.
.
.
.
.
Faras hanya bisa menggeleng heran saat mendapat kabar dari Nath, bahwa dia akan membawa pulang Raka kerumahnya, perlu digaris bawahi, rumahnya disini adalah rumah mewah Nath, bukan rumah petak sederhana milik Raka."Sepertinya sahabat gue satu itu sudah gila." Faras bergumam lirih, saat ini dia tengah menunggu Jatna diparkiran sekolah. Karena wakil ketua osisnya itu memaksa ingin melihat keadaan Raka.
"Lo kenapa ngomong sendiri kayak orang gila?" Faras memutar bola matanya kesal.
"Udah diem, ayo cepetan!" Jatna merengut saat Faras justru mendahuluinya masuk kedalam mobil.
"Dasar es batu." meskipun kesal, taoi Jatna tidak bisa menendang Faras sekarang. Karena dia masih ingin melihat Raka dan Faras yang tau dimana Raka dirawat.
"Kita kemana?" Faras melirik sebentar pada Jatna.
"Jalan saja, nanti gue yang arahin." Jatna tidak bisa melakukan hal lain kecuali mengiyakan keinginan Faras.
"Harusnya tadi gue ajak Aksa sekalian biar dia minta maaf ke Raka ya." Faras langsung menatap Jatna tajam.
"Gak usah aneh-aneh bawa pacar lo itu kehadapan Raka, cukup mereka ketemu di kelas." Jatna langsung terdiam saat mendengar ucapan dingin Faras. Sepertinya Faras benar-benar marah pada tiga orang itu.
"Iya iya, ini kemana lagi?" Faras kembali memperhatikan jalan saat Jatna bertanya.
"Ke kiri, nanti ada perempatan kedua ke kiri lagi." Jatna benar-benar mengikuti arahan Faras, tapi dia mengernyit bingung. Tempat ini lumayan jauh dari sekolah, dan setahunya rumah sakit terdekat dari sekolah mereka sudah kelewatan jauh.
"Lo gak salah jalan Ras?" Faras diam dia hanya fokus pada jalan dihadapannya.
"Setelah ini ambil kanan kita putar balik sedikit." Jatna hanya mengangguk, dia sebenarnya tidak tau kemana Faras akan membawanya.
"Berhenti didepan sana, tanah lapang itu." Jatna semakin mengernyit saat Faras memintanya berhenti.
"Lo yang bener aja dong Ras!" Fqras hanya menghela nafas dan melirik kearah Jatna.
"Lo mau ketemu Raka kan? Ayo, kalau lambat gue tinggal." Jatna berdecak namun tetap mengikuti langkah Faras yang berjalan masuk kedalam gang.
Jatna yang selama ini tinggal dilingkungan mewah tentu saja sedikit tidak nyaman saat harus berjalan memasuki gang yang bahkan hanya bisa dilalui satu mobil itu.
"Ini rumah siapa?" Jatna sekali lagi tidak mendapat jawaban dari Faras yang sudah dengan seenaknya membuka pintu rumah letak itu.
"Lo kalau banyak tanya, lebih baik pulang!" Jatna menggeleng, dia mengikuti langkah Faras yang masih berhenti diambang pintu.
"Jangan berisik sialan, anak gue baru aja tidur!" Jatna melongo saat melihat kehadiran Nath dari dalam rumah, ditambah lagi Nath mengatakan soal anak.
"Nath?! Lo tinggal disini sekarang? Lo diusir sama bokap lo?!"
Plak
"Udah dibilang jangan berisik!" Jatna mengelus pundaknya yang baru saja dipukul Faras.
"Raka baru aja tidur, kalau sampai dia bangun karena lo berisik, lo gue tendang Jatna!" Jatna menatap ngeri pada Nath, tapi dia langsung melihat sekeliling saat mendengar nama Raka disebut.
"Ini rumah Raka?" baik Faras maupun Nath mengangguk bersamaan.
"Iya, ayo masuk, tapi inget jangan berisik. Rumah ini gak segedong rumah lo yang harus teriak kalau mau manggil orang!" Jatna tersenyum malu, padahal rumah mereka bertiga kan sama saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dejavu
FanficRaka hanya ingin semua baik-baik saja, dia hanya ingin sang bunda tetap tersenyum bahagia. Raka akan melakukan apapun untuk mewujudkan mimpinya itu, termasuk melakukan hal yang sangat tidak mungkin. Saat dia dan segala mimpinya diremehkan, hanya Gan...