahkan sampai ada yang menghambat jalan masuk kekelas.
"Woi, Cintaku bukan cinta? " Mengarahkan tangannya didepan mulut Azar yang dari tadi menopang dagu dan melamun ntah memikirkan apa.
"Sksd" Jawabnya singkat.
"Bftt Anjir, sok kenal sok deket, mana ada cinta kaya gitu" Seharusnya ia buang saja teman somplaknya ini, muka pas pasan mana playboy ditambah pacarnya Melli, Gilang.
"Banci" Melirik singkat Gilang dan kembali ke kegiatan awal, sebenarnya ia sedikit kasihan pada Melli karena telah terkena pelet dari teman somplakya.
"Apa lo bilang?! Gue banci?! Asal lo tau gue itu cowo gantle " Memamerkan otot lengannya, padahal hanya ada setumpuk lemak disana.
"Ayo gue ajak keluar, daripada lo jadi samsak si Azar" Ujar Uniquel menggeret teman somvlakya sebelum menjadi butiran debu.
"Kemana? Kekelas dedek qumush?! " Tanya Gilang dengan pancaran binar dimatanya.
"Udah diem aja lo, ntar juga tau, " Mereka berdua telah hilang dari pandangan, Danu mendekat dan duduk disebelah Azar.
"Lo kenapa? Kalau ada masalah sini cerita sama gue" Tawar Danu dengan pandangan tajamnya, kan matanya sipit.
Dan mengalir lah cerita tentang masalah yang sedang Azar hadapi, mulai dari datangnya Lolita hingga saat kemarin ia bertemu bang Ganta.
"Menurut gue, lo harus berjuang lebih keras lagi dan buktikan ke bang Ganta bahwa lo itu gak seperti yang dia pikirin, dan gue saranin singkirin orang orang yang ganggu hubungan lo, " Nasihat Danu dan hanya dibawah anggukan oleh Azar.
Dengan perlahan menyenderkan kepalanya pada bahu lebar Danu, tangan berada di bawah saling bertaut mereka berdua terhanyut dalam suasana diiringi pukulan meja yang dilakukan oleh Danu.
Suara merdu terdengar di kelas semi berisik itu.
"Tresno jalaran seko kulino~
[Cinta datang karena terbiasa]
Kebacut aku wis raiso lungo~"
[Terlanjur aku sudah tidak bisa pergi]
Disambung dengan suara Azar yang, lumayanlah.
"Sansoyo nambah cinta sing tak roso~"
[Lebih menambah cinta yang kurasa]
"Ra pengen pedot sampek tuo~" Nyanyi mereka bebarengan.
[Tidak ingin putus sampai tua]
Namun kegiatan mereka harus terhenti karena teriakan dari teman mereka si kembar identik, Tumbar dan Merica.
"OMO, SI AZAR GAY?! YA TUHAN JIWA PELANGI GUE MERONTA RONTA!! " Teriakan Alay itu berasal dari Merica, fujoshi garis depan.
"Gue penasaran si Azar jadi bottom atau top? " Ujar Tumbar dengan gaya berfikir.
Sedangkan orang yang mereka bicarakan hanya menatap tajam dan datar dengan badan tegap, mereka bagaikan tak merasakan aura gelap yang sudah menguar dan siap meluluh lantahkan kelas.
Bahkan para teman yang lain sudah melipir takut dipojokan.
Sedangkan di tengah lapangan,
"Gara-gara lo kita semua jadi dihukum! " Kesal Melli dengan hormat bendera begitupun semua murid duabelas A.
"Kok gue?! Noh si Zarina! " Sangkal Taufik.
"Gue tadi cuma ikut ikutan" Bela Zarina tak terima.
"Ini semua tu salah Sukijah!" Ujar Wahyu melirik Elijah yang sedang serius hormat bendera hingga alis menukik.
"Lah kok gue yang disalahin anjing?! " Dan terjadilah aksi saling jambak tentunya dengan Zarina yang menatap polos kejadian didepannya, bukannya misah malah cuma nonton.
"Bancat"
"Rambut gue ilang! "
"Jangan gigit asyu"
". . . "
KAMU SEDANG MEMBACA
KIRANA | END
Teen Fiction#ROMBAK ⚠banyak kata kasar,tidak untuk dicontoh! KIRANA yang memiliki arti sinar dan cantik. Seperti dia yang selalu menyinari kehidupannya, yang selalu menjadi sinar dikala kegelapan datang. Dia, cantik. . . Secantik bunga yang baru saja mekar se...