Setelah sehari penuh diinterogasi diruangan interogasi ditemani keheningan hanya terdengar pertanyaan dari penyidik.
"GUE GAK SALAH! dia yang salah, seharusnya DIA YANG DISINI BUKAN GUE! " teriak Xena kesetanan.
"Sepertinya dia mengalami gangguan jiwa" Ujar penyidik setelah keluar dari ruang interogasi.
"Permisi pak, keluarga tersangka kembali memberontak ingin menemui tersangka" Lapor salah satu anggota polisi.
"Hah, dia lagi" Helaan napas terdengar jengah mendengarnya.
"Maaf, nyawa pasien selamat" Dengan bangga dokter berjenis kelamin wanita itu mengatakan.
Semua yang disana hanya bisa melongo dan mendatarkan wajahnya, dokter gila batin mereka semua.
Setelah dipindahkan keruang rawat VIP sesuai yang diminta sangat kekasih dengan alasan sebagai tanda minta maaf karena tak bisa menjaga Dhea saat disekolah, dan untuk saat ini hanya diperbolehkan satu atau minimal dua orang yang masuk untuk menjenguk agar pasien dapat istirahat guna memulihkan tenaga yang hilang tak tersisa.
"Yaallah nak, kenapa kamu bisa jadi gini sih?! Bikin khawatir, cepet sadar ya nak, ibu sayang kamu" Mengecup kening Dhea sekilas dan menatap sang suami.
"Udah bun, gausah alay gitu kaya mau ditinggal pergi selamanya aja, " Ujar ayah Dewa dengan wajah watados dan menghembuskan asap rokoknya.
"Ihh, dibilangin dirumah sakit gaboleh ngrokok masih aja ngrokok!" Menjewer telinga sang suami dan menariknya keluar ruangan.
"Kasian om Dewa," sebuah suara mengagetkan Azar yang sedang melamun duduk dikursi depan ruangan rawat inap.
"Jing, lo ngagetin tau gak?! " kesalnya, dia tuh lagi pusing tujuh keliling, kepala nyut nyutan,juga dengan badannya yang tiba-tiba terasa tidak enak.
Orang yang berada di sampingnya hanya cengengesan dan menunjukkan dua jarinya tanda peace, "Hehe maap bree. "
"Lo kok bisa disini Lang? " tanya Azar heran.
"Sekolah dibubarin,"
"Terus lo bisa nyampe sini gimana?" Sabar le, sabar.
"Gue tadi ngikutin Melli, you know gue khawatir kalau dia kenapa napa dan ya sekarang gue duduk sama lo. "
"Terus Melli? "
"Dia jenguk Dhea didalam, katanya udah sadar" Jawab Gilang tenang.
"Oh-LO BABI EMANG! KENAPA GA BILANG BANGSAT?! " untung saja tangannya tak reflek memukul sang teman, jika saja itu terjadi auto gaboleh masuk.
"Lahkan lo gtnya bambangg! "
Dengan segera Azar bangkit dan berjalan memasuki ruangan meninggalkan Gilang yang misuh misuh tidak jelas, dan ternyata sudah ada bunda Anin, ayah Dewa dan Melli yang berdiri agak jauh dari ranjang pasien melihat kerja dokter yang memeriksa Dhea, takut jika ada kesalahan.
Contohnya, menyuntik dibagian kepala. Jika itu terjadi ntah bagaimana bentuk kepala yang bulat itu akan menjadi apa.
'Astaga, dasar keluarga keras kepala! sudah ku suruh untuk menunggu diluar malah masuk ke dalam! ' kesal dokter yang memeriksa Dhea.
"Bagaimana keadaannya dok? " tanya bunda Anin yang terlihat khawatir.
"Semuanya baik, hanya menunggu lukanya kering, dan jangan terlalu banyak bergerak untuk sementara waktu. "
Semua yang berada disana mengucap syukur atas keselamatan teman, anak , juga kekasih mereka. Mereka berharap kedepannya dapat hidup seperti sedia kala, tak ada kejadian seperti ini lagi.
"Sesuai dengan pasal 340 KUHP, dengan ini terdakwah dijatuhi hukuman seumur hidup atas kasus pembunuh berencana! " palu telah diketuk, terdakwah telah dijatuhi hukuman dan korban telah mendapat keadilan.
"Nggak!DISINI GUE KORBANNYA kenapa malah dihukum? aaaku nanti gabisa ketemu ayang lagi" Mentalnya kini sudah rusak karena tekanan dari berbagai pihak, tak ada yang mendukung karena sang ibu memilih bunuh diri.
Sedangkan ayah tiri dan keluarganya tak ada yang memperdulikan, bagai ada namun tak dianggap. Kini karma telah berbalik padanya, semua perbuatan dimasa lalu mendapatkan balasan.
Disisa kewarasannya, Xena berharap dapat kembali kemasa lalu atau diberi kesempatan kedua untuk menanggung perbuatan buruknya. Tidak semua antagonis bersifat jahat, mereka hanya salah pergaulan, didalam lubuk hati mereka masih memiliki kebaikan yang tersisa namun terselimuti oleh sifat negatif mereka.
"Andai gue masih punya kesempatan kedua" Harapnya, setiap malam ia berdoa, tak peduli akan terkabul atau tidak yang terpenting ia sudah mencoba dan berusaha.
Kini hari harinya dilakukan dipenjara, beradaptasi dengan lingkungan baru, berusaha menjadi lebih baik, walau mentalnya sedikit terguncang.
Xena Magareta, seorang gadis yang harus menjalani sisa hidupnya dipenjara karena perbuatannya sendiri, berani melakukan, berani bertanggung jawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
KIRANA | END
Teen Fiction#ROMBAK ⚠banyak kata kasar,tidak untuk dicontoh! KIRANA yang memiliki arti sinar dan cantik. Seperti dia yang selalu menyinari kehidupannya, yang selalu menjadi sinar dikala kegelapan datang. Dia, cantik. . . Secantik bunga yang baru saja mekar se...