21 : Kelabu

776 159 105
                                    

Vote vote vote!

Ada sekitar lima gadis muda tiba pagi ini di YJ Boutique untuk melakukan Interview. Dan Juni mengajukan pertanyaan general pada ketiganya yang diinterview secara bergilir. Tidak terlalu sulit apalagi teoritis sampai membuat kening berkerut karena Juni juga tidak berpengalaman melakukan interview kerja kepada orang lain.

Tetapi, karena Dae menegaskan bahwa dia harus berani, maka Juni pun mana mungkin bersikap seperti pecundang. Dia bakal malu. Mau ditaruh dimana harga dirinya di depan Dae yang arogan itu?

Sebelumnya, Juni sudah memeriksa berkas Curiculum vitae yang diberikan Dae dan benar bahwa kelimanya merupakan fresh graduate dari sekolah kejuruan desainer. Mereka semua punya kualitas dan nilai-nilai yang bagus, deskripsi diri dituai dalam kolom dengan pemaparan yang jelas dan membuat Juni kagum. Berpikir bahwa, dia tidak perlu mendengar banyak hal. Saking bagusnya ke-lima gadis muda itu sampai-sampai membuat Juni bingung untuk memilih. Lagipula dia cuma butuh dua orang saja dan YJ Boutique juga bukan sebuah perusahaan fashion. Cuma butik kecil di kawasan Itaewon yang bangunannya berseberangan dengan Leciel, restoran viral itu.

Ditambah lagi, rupanya Dae secara khusus menanyai mereka satu persatu terlebih dahulu. Juni hanya tinggal menyesuaikan pilihannya saja sesuai hatinya.

Juni pun menentukan pilihannya pada dua orang. Pertama, gadis berambut panjang. Dia bilang dia gadis keturunan Jepang bernama Sakura. Cantik sekali dan juga berbicara lemah lembut. Kedua, gadis berambut pendek dengan stelan casual, khas sekali dengan topi baretnya, bernama Yujin.

Usai menghubungi Sakura dan Yujin mengenai kelulusannya bekerja di YJ Boutique, Juni pun menutup butiknya lebih awal. Entah mengapa hari ini dia kelelahan. Tadi dia juga pergi berangkat dengan Dae. Walau dia sudah dibelikan mobil baru oleh lelaki itu, tapi rasanya, menyetir pun dia rasa tak sanggup.

Juni. Cuma. Butuh. Tidur. Titik!

Oh ya, satu lagi, es krim alpukat. Dia ingin makan itu.

Tetapi, sejak melihat Sophia Ainsley tiba pagi ini dan pergi satu jam kemudian, Dae belum juga bisa dihubungi.

Ada apa sebenarnya?

"Sean!" Juni melambai pada Sean yang barusan saja mengantarkan pelanggan setia Leciel-seorang ibu-ibu ke luar. Dia langsung mencari sumber teriakan nyaring itu. Senyum Sean langsung terkembang.

Aduh tampannya bule satu itu. Senyumnya kalem sekali.

"Hai," Sean melambaikan tangan. Suaranya agak dikeraskan. "Tutup lebih awal?!"

Juni mengangguk.

"Mau menyebrang?"

Kedua kalinya Juni mengangguk.

"Tunggu di sana ya!"

"Oke."

Lalu, Sean menyeberang untuk Juni, menuntunya tanpa memegang tangan sampai ke Leciel.

"Tidak bawa mobil?"

"Aku pergi bersama Dae."

"Oh," Sean mengangguk. Ada sesuatu pada ekspresinya kala Juni menyebut Dae.

"Apa Dae ada?" tanya Juni.

"Dia tidak di sini."

Seketika angin dingin berdesir melewati hati Juni.

"Dia kemana?"

"Itu, um, ada urusan," kata Sean. Kemudian tersenyum ramah pada pengunjung yang mau masuk. Sean membukakan pintu dan berujar ramah. "Selamat datang lagi, oh, kau mengubah warna rambutmu. Sangat bagus!"

 I Hate To Love You [Tamat] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang